Sejak pukul 9 pagi tadi toko Hoseok buka dan menerima pelanggan. Hoseok meraup 9 juta per minggu dari toko yang ia bangun 3 bulan sebelumnya ini.
Terkadang sepulang sekolah, Beomgyu singgah dan ikut membantu, begitu juga dengan Beomshin dan Taerin, istrinya.
Pelanggan pagi ini begitu banyak, Hoseok agak kesulitan untuk melayani mereka. Untungnya Beomgyu siap siaga membantu sang ayah, Beomgyu yang baru saja pulang dari agensi itu memilih untuk menikmati sensasi menjadi orang kaya yang memiliki toko pakaian sebesar ini.
Kebanyakan pelanggan akan fokus pada anak dan ayah itu, karena lebih verah daripada silaunya cahaya lampu toko.
'' Appa makin sukses disini, '' ucap Beomgyu.
'' Benar, appa memang pintar mencari peluang usaha,'' ucap Hoseok.
Toko itu akan tutup pada pukul 5 sore nanti, dan Hoseok akan selalu membawa kredit full money ke rumah.
.
.
.
'' Sekali lagi, satu...dua..tiga..''
CEKREK!
Jungkook tengah melakukan pemotretan untuk barang branded milik Louis Vuitton.
Setelah selesai berpose, Jungkook mengganti kostum nya dan duduk di salah satu kursi sambil membaca daftar jadwal kerjanya minggu ini.
Akan ada 3 hari syuting dan juga 1 hari pemotretan barang lain. Jungkook menghela nafas, haruskah ia memulai usaha di rumah saja seperti Namjoon dan juga Jimin?
Tapi semuanya sudah terlanjur diterima, Jungkook harus menjalaninya dan memanfaatkan waktu dengan baik agar waktu bersama keluarga tak terganggu.
'' Appa sudah siap?'' Soobin muncul dari ruang belakang.
Jungkook mengangguk, segera pamit dan mengambil jaketnya lalu berjalan keluar gedung bersama anak sulungnya.
''Appa, bisakah kita belanja sebentar?''
'' Tentu!''
Jungkook dan Soobin melanjutkan berjalan ke salah satu market kecil dalam gedung, membeli beberapa jajanan Soobin dan lanjut pulang ke rumah.
.
.
Shift malam sudah lewat, saatnya Seokjin pulang ke rumahnya. Tak lupa membawa jas putih dan mencuci tangannya terlebih dahulu agar bebas dari beberapa bakteri.
Seokjin memasuki mobilnya, meletakkan tas dokternya dan membawa mobilnya menuju market untuk membeli pesanan anak bungsunya.
Jeena meminta es krim dan juga beberapa makanan ringan, sekalian saja Seokjin melihat bahan makanan dan mungkin koleksi panci terbaru untuk istrinya.
SKIP
Seokjin membuka pintu belakang dan meletakkan beberapa kantung belanjaan di sana, ia melirik jam tangan dan sudah pukul 8 malam, saatnya pulang bertemu keluarga kecil tercinta.
Mobilnya menembus ramainya jalanan Kota Seoul di malam hari, selang beberapa menit ia akhirnya sampai ke komplek perumahan nya.
Memarkirkan mobilnya di pekarangan rumah, Seokjin keluar dari mobil dan sudah ada Kai yang menunggu di depan pintu masuk.
'' Bantu appa bawa belanjaan,''
Kai dengan senang hati membawa beberapa tentengan besar ke rumah, sedangkan Seokjin membawa jas dan tas dokternya ke rumah sambil sedikit melonggarkan dasinya.
'' Appa lelah kan? Jeena urut ya?''
Seokjin tersenyum dan menerima tawaran putrinya itu walaupun urutnya tak terasa sama sekali, tapi cukup untuk membuat lelahnya berkurang.
Malam itu menjadi malam yang melelahkan bagi semua orang karena bekerja keras dari pagi sampai malam berharap mendapat penghasilan dan pengalaman yang lebih baik lagi.
'' Lebih baik Appa tidur, ayo appa..''
Seokjin tersenyum dan mencium kening putrinya itu, Jeena yang tau bahwa sang ayah sudah mengantuk itu menghentikan pijatan dari tangan kecilnya dan menyuruh ayahnya untuk beristirahat agar tak lelah lagi.
Beruntungnya memiliki anak perhatian sepertinya, gadis kecil yang manis dan remaja laki laki yang mengerti keadaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Big Hit Family Story
Fanfiction(TAMAT) Inilah kisah tentang keluarga BTS dan anak anak mereka yang disebut TXT dengan segala kepintaran mereka yang diatas rata rata.