siapa namanya

217 33 19
                                    

" Rasa bahagia akan hadir, saat Lo bisa Nemu akar dari pertanyaan itu sendiri "

***

Arletta berjalan mencari kelas barunya, arletta mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru sekolah. Hingga  pandangannya terkunci pada seorang lelaki yang tengah mengikat sepatu, tepat di depan jalan yang akan ia lewati.

_____

Arletta tidak dapat melihat jelas siapa lelaki tersebut karena lelaki tersebut menundukkan kepalanya, namun arletta dapat melihat sebagian wajah lelaki di depannya yang terukir sangat sempurna, hidung nya melebihi hidung arletta, yah lelaki itu memiliki hidung yang mulus, halus begitu tebal..ihh menyebalkan kenapa lama sekali mengikatnya batin arletta.

Ia sedikit merendahkan kepalanya untuk dapat melihat siapa pemilik wajah tersebut.

Namun dengan gerakan cepat lelaki itu sudah mengubah posisi nya menjadi berdiri, menghadap arletta.
Hal itu membuat arletta tersentak kaget,lain halnya dengan lelaki itu, ia terlihat santai saja dan seolah tau jika memang sedari tadi sudah ada arletta yang sedang memperhatikannya.

"Ngapain Lo"

"Ehh...ngak" arletta tersenyum kikuk sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Lalu tangannya terulur kedepan.

Bukan nya menjawab lelaki itu malah memasang wajah heran.

"Kenalin nama gue arletta, Lo bisa panggil gue letta"

Ucap letta dengan riang, lelaki itu hanya diam tanpa menerima uluran tangan gadis didepannya, lelaki itu bingung dengan tingkah gadis ini.
Letta masih setia dengan senyum dan tangannya yang masih terulur .

Lelaki itu melihat sekitar, lalu kembali menatap letta.

"Permisi" katanya, sambil berjalan meninggalkan letta yang masih dengan posisi nya .

Letta dibuat cengo , karna lelaki itu menolak pertemuan pertamanya, kalo di novel novel pasti cewek yang ngejar cowok, anti mainstream ah..lucu batin letta.

Arletta masih setia dengan tangannya sampai sebuah tangan menepuk pundaknya pelan, membuat arletta tersadar dari lamunannya.

"Ngapain lo?"

Letta tersentak , lalu menatap kearah seorang yang berada di sebelahnya, sama halnya dengan letta perempuan itu menatap tangan letta yang belum juga turun, cepat cepat letta menurunkan tangannya lalu tersenyum hangat kepada temannya, Athaya.

"Ngak lagi pemanasan buat kenalan di kelas baru ajah" letta kembali memamerkan gigi putihnya .

"Lo masih sekelas sama gue kok ta, lagian orang nya masih sama, cuman pindah kelas ajah jadi keatas"
Jelas Athaya , membuat letta bisa bernafas lega.

Athaya menarik lengan letta pelan, letta menoleh.

" Ayo "

"Bentar bentar" cegah letta, ia kembali melirik ke arah jalan yang dilewati lelaki tadi.

"Itu cowok ngak sekelas sama kita, dia beda gedung tau,"

Letta menggaruk tengkuknya , mengapa athaya  tau?batin letta.

"Gue sempet liat Lo tadi"

arinalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang