✓USBN

24.7K 1.3K 60
                                    

Melihat kamu tersenyum walau alasannya bukan karena aku, tetap aku rela walau rasa sakitnya luar biasa.

***

🍁-Happy Reading-🍁

Senin ini kelas 12 sedang melaksanakan USBN, di hari pertama mereka akan di uji dengan soal agama dan Ppkn. Dalam satu kelas murid dibagi menjadi 2 ruangan.

Karena nama Rachel berada pada akhir-akhir abjad, ia tidak seruangan dengan Alena, Jessica, Leo dan Marcel. Dan Rachel hampir melupakan Devan yang ternyata beda ruangan juga.

Keheningan di ruangan terasa, di depan sana ada satu guru wanita dari sekolah lain serta guru laki-laki yang mengawasi dari kursi paling belakang.

Rachel kebagian duduk di barisan ke tiga deret kedua, yang duduk di belakangnya ada Regan, dan untuk yang paling belakang ada Rey disana. Rachel sempat menoleh ke belakang, laki-laki itu asik dengan pulpen di tangannya.

Mungkin karena pengawas laki-laki yang duduk disebelahnya, membuat Rey menjadi tidak bisa berkutik sedikitpun.

Seperti biasa, soal yang di ujikan dalam mata pelajaran agama tidak jauh-jauh dari hukum tajwid, untungnya Rachel sempat diajarkan materi itu oleh Rey. Dan Rachel sangat bangga saat mengetahui Rey pintar dalam pelajaran agama. Contoh imam yang baik bukan?

Dua jam berlalu, pengawas memberi instruksi agar murid-murid mengumpulkan kertas jawaban. Satu-persatu murid mulai maju ke depan untuk mengumpulkan, bahkan Rey juga sudah ke depan. Setelah itu Rachel melihat Rey sudah berjalan keluar ruangan dengan riang sembari merangkul Regan.

 Setelah itu Rachel melihat Rey sudah berjalan keluar ruangan dengan riang sembari merangkul Regan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hai Chel, gimana ujian tadi?" tanya Devan yang sudah duduk di sebelahnya.

Saat ini mereka berdua tengah duduk di kursi panjang tepat berada depan kelas 12 MIPA 4 yang dijadikan sebagai ruangan mereka. Diberi waktu setengah jam untuk belajar sebelum di uji pelajaran kedua.

"Lumayan sih, untung gue kemarin malem sempat belajar sama__" Rachel menggantungkan ucapannya hampir saja ia akan menyebutkan nama Rey.

Devan menautkan alisnya, menanti jawaban Rachel yang terputus. "Sama?" tanyanya.

"Sama Regan kok," alibi gadis itu.

Tidak salahkan? Rachel dan Regan sepasang saudara kembar. Dan seharusnya Devan tidak akan mencurigai hal ini, keduanya saling terdiam. Rachel kembali membaca buku paket Ppkn yang di pinjam Rey waktu itu di perpustakaan.

"Masih nggak nyangka aja sih, lo dan Regan kembaran. Kalian tuh beda banget sifatnya," ucap Devan tiba-tiba.

Rachel terkekeh, "Sifat gue sama dia emang beda banget dari lahir. Kalau gue tuh yang bagus-bagusnya, kalau dia sih yang buruk-buruknya." jelas Rachel di sambut tawaan lucu dari Devan.

Mereka berdua belajar bersama saling bertukar pertanyaan pada materi yang kurang di mengerti keduanya. Banyak tatapan dari teman seangkatan yang merasakan kedekatan mereka bukan hanya sebatas teman, bisa saja lebihkan.

"Chel, setelah UN nanti gue mau ajak lo ke suatu tempat. Mau kan?" ajak Devan, tatapannya penuh harap.

Dehaman Rachel berusaha untuk mengurangi rasa bingungnya. Entah apa yang harus Rachel jawab, ia tidak tahu.

"Enggak bisa, Rachel udah ada janji sama gue."

Rangkulan tangan di leher Rachel sempat membuat gadis itu terdiam kaku. Rey sudah duduk di sebelahnya dengan tatapan tengilnya itu.

"Gue nanya Rachel bukan lo!" sinis Devan tak suka.

