Sang candra tengah bersinar dengan terangnya malam ini. Menyinari seluruh kota yang saat ini tengah tertidur dari hiruk pikuk segala aktifitas para manusia. Lampu-lampu taman masih menyala dengan terang sementara lampu-lampu di berbagai rumah telah dipadamkan satu per satu.
Teng
Teng
Suara jam besar di tengah kota berdentang menandakan sekarang sudah tepat tengah malam.
Tapi, di satu kamar sebuah rumah, lampu masih tampak menyala, terlihat di dalam kamar itu tampak seorang anak laki-laki dengan postur tidak begitu tinggi tengah berkutat dengan laptopnya.
Jarinya menari mengetik berbagai rangkaian huruf membentuk kata-kata, sesekali tampak menyeruput coklat panas dihadapannya meski tidak terasa panas lagi karena AC yang berada di ruangan itu membuatnya dingin begitu cepat.
"Akhirnya selesai!" Tangannya mengepal teracung ke atas, dengan sedikit raut senang menghias wajah begitu kata terakhir selesai diketik.
Atensi beralih ke atas kasur, tampak menggoda dengan permukaan empuknya, "Hahh, tiba-tiba enggak ngantuk, duh mana besok sekolah, harus tidur nih!" serunya kelabakan, melesat menuju tempat tidur dan menutup mata berusaha keras untuk segera tidur.
Raut tertekuk, mata terpejam erat, tangan sibuk memeluk guling. Bergerak ke sana ke mari, namun nihil dia tidak bisa tidur. "Hahh, masak harus tidur empat jam lagi." Dia benar-benar pasrah, kembali memejamkan matanya, detik berikutnya terdengar juga suara dengkuran halus darinya pertanda sudah mencapai alam mimpi.
Tidur juga akhirnya.
__________________
Chita masih berkutat dengan buku tugasnya di dalam kelas, teman-teman yang lain sudah pada ke kantin semua mengisi perutnya yang keroncongan.
"Akhirnya selesai juga!" Chita tampak merenggangkan tubuhnya begitu tugas yang dia kerjakan selesai. Atensi beralih ke pintu kelas yang nampak terbuka, salah seorang murid menarik perhatiannya, menyambar uang jajan di tas, Chita menghampiri murid tersebut.
"Hai Bin, ke kantin?" Bintang hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Ikut ya?" Chita mengikuti langkahnya berjalan beriringan di samping.
"Ya baiklah," Bintang mengiyakan tampak pasrah, pikirannya mulai berkerja memperhitungkan ejekan apa saja yang akan dia terima saat berada di kantin.
Tidak ada obrolan di antara mereka hanya langkah kaki yang terdengar melantun bagaikan lagu, saat ini lah biasanya terdengar backsound bernada lembut atau iringan biola yang menyejukan hati.
Chita sibuk mengalihkan pandangannya ke lain arah, entah kenapa suasana hening yeng tercipta membuatnya gugup. Sementara Bintang wajahnya masih saja datar tidak tampak tanda-tanda akan mengeluarkan sepatah kata demi menghilangkan suasana hening ini, dia masih diam mulutnya bergeming tak bergerak.
Mereka sampai di kantin.
Sesak. Sumpek. Lautan siswa. Bau badan. Itulah yang terdefinisi ketika mereka berdua sampai di kantin.
Dengan penuh perjuangan menerobos lautan manusia akhirnya Chita bisa mendapatkan yang dia inginkan. Sekotak susu dan sebungkus nasi. Sementara Bintang masih tampak berdesakan diantara para siswa hingga seseorang membantunya keluar dari kerumunan itu.
"Cieee, ThumSta jalan bareng ke kantin," ucap orang yang membantu Bintang, tak lain adalah Lays, berjalan dengan Bintang menuju tempat Chita berada.
"Terserah!" Kesal, tapi Bintang memilih abai.
Chita sendiri tampak mengacuhkan ucapan itu, menusukan sedotan ke kotak susu yang baru saja dia beli kemudian meminumnya dengan raut cemberut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerpen Fanfiction FLC
Short StoryBerisi tentang kumpulan cerpen FLC yang temanya diambil dari C3T. Humor kalian dijamin pecah ketika membacanya. Cover imut kali ini dari donat imut @Yumazthaqil