Pernahkah kamu mendengar nama Four Leaf Clover? Bukan, itu bukan nama semanggi berdaun empat yang katanya langka dan dapat mendatangkan nasib baik, melainkan nama sebuah rumah sakit jiwa yang terletak di Cilegon (sebenarnya, aku hanya asal menyebut nama kota karena tidak tahu.)
Katanya tempat itu sangat angker dan terkutuk. Tidak akan ada orang waras yang mau dekat-dekat di sana. Letaknya juga agak terpencil sehingga banyak kali yang menganggap bahwa tempat itu hanyalah salah satu dari mitos atau rumor yang dikatakan kepada orang-orang agar mereka tidak berkeliaran malam-malam dan akhirnya dimasukkan ke sana.
Kalau kamu bertanya padaku percaya atau tidak, maka jawabanku adalah netral. Aku tidak pernah melihat rumah sakit jiwa FLC dengan mata kepalaku sendiri. Namun, tentu saja aku sering kali mengancam sepupuku yang masih anak-anak dengan kata itu karena sangat ampuh (meski akhirnya Ibu menggetok kepalaku.)
Jujur, aku lumayan penasaran dengan tempat itu. Bagaimana bentuknya atau orang seperti apa yang ada di dalamnya, untuk apa dan apa bedanya dari rumah sakit jiwa pada umumnya. Tapi ya, aku--seorang Elin--pada dasarnya adalah anak yang gemar berada di dalam goa bernama kamar, bahkan untuk pergi ke ind*mar*t saja sudah malas, apalagi mau menyelidiki hal seperti itu. Jadi dengan itu, kuputuskan untuk mengabaikan rasa penasaranku.
Suara ketukan pintu terdengar, aku mengintip dari jendela terlebih dahulu untuk melihat siapa yang datang. Siapa yang sangka tiba-tiba ada orang aneh yang datang ke rumahku. Aku tidak pernah melihatnya sebelumnya, dia jelas bukan teman sekelasku ataupun teman ibu atau ayahku.
Akhirnya, aku bertanya lewat jendela sambil menatap sosok pria asing itu. "Maaf, cari siapa ya?"
"Kamu Elin kan?" ucapnya dengan cukup kencang sehingga lebih menyerupai seruan ketimbang sebuah pertanyaan.
Aku menimbang-nimbang sejenak untuk menjawabnya. Lagipula aku sedang di dalam rumah, tidak apalah. "Benar. Ada apa ya?"
Eh tunggu, jangan-jangan kurir yang mengirim paket? Kebetulan masih ada paket novel set yang kutunggu.
Aku berjinjit mengintip sejenak, tidak ada tanda-tanda sepeda motor maupun paket. Malahan, terlihat mobil berwarna putih terparkir rapi di depan rumahku. Heh, bisa-bisanya memarkirkan mobil di depan rumah orang, jangan sampai Ayah melihat hal ini saja. Yasudah untuk jaga-jaga kutanya saja.
"Kang paket bukan?"
"Sayang sekali tapi jawaban Anda kurang tepat, silahkan coba lagi."
Aku menunjuk ke dalam."Saya pergi ya?"
"Eh tunggu, tunggu. Perkenalkan nama saya Kripik, hanya seorang tukang sapu biasa." Pria itu mulai merogoh sakunya dan mengeluarkan sebuah kartu. "Saya datang dari Rumah Sakit Jiwa FLC untuk menjemput Elin."
"Ha?" Aku langsung mengernyitkan dahi, bingung. Tunggu, aku tidak salah dengar kan? Demi apa, aku masih sehat. Lagipula bukannya tempat itu hanya rumor?
"Tidak, terima kasih. Seperti yang Anda lihat saya sehat dan bugar secara fisik dan mental." Oh, ya ampun, kecurigaanku pada orang ini semakin tinggi saja.
"Oh tidak bisa begitu." Oke, mari abaikan saja dia. Terlihat sekali justru orang ini yang seharusnya pergi ke rumah sakit jiwa. Aku berbalik dan hendak melangkah masuk, menjauh dari jendela itu.
"Tunggu sebentar!" teriaknya yang membuatku berbalik malas.
"Ada apa lagi? Jangan-jangan bapak orang yang datang untuk melakukan penipuan atau penculikan?" Aku membuka hapeku, menekan berita yang berisi kasus penipuan dan lain lain untuk kutunjukkan padanya.
"Saya masih muda ya, jangan panggil bapak."
"Hoala, maaf kak, maaf." Tapi yang biasa ngomong gitu itu orang yang sudah anu biasanya. Yasudah deh, mari kita iyain saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerpen Fanfiction FLC
NouvellesBerisi tentang kumpulan cerpen FLC yang temanya diambil dari C3T. Humor kalian dijamin pecah ketika membacanya. Cover imut kali ini dari donat imut @Yumazthaqil