Ini yang paling Devan tidak suka, dimanapun Devan berdua bersama Rachel, tiba-tiba Rey datang mengganggu mereka. Devan akui Rey adalah rival yang sangat licik. Pertarungan akan selalu dimulai, dan pantang untuk Devan menyerah.

"Gue hanya mewakili suara hati Rachel aja kok, masalah buat lo?" tanya Rey dengan mengangkat sebelah alisnya.

Rangkulan tangan laki-laki itu pada leher Rachel belum terlepas. Sengaja tujuannya untuk membuat Devan panas. Seru bukan?

"Rey, jangan macem-macem." Rachel memberikan tatapan tajamnya, di balas Rey dengan mengusap kasar wajah gadis itu.

"Lepas deh tangan lo dari Rachel, dia risih liat tingkah lo!" cibir Devan terang-terangan. Ia menjadi risih sendiri melihat Rey semakin menyebalkan serta membuat emosinya naik pitam.

Mendengar perkataan rivalnya, dengan senang hati Rey melepaskan rangkulannya dengan sukarela. Bagus, Devan sudah panas melihat perlakuan dirinya pada Rachel.

"Nanti gue kabarin lagi ya Lan, chat gue aja takutnya gue lupa." balas Rachel sambil tersenyum.

Devan mengangkat jari jempolnya. Tunggu semuanya itu ada waktunya Reyvan, lihat saja ia akan balas semua tingkah menyebalkan rivalnya.

"Ya ampun Chel, ngapain sih lo mau chat si kampret ini? Buang-buang kuota lo aja deh," dengus Rey kuat-kuat.

"Sirik banget sih lo, kenapa nggak pernah chattan ya sama Rachel? Kasian juga lo!" di balas ejekan Devan.

Rey mendelik tajam, kurang ajar juga Devan kalau di biarkan lama-lama.

'Gue nggak perlu chattan kali, tiap di rumah juga ketemu'-batin Rey tertawa kencang.

Kedua laki-laki itu saling memberi tatapan tajam penuh siratan, Rachel meneguk salivanya susah payah. Pasti akan ada keributan disini, Rachel berharap ada Dewi Fortuna membantunya untuk saat genting.

Bel berbunyi nyaring, helaan nafas lega Rachel mulai terdengar. Satu-persatu siswa-siswi mulai memasuki ruangan masing-masing.

Rachel berdiri dari duduknya menarik ujung seragam yang di kenakan Rey.

"Lan, mending lo masuk ke ruangan sana. Nanti yang ada kalian ribut kalau tetep nanggapin Rey, lagian ujian juga mau di mulaikan." ucap Rachel lembut, Rey yang melihat itu bersidekap tangannya di dada. Memutar bola matanya malas.

"Noh, dengerkan udah di usir lo!" ketus Rey.

Buru-buru Rachel menarik lengan Rey, pandangannya langsung teerarah kepada dua pengawas yang sedang berjalan di ujung koridor menuju ruangannya.

Rey merangkul bahu Rachel erat, memberikan kesan kalau gadis ini hanya miliknya, dan hanya untuknya. Rachel menoleh ke belakang, Devan masih berdiri di posisi awalnya, kedua tangannya mengepal.

Acara belajarnya kali ini terganggu karena tingkah kedua laki-laki itu. Rachel berdoa agar soal yang di ujikan bisa terisi dengan mudah, setidaknya mata pelajaran Ppkn Rachel harus mendapatkan nilai diatas kkm, begitupun harapan Rachel pada nilai Rey nanti.

************************************

Hai Readers double up nih, senang nggak??

Tim #RachelReyvan or #RachelDevan, mana suaranya???

Author lagi semangat banget buat nulis cerita ini, semoga sekitar akhir Maret atau April ceritanya tamat deh. Soalnya author punya cerita baru yang nggak kalah zeruuu yakin.

Ayo votement ditambahin, silent Readers mending jauh dah wowkowkwk...

Karena maraknya virus covid'19 para Readers tetap jaga kesehatan kalian ya, jangan lupa saling mendoakan sesama agar virus ini cepat pulih. Aamiin.

Buayee semua....

Tertanda author baik.
@andini.h28

Thanks Readers 😘

REYRA🍁 [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang