sebelas

609 136 7
                                    

post-it!



Pukul 11 pagi? Siang? Entahlah, yang penting adalah Yohan berdiri denganmengerecutkan bibir mengerucut lucu memandangi kertas dengan tulisan di pintu lokernya.






Ah, benar. Yohan masih punya urusan dengan woodz woodz ini.




Siulan terdengar dari arah belakang. Yohan berdecak, tahu dengan jelas itu siapa.





"woodz lagi? ga bosen dia?" tanya Hangyul sambil mengambil sticky note dan membacanya.





bubble tea kayaknya enak ya, Han?

semangat kelas siang!

-woodz






"coba deh lo tanyain orangnya sendiri," ucap Yohan risih dan memilih untuk membuka loker dan menarik cepat buku yang dibutuhkannya.





"eumm.."




Yohan menoleh. Hangyul bergumam dan tak sempat ia tangkap membuat kening Yohan mengerut.





"apa Gyul?" tanya Yohan




"huh? apa?" Hangyul malah tanya balik dan mengembalikan sticky note Yohan.




"mau makan siang bareng Seungyoun hyung ga nanti?" tanya Hangyul dengan alis di naik turunkan.






Yohan memutar bola matanya malas memilih untuk tidak menjawab Hangyul dan jalan meninggalkan sahabatnya itu untuk ke kelas siangnya yang menyebalkan.





.
.
.





Yohan menoleh kiri kanan dengan nampan berisi makan siangnya. Kelas selesai dengan cepat yang artinya ia bisa makan siang lebih awal.






Mencari bangku kosong di jam makan siang memang paling menyulitkan. Belum lagi orang-orang yang sudah selesai makan bukannya pergi tapi malah mengobrol sampai mereka bosan.





"mau di mana, han?" tanya Hyunsuk saat sudah menyelesaikan antrian makannya.






Yohan menatap sahabatnya dengan wajah sedih. Hyunsuk mengerjap bingung lalu menengok sekitar. Sial, mereka tidak punya tempat duduk.




"Yohan! Hyunsuk!"




Yohan dan Hyunsuk menoleh ke sumber suara. Lucas dan Seunghun sedang melambai, Mark datang dari arah berlawanan ikut melambai. Senyum Hyunsuk dan Yohan merekah dan langsung melangkah ke arah mereka.





"Hangyul dan Woojin?" tanya Yohan saat sudah sampai di bangku.




"oh, tadi ditarik Seungyoun Hyung. Tuh di sana," jawab Mark sambil menunjuk ke arah bangku tidak jauh dengan mereka.






Terlihat Woojin dan Hangyul yang terbahak dengan geng mereka yang lain. Ah, tak apalah. Itu hak mereka.




"oh iya, han. Woodz woodz itu masih ngasih lo sticky note?" tanya Lucas





Yohan mengangguk.





"lo masih ga punya clue apapun?" tanya Seunghun.






Yohan terdiam. Kepalanya kembali pada momen di mana ia menyusun sticky note-nya satu persatu.





Ada kebetulan menarik yang ia dapatkan. Tapi, masa sih?




Yohan menelan makanannya lalu menatap para sahabatnya.






"sebenernya gue punya pikiran, tapi.."






"tapi???" tanya Hyunsuk tidak sabar






Yohan menggigit bibirnya, "jangan bilang Woojin dan Hangyul.."





Kening mereka mengerut bersamaan, menatap bingung atas kata-kata Yohan. Kenapa hanya mereka yang boleh tahu? Dan tidak dengan kedua sahabatnya yang lain?






"kenapa?" tanya Mark






Yohan menghela napas.






"gue.."






Entah kenapa jantung mereka berdetak kencang. Apalagi Yohan yang siap tidak siap akan mengatakam keresahannya selama ini. Tentang siapa itu woodz dan apakah benar apa yang ia asumsikan woodz adalah orang itu.






"cepet han.." Hyunsuk tidak sabaran, ia bahkan menggenggam erat sumpitnya.






"g-gue curiga itu--"












"wooy, lagi asik ngapa nih!?"





Seakan jatuh dari lantai tertinggi, semua yang ada di bangku itu tersentak kaget dan memegang dada mereka masing-masing.




Yang menyapa menatap mereka dengan bingung. Yang disapa menatap kedua orang yang baru muncul dengan tatapan membunuh.




"ngagetin aja kampret!!!" teriak mereka semua




Tidak peduli telinga Hangyul dan Woojin berdenging, pula tidak peduli menjadi sumber tontonan satu kantin.





Pokoknya mereka kesal! Rahasia Yohan yang ia simpan sejak dua hari yang lalu urung terungkap!












Huh! Author hye juga kesel ngetiknya kudu gitu tapi!!








post-it!

tbc

[✔️] post-it! ; younhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang