33. Matahari di Ufuk Barat

62 7 72
                                    

Note :
Maap yak kalo ooc, maap uga kalo ada yang ternistakan, ehe~

Sambil baca, sambil dengerin yaw~

﹀﹀﹀﹀﹀﹀﹀﹀﹀﹀﹀﹀﹀﹀﹀﹀﹀﹀

┏┅┅┅┅┅┅┅┅✚┅┅┅┅┅┅┅┅┓
Minggu, 6 Juni 2021
┗┅┅┅┅┅┅┅┅✚┅┅┅┅┅┅┅┅┛

Rumah Sakit Jiwa Four Leaf Clover termasuk dalam Rumah Sakit Jiwa termegah yang fasilitasnya lengkap. Sudah berdiri dua tahun lebih berdiri di pinggiran kota Cilegon.

Rumah sakit ini dikelola oleh Dr. Fikripik. Ada puluhan pasien yang dirawat. Sejauh ini pasien yang terdaftar cukup mudah ditangani dokter. Sudah banyak juga pasien yang keluