[SEBAGIAN PART DIHAPUS]
"Bisa nggak, sih, lo diem? Sehari aja jangan ganggu gue!"
"Lo mulai duluan. Yang kasih kaos kaki ke mulut gue siapa?"
"Dih, elo yang kemarin matiin lampu kelas waktu gue lagi piket!"
"Lo yang kasih kecoa di sepatu gue!"
"Tapi...
Aku hanya berpura-pura tidak tahu akan semua ini, padahal jauh dari lubuk hatiku sangat mengharapkan ini terjadi.
****
🍁-Happy Reading-🍁
Sore ini sesuai permintaan Rey di sekolah tadi untuk belajar bersama dengannya. Rachel terduduk di kasur sambil menunggu laki-laki itu mandi, ia menyetel lagu favorit korea kesukaannya yang beranggotakan 9 orang laki-laki tampan.
Bibirnya tak henti-henti bersenandung pada bagian-bagian lagu yang ia hapal. Pintu kamar mandi terbuka, nampak Rey yang telah mengenakan pakaian santai seperti biasanya.
Rambut hitamnya masih basah, hingga tetesan air mengenai baju yang dikenakan.
"Handuknya di pake, rambut lo masih basah netes-netes tuh kebaju," cibir Rachel melihat kelakuan suaminya yang seperti anak kecil.
"Cie, perhatian banget." di balasnya dengan godaan.
Rachel berdecih, beranjak dari posisinya untuk menghampiri Rey yang berada di depan cermin besar. Gadis itu mengambil alih handuk putih yang hanya di selempirkan di bahu kanan laki-laki itu.
"Duduk cepet!" titah gadis itu yang langsung di turuti Rey.
Merasa bingung dengan apa yang di lakukan Rachel, yang bisa Rey lakukan hanya melihat gerak-gerik Rachel dari cermin yang terpantul.
Dalam beberapa detik laki-laki itu sempat terpaku merasakan usapan handuk di kepalanya. Rachel di belakangnya sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk agar tidak lagi menetes karena masih basah.
Jantung Rey berdetak tak karuan, ia tidak tahan untuk menyembunyikan senyumnya. Laki-laki itu memperhatikan lewat cermin gadis berkuncir satu yang serius dengan rambutnya.
Rey terdiam saat Rachel membuka laci di hadapannya, diambilnya sebuah alat pengering rambut berwarna hitam. Gadis itu menyolokkan kabelnya.
'Jantung apa kabar lo? Sehatkan?'-ringis Rey dalam hati. Sebelah tangannya terulur memegangi dadanya yang berdenyut-denyut.
Beberapa menit Rachel terfokus mengeringkan rambut Rey dengan bantuan hairdryer di genggamannya.
"Nah, udah selesaikan." ucap Rachel dengan wajah senang.
Senyuman laki-laki itu mengembang, "Thanks Rachel." Rey mengelus lembut kepala gadis di hadapannya.
"Sama-sama. Sana langsung tunggu bawah, jangan lupa bukunya lo bawa. Gue mau kamar mandi dulu," setelah mengatakan itu Rachel melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.
Rey berdiri, menatap dirinya dari pantulan cermin.
"Woi, itu siapa di cermin ganteng banget?" tanya Rey dengan wajah serius yang dibuat-buatnya.
Laki-laki itu asik berbicara sendiri dengan pantulannya, dan isi pembicaraan tidak lebih dan tidak kurang memuji dirinya sendiri.
"Gila sih bro, lo ganteng banget emang." Rey mengusap rambut legamnya keatas, sambil memainkan kedua alisnya dan berujung mengedipkan matanya sebelah.
Mendengar pintu kamar mandi yang akan terbuka, laki-laki itu berlari keluar kamar. Menuruni anak tangga dengan langkah santai, sesekali menyenandungkan lagu yang mewakili perasaan yang sedang dirasakan saat ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.