dua

797 157 9
                                    

post-it!



Yohan sedari tadi hanya berguling-guling di tempat tidurnya. Tidak ada kuliah hari ini dan Yohan hanya menunggu jam untuk pergi bersama Hangyul membeli kado ulang tahun Woojin yang mereka janjikan tapi sampai saat ini tidak mereka berikan.




Kerjaan Yohan sekarang menatap dua sticky note kemarin yang baru saja ia keluarkan dari dalam tas.






Woodz? Siapa Woodz?





Yohan tidak pernah kenal seseorang yang menyukai kayu, entahlah itu hanya kesimpulan Yohan bahwa orang itu menyukai kayu.






Oh, atau orang yang suka menonton Toy Story? Woody. Hah, terserah!




Tapi demi Tuhan, semakin Yohan perhatikan semakin ia menyadari bahwa tulisan tangan ini tidak asing baginya.





Mungkin pernah ia lihat sekali dua kali tapi tidak sesering melihat tulisan tangan keenam temannya.





"huft.."





Yohan pasrah. Lebih baik dia bersiap untuk pergi.






.
.
.





Yohan datang lima belas menit lebih cepat. Sambil menunggu, Yohan memutuskan untuk membeli bubble tea. Dia sengaja tidak makan siang karena pasti Hangyul (yang hari ini kuliah) akan mengajaknya makan siang bersama.





Begitu selesai membeli bubble tea, Yohan mendudukan diri di taman depan mall agar mudah saja Hangyul menemukannya.






Baru saja Yohan menyedot minumannya, ponselnya bergetar dengan menampilkan nama Hangyul di layarnya. Dengan cepat Yohan menekan tombol hijau.






"di mana?" tanya Yohan tanpa babibu.






"Han, huft, lo udah nyampe?"





"ho'oh.."





"mohon maaf ni ya, huft, tiba-tiba bang Daniel ngajak kumpul. Jadi gue UKM dulu, huft, kalo cepet gue nyusul deh,"








Dahi Yohan mengerut, "terus gue sendirian ini ngapain?" tanya Yohan kembali menyedot minumnya sambil menunggu jawaban Hangyul yang hanya terdengar suara naik tangga.









Yohan melihat-lihat sekitar, membiarkan Hangyul mengambil napas setelah tidak ada lagi suara langkah terdengar.







"kebetulan han.." ucap Hangyul terpotong lalu ia kembali bernapas.






Yohan mengedipkan matanya beberapa kali begitu melihat sosok tidak asing yang lumayan jauh darinya.






"lo di mana nih posisinya?"




Yohan meneguk ludah, "taman depan, lagi minum bubble tea.."







"nah, gue tadi minta tolong bang Seungyoun buat nemenin lo. Kebetulan doi juga belom beli kado buat Woojin,"





Yohan kembali mengedipkan mata beberapa kali. Mencoba fokus dengan ucapan Hangyul tapi juga menatap sosok yang tidak asing itu.






"han?"





"oi.."






"lo marah?"






Yohan diam saat sosok itu bertemu tatap dengannya. Yohan tersenyum dan sosok itu ikut tersenyum.






"nunggu lama, han?"





"nih orangnya udah nyampe, gyul," ucap Yohan dan dengan segera mematikan ponselnya.





Seungyoun mengangkat alis, mengerti bahwa Yohan baru saja menelpon Hangyul. Pemuda Cho itu langsung mengusap tengkuknya canggung.





"gue pikir Hangyul udah bilang dari tadi.." ujar Seungyoun





Yohan tersenyum, "gapapa Hyung, dari pada sendirian mending berdua.."






Entah perasaan Yohan atau bukan, tapi Yohan bisa lihat pipi Seungyoun sedikit merona. Lalu pemuda yang lebih tua itu tersenyum sampai matanya hilang.







Yohan terdiam.







Wow, Yohan baru sadar bahwa kakak tingkatnya ini ternyata begitu tampan.







"mau langsung atau ke mana dulu han?" tanya Seungyoun sambil mengambil ponselnya mengecek sesuatu.







Yohan terlihat berpikir. Oh, iya!







"makan dulu gapapa, hyung?"





"oh? Ayo!"






post-it!

tbc




3x ganti alur cerita karena ga ke save :') bodo ah

[✔️] post-it! ; younhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang