sembilan

623 157 23
                                    

post-it!



"Han?"



Yohan mengerjap cepat. Tersadar dari lamunannya. Ia menoleh gagap pada Seungyoun yang menatapnya dengan bingung.



"ngelamunin apa? tadi denger ga gue ngomong apa?"



"huh? Oh! Iya, sama-sama Hyung," Yohan tergagu, lalu berdiri dari duduknya dan dengan cepat berjalan menuju dapur.



Seungyoun yang menatap punggung Yohan semakin kebingungan. Ia hanya memiringkan kepala, mengira-ngira apa yang terjadi dengan Yohan.



.
.
.





Yohan menghela napas lega begitu sampai di dapur. Maniknya menatap Hangyul yang mengupas buah dan Sejin yang menyiapkan makan untuk Seungyoun.






"oh, han. Kenapa? Butuh apa?" tanya Hangyul begitu ia selesai mengupas buah.





Sejin menoleh, tersenyum pada Yohan. "haus?" tanya Sejin.





Lihat, dia bahkan baik sekali. Yohan mah apa atuh:(





Yohan menggeleng tapi juga mengangguk, membuat Sejin terkekeh, gemas dengan tingkah orang yang baru dikenalnya hari ini.





"ternyata bener ya, Yohan gemesin,"




"huh?"




Bibir Sejin terkatup, terlihat salah tingkah ia mulai mengangkat nampan berisi makanan Seungyoun.





Hangyul batuk untuk memecahkan kekosongan pada percakapan mereka membuat Yohan semakin bingung dan tidak mengerti maksud dari ucapan Sejin barusan.






"tadi Sejin hyung nanyain soal lu, terus gue bilang aja lu gemesin tapi kadang kayak macan,"





"Hangyul!!!"




Sejin terkekeh lalu menyerahkan nampan yang ia pegang ke Yohan.





"boleh tolong bawain, han? Aku mau ngambil obat Seungyoun,"





"o-oh, boleh Hyung.."





Nampan berhasil berpindah tangan. Kini Yohan menatap punggung Sejin yang menghilang dibalik pintu tidak begitu jauh. Yohan yakini itu kamar Seungyoun.





"Han? Ayo ke ruang tengah," ajak Hangyul, membuyarkan pandangan Yohan pada arah di mana Sejin menghilang.





.
.
.




"makasih, loh.." ucap Seungyoun dengan kekehan khasnya setelah selesai makan dan minum obat.




Woojin dan Hangyul hanya memberikan gestur 'oke' sementara Yohan hanya tersenyum.




"makanya.." Sejin membuka suara, menatap Seungyoun yang juga menatapnya.




Seungyoun sudah mengeluarkan wajah tidak sukanya, padahal Sejin belum bicara apa-apa.



"kalo pusing tuh ga usah ditambah kelayapan ke mana-mana,"



"iya tuan muda.."



"dibilangin ngeyel!"




"bawel!"




"awas ya nelpon aku kalo sakit, nangis-nangis nyuruh dateng,"




"iwis yi nilpin iki,"



Sejin yang kesal pun akhirnya menghadiahi Seungyoun dengan dorongan kuat membuat Seungyoun terjatuh pada sofa dan tertawa terbahak.




Yohan tersenyum melihatnya, berbeda dengan Woojin dan Hangyul yang ikut mengejek Seungyoun.




Coba ingatkan sekali lagi..






Kenapa ya Yohan ada di sini?




"gyul.." panggil Yohan pelan




Hangyul menoleh, "kenapa han?"




"pulang yuk?"


.
.
.



"ehh, kalian pulang semua?" tanya Seungyoun cemberut begitu melihat tamu-tamunya yang sudah bersiap-siap.




Seungyoun menatap Sejin dengan memelas, "lo juga?"





Sejin menghela napas, berjalan mendekati Seungyoun lalu mengusap pelan pucuk kepala pemuda Cho itu.




Yohan menatapnya sebentar, lalu batuk dengan pelan sekali sekadar untuk melegakan tenggorokannya yang tiba-tiba kering.




"Youn, udah gede Youn, malu," kekeh Sejin dan mejentik pelan dahi Seungyoun.




"aku harus nemenin Sunho Hyung, dia besok punya projek baru,"





"ih, kan Sunho Hyung ngerti gue lagi sakit :("




Sejin terkekeh lalu kembali mengusap pucuk kepala Seungyoun, "cari pacar sana, biar tau gimana rasanya ninggalin pacar buat sepupu,"





Seungyoun mengerucut sebal. Sejin tertawa. Hangyul dan Woojin kembali mengejek Seungyoun.






Yohan?







Terdiam di tempatnya, mencermati dengan baik kata-kata Sejin baru saja.




post-it!

tbc

[✔️] post-it! ; younhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang