MMF: Park Jimin dan Lee Yura

948 73 5
                                    

Sepasang suami istri tengah terbaring di atas ranjang besar mereka, dengan posisi berpelukan satu sama lain, mereka tampak sangat kelelahan, hingga tak sadar bahwa pagi telah menyambut mereka.

Kamar hotel itu telah menjadi saksi bisu tentang apa yang  terjadi pada mereka semalam, biarkan mereka yang tahu.

Mata si istri mulai terbuka, mengerjap beberapa kali setelah nya menyadari bahwa dia masih menempati hotel yang sama seperti semalam, yang artinya dia tidak mimpi. Dia bahagia kini telah memiliki pria yang sangat dicintainya,

'' Margaku sudah berubah, Park Jimin... aku Park Yura..'' wanita itu mengusap lembut wajah pria yang terlelap di depannya.

Berusaha untuk beranjak dan menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

.

.

.

'' Sayang, nanti kamu mau punya anak berapa?''

Pria dengan tinggi 173 cm itu merangkul pinggang sang istri, menikmati hembusan angin di balkon rumah megah mereka.

Ya, sudah 2 minggu mereka pulang dari hotel itu.

'' Terserah kamu aja, aku menerima berapapun yang tuhan berikan..'' jawab Yura.

Jimin tersenyum, '' Bagaimana kalau kita memiliki anak kembar, pasti sangat menyenangkan..''

Yura terdiam sesaat, '' Apa itu sebuah harapan?''

Jimin membeku, sebenarnya kalaupun kembar tidak apa apa, tapi melihat mata interogasi dari istrinya, nyalinya agak menciut.

Pasangan muda itu sempat terpisah untuk beberapa saat, dikarenakan jadwal Jimin yang padat, dan pastinya sikap minder dari wanitanya.

'' Jim, bagaimana kita bertemu dahulu? ''

Jimin terkekeh, Yura memaksa dirinya untuk mengingat kejadian lucu saat itu, disaat Jimin tak sengaja masuk ke toilet wanita di tempat konsernya, dan menjadi pandangan pertama mereka, setidaknya saat Yura melemparnya dengan kotak make up.

'' Aku agak minder saat itu, penggemarmu membuatku merasa untuk mundur saja, mereka menatapku penuh ancaman, aku mestinya waspada, ''

Lagi dan lagi Jimin tertawa bebas, Yura benar benar polos hingga mengira bahwa orang biasa tak bisa menikahi ataupun dekat dengan seorang idola.

'' Yura-ya.. aku tidak bisa memprediksi siapa jodohku nanti, aku juga tidak bisa memilih diantara kebanyakan wanita, mereka tak dapat dipercaya. Tapi tuhan menciptakan toilet untuk tempat kita bertemu, aku ingin berterimakasih pada arsitek toilet itu,''

Yura memukul lengan Jimin, sementara pria itu tertawa mengenang masa masa itu.

'' Terimakasih, ''

'' Untuk aku memukulmu dengan kotak make up waktu itu? ''

Jimin lagi lagi tertawa, '' Terimakasih sudah menerimaku ke dalam hidupmu.. aku akan selalu mencintaimu dan menjagamu, ''

Wajah Yura memerah, dia segera memeluk suaminya itu, dengan perasaan terharu dan malu.

.

.

.

Senyuman tak pernah hilang dari wajah Jimin sejak dokter mengatakan bahwa janin yang dikandung Yura adalah anak kembar.

Prediksi secara tak sengaja waktu itu benar benar terjadi, dia terus terusan berterimakasih pada Yura dan memeluknya,

'' Jim, kamu bahagia?''

'' Tentu sayang, mereka akan menjadi anak anak gagah saat sudah lahir nanti, ''

Yura tersenyum, '' Dukung aku untuk melahirkan keduanya, ''

Jimin terdiam, dia tahu pasti rasanya sangat menyakitkan apalagi ada 2 bayi. Mungkin juga bayinya gemuk. Jimin segera menepis perasaan buruk itu jauh jauh,

'' Baik sayang, untukmu dan anak kembar kita,''

.

.

Pagi ini Jimin muntah muntah dan merasa tak enak badan, dokter bilang dia morning sickness.

Yura memang tak tega melihat suaminya ini mengalami apa yang seharusnya dialami olehnya,

" Sebaiknya aku yang mengalami ini,"

Jimin yang mendengarnya langsung tersenyum, " Tidak apa apa sayang, mungkin nanti saat ada anak ketiga, kamu yang akan mengalami.. "

Bruk!

Satu pukulan bantal sampai di wajah Jimin, 

" No no, cukup 2 aja,aku nggak mau nambah lagi..  Aku mau pasang KB,"

Jimin hanya tersenyum miris, " Bagaimana nasib jono ku?"

.
.
.

Suasana panik tengah mengiringi keluarga Lee dan Park lantaran Yura mengaku perutnya sangat sakit, dan dokter bilang dia harus melahirkan hari ini juga.

Jimin tak henti hentinya bolak balik di depan ruan bersalin.

Orangtuanya berusaha menenangkan Jimin agar tidak begitu panik,  akan tetapi harusnya mendoakan keselamatan ketiganya.

Tak lama kemudian...

Oekkkkk oekkkkk

Suara bayi terdengar sangat keras bersahut sahutan, Jimin mendongak kan kepalanya dan lantas tersenyum serta memeluk ibunya, rasa bahagia tak bisa ia tahan lagi kali ini.

Setelah dokter mempersilahkan Jimin untuk masuk, betapa girangnya Jimin saat itu, ia sudah menjadi seorang ayah, namun masih ada sedikit kekhawatiran terhadap keadaan istrinya.

Namun semua hilang ketika ia melihat Yura tengah menyusui salah satu bayi kembar mereka, yang satunya tengah tidur pulas.

.

" Namanya Yunhyeong dan ini Yogeum...  Mereka lucu sekali,  aku sangat berharap mereka menjadi orang yang dikenal dan dihormati sepertiku.."

Yura tersenyum melihat Jimin mengatakan hal itu sambil menimang Yogeum.  Kebahagiaan yang tak akan pernah tergantikan baginya.

" Terimakasih sayang,  sudah melahirkan mereka berdua ke dunia.." Jimin mengecup kening Yura.

Yura mengangguk dengan penuh tahan haru, baru kali ini dia melihat Jimin menangis,  dia sangat bersyukur bisa diberi kesempatan untuk melihat kedua anaknya..




Tbc

Selesai sudah masa masa flashback
Kembali pada cerita umum nya ya...

Semoga masih suka dan enjoy
Jgn lupa votement ya

Big Hit Family Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang