5. Pengorbanan Paling Tak Biasa

97 18 0
                                    

"Hmm? Membuka klub fans Aoi?" gumam Bintang sambil terus mengunyah jatah makan siangnya.

Vara menganggukkan kepala semangat. "Benar! Benar! Sebagai sesama pens Aoi-sama, kita mesti mempromosikannya ke seluruh murid SMA Four-Leaf Clover!" ucapnya menggebu-gebu.

Bintang manyun. "Maksudnya membuat semua murid-murid jadi shotacon gitu?"

Vara mencubit pinggang Bintang, menatapnya gemas. "Harus berapa kali kubilang, aku bukan shotacon! Aku hanya penyuka anak laki-laki yang imut dan manis."

Bintang manyun untuk kedua kalinya, mengelus pinggang. "Bukankah itu tindakan kriminal? Aku panggil polisi ya."

Vara mengeluarkan beberapa foto 'Theresa Apocalypse' yang dia rampok dari tas Bintang. Tidak disangka Vara akan memakai rencana Z. Ini menyebalkan sekali.

"Kau bahkan memeriksa tasku?" Bintang menghela napas pendek, menatap Vara datar. "Percuma kau mengancamku. Aku sedang tidak ada minat pada Tante Theresa."

"Kalo ini?" Vara mengeluarkan sesuatu yang lain.

"Apa pun rencanamu, itu takkan berhasil membujuk—" Bintang memandang lewat sebelah mata, terbelalak. Tsundere-nya langsung kambuh. Bintang mengacungkan jempol dengan mata berbinar.

"Pertama-tama, kita harus mencari ruangan tak terpakai dulu."

***

Tujuh jam mengelilingi sekolah, akhirnya Bintang dan Vara menemukan kelas kosong yang usang. Isi dalamnya amat berdebu dan banyak sarang laba-laba tergantung di mana-mana.

Bintang menoleh ke Vara. Wajahnya selalu datar. "Kita berhasil menemukannya. Apa sekarang?"

Vara menyunggingkan senyuman licik. "Untuk apa kau bertanya lagi? Tentu saja kita akan membersihkannya! Kita tidak bisa membuka klub kalo ruangannya kotor kek kandang babi begini."

Bintang mengembuskan napas panjang. "Nggak ikut deh. Capek."

"..." bisik Vara bikin Bintang kembali semangat 45.

"Aku adalah pria jantan! Bukan cewek!" Bintang mengepalkan jemari kuat, memasang wajah serius namun datar. Bagaimana cara dia membuat mimik seperti itu?

Cukup lama mereka membersihkan ruangan nan penuh debu itu. Kardus-kardus yang tak terpakai dibuang keluar jendela. Papan tulis tua yang menganggu pemandangan dilempar keluar jendela. Semprot sana, semprot sini. Simsalabim! Ruangan suram beberapa menit yang lalu berubah jadi kamar bangsawan!

"Yosh! Dengan begini selesai sudah!" seru Vara senang. Dia berhasil membuat spanduk klub ciptaannya. Ada emoji neko ungu dengan ekor di sana. Vara mencoba untuk tidak mimisan. "Bintang, bisakah kau menggantung ini di luar?"

"Kalo mau menyindir orang, jangan terang-terangan, Var. Inget, dosamu paling banyak di SMA FLC. Kau juga masih punya hutang padaku soal foto Ayah Yuma ngecosplay Conan. Pake cara Nabi terdahulu. Sembunyi-sembunyi." Ketika seorang pangeran bersabda, maka shotacon atau lolicon pasti mendapat pencerahan.

"Hmm, aku tahu kau pendek. Tapi aku tidak tahu kalo kau sependek itu. Kau memang shota yang legal, Bin," ucap Vara akhirnya mimisan juga. Wajahnya berubah senang.

Bintang mencari kontak darurat.

"FBI?"

***

Malamnya di rumah, Vara chatting dengan Bintang soal klub baru yang mereka dirikan.

You
Pokoknya aku ketua. Titik gak pake kata sambung. Soalnya kalo cinta disambung setelah saling menyakiti satu sama lain itu tidak enak.

Kumpulan Cerpen Fanfiction FLCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang