1. Ulangan Ala Kelas Sableng

572 40 4
                                    

Ini akhir bulan november, yang mana halnya merupakan akhir dari semester ganjil. Oleh karena itu, atas aba-aba dari pemerintah, sekolah mengadakan ujian akhir semester untuk menguji sejauh mana para murid mengerti mengenai materi yang diberikan.

Di Prefektur Toyama, lebih tepatnya di kota Takaoka, kota yang cukup terkenal karena merupakan tempat tinggal salah satu anime populer, yaitu robot kucing dari masa depan alias doraemon, tak jauh berbeda dari kebanyakan belahan lain di Jepang. Sekolah-sekolah di kota tersebut juga sibuk mengadakan ujian akhir semester untuk murid-muridnya, tak terkecuali Four-Leaf Clover High School, atau biasa disingkat FLCHS.

"YO, SELAMAT PAGI, MINNA!!" Tidak ada angin, tidak ada hujan, Widya membuka pintu keras secara kasar hingga pintu tersebut terbanting terbuka. Ditambah, gadis itu memberikan salam di pagi hari dengan ngegas.

Elin yang sedang melakukan "eksperimen pembuatan ramuan sableng" di mejanya terlonjak kaget karena seruan ngegas dari Widya. Akibatnya, Elin menumpahkan cairan peledak terlalu banyak ke dalam cawannya. Detik berikutnya, sebuah ledakkan terjadi, memanggang habis wajah Elin sampai hitam.

"DUAR! Meledak!!" sahut Ardi sembari mempraktekkan gaya meme kekinian.

Wajah Elin sudah hitam gosong, hanya matanya saja yang putih. "Huehuehuehuehue." Entah dia sedang menangis atau tertawa, namun bersuara seperti itu dengan penampilannya yang kini agak ... err gosong, dia terlihat seperti setan sableng.

"Elin-san kenapa?!" Hicchan menghampiri Elin, menatap panik. "Oi oi oi! Ada apa dengan Elin-san?!"

"Kena azab bikin ramuan sableng," celetuk Chita asal, sembari memakan kripik chitatonya

"Chita-san!!"

"Astaga, tinggal disiram aja susah banget!" Chita mendecak sebal karena kegiatan makan chitatonya terganggu.

"AWAS MINNA, MINGGIR!! PEMADAM KEBAKARAN LEWAAAAT!!!!" Vara berlari-lari heboh sembari mengangkat seember penuh air bekas pel-an, lantas menyiramkannya kepada Elin.

"HUEHUEHUEHUEHUEEE BAUU!!"

"Lha, malah makin sableng dia," Hicchan menggaruk kepalanya, menatap ngeri.

Puk.

Hicchan menoleh, mendapati Bintang menepuk bahunya dengan wajah yang sok cool. "Namanya juga dewi sableng," ujarnya dengan penuh khidmat.

"MINNA!! AKU DIKACANGIN NIH??" Widya berdiri di depan kelas, berkecak pinggang dengan tatapan pura-pura ngambek. "AKU PUNYA KABAR HEBOH!!"

"Hee? Apa itu, Widya-chan?" tanya Sura penasaran.

"BESOK UJIAN AKHIR SEMESTER, ASIK!!"

BRAK.

Widya mengerjapkan matanya beberapa kali, menatap teman-teman sekelasnya yang kini tepar tak berdaya. Terjatuh dan tak bisa bangkit lagi, aku tenggelam dalam lautan luka dalam-eh, malah nyanyi. "Kalian kenapa?" tanya Widya heran. "Kok ambruk semua??"

"UJIAN BESOK?!" Zeniel berseru histeris. "AKU BAHKAN BELUM SEMPAT NONTON SUAMIKU DAN ABANG TERCINTAKU KONSER!!!"

"Besok ulangan? HUEHUEHUEHUE, padahal ramuan sablengku belum jadi." Elin kembali mengeluarkan suara khasnya, masih setia dengan wajah gosongnya itu. "Aku harus menyelesaikan ramuan sablengku dulu! Ini demi kepentingan umat bernegara! Lampaui batas, PLUS SABLENG!!!"

"Oi, oi! Jangan seenaknya mengganti kata-kata dari anime!" protes Lays sambil menimpuk kepala Elin dengan bungkus kripik kentang.

"Huehuehuehue."

Kumpulan Cerpen Fanfiction FLCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang