17. Mampus Kau

37 6 0
                                    

Pagi menjelang siang, bangunan apartemen yang baru saja didirikan itu telah dipenuhi dengan berbagai macam suara dari aktivitas para penghuninya.

“Lays! Cepat bawakan sarapan Vara!”

Suara menggelegar seorang gadis terdengar dari salah satu kamar.

“Iya, iyaaa, ini.”

Terlihat seorang gadis lainnya yang memakai pakaian maid datang dengan teegopoh-gopoh membawa sebuah nampan dengan mie instan dan air putih di atasnya.

“Nah, gini dong dari tadi.” Gadis yang tadi berteriak, dengan senang menyambut apa yang dibawakan oleh pelayannya.

“Dih, micinnya murahan. Lays dong, lebih elit!” celetuk Lays yang langsung dibalas dengan tatapan penuh cinta dan kasih dari Vara.

“Gaji Lays Vara tahan selama satu bulan lagi ya.” Kemudian Vara dengan santainya menikmati mie instan yang tadi dibawakan Lays khidmat.

Lays tercekat sejenak, sebelum menggerutu perlahan lalu berbalik badan hendak keluar kamar.

“Eits! Tunggu dulu, Lays mau ke mana? Bantu Vara memilih baju yang akan Vara pakai untuk interview hari ini dong.” Vara meletakkan wadah bekas mie instan sarapannya di atas nakas, mendekat lemari besarnya dan mengeluarkan satu-persatu baju yang menurutnya bagus.

“Yang warna biru gimana? Bagus ga? Atau yang merah? Cantik kan? Atau ungu? Biar mirip Aoi. Atau ini?”

Lays menatap datar majikannya. Kalau bukan karena krisis ekonomi yang sedang melanda dirinya, Lays mana mungkin mau menerima pekerjaan menjadi pelayan Vara—teman lamanya yang sekarang telah ter-upgrade menjadi seorang model.

“Lays, Vara minta penda—”

“Yang mana aja bagus. Udahlah, pakai yang mana aja, terserah. Media pasti bakal menganggap apapun yang kamu pake hari ini trend fashion terbaru.” Lays memijat batang hidung melihat majikannya yang hampir mengeluarkan seluruh isi lemari pakaiannya.

Setelah ini, pasti dia yang harus merapikan semuanya. Menyebalkan.

Gapapa Lays, maso itu sehad.

Pikirannya berusaha menyemangati dirinya.

“Nah, sudah. Skuy ke-tkp. O iya, Lays jangan lupa rapiin baju-baju itu dulu ya.” Vara berjalan dengan riang keluar kamar, sambil menggenggam handphone dengan casing bergambar Aoi.

Lays tersenyum pasrah. Mungkin sesekali dia harus mengurangi kadar micin di dalam sarapan Vara tiap pagi. Bisa gila dia kalau harus berhadapan dengan majikan semenyebalkan Vara setiap harinya.

***

Setelah selesai merapikan seluruh kamar Vara yang kekacauannya melebihi medan perang di film Endgame, Lays dengan cepat berlari menuju taksi berwarna kuning yang telah menunggu di depan apartemen. Ia telah mengganti bajunya dengan baju kerja formal.

Ya, gadis itu bekerja sebagai manajer Vara di depan publik, sekaligus pelayan Vara saat di rumahnya.

“Lays lama.” Celetuk Vara yang sudah tampak cantik dalam balutan pakaian trendi nan modis.

Lays memajukan bibirnya meniru seorang bocah yang sempat viral beberapa saat lalu. “’Leys leme.’ kata orang yang milih casing sampe satu setengah jam. Padahal satu rak itu gambarnya sama-sama Aoi juga.”

Vara tak terima dengan bantahan Lays. “Iih, Lays ga tau sih! Pesona Aoi di tiap gambar itu beda-beda ya! Eh, besok pake casing Dazai ah.” Vara dengan cepat mengeluarkan handphone-nya dan mencari toko yang menjual casing handphone bergambar Dazai secara online.

Kumpulan Cerpen Fanfiction FLCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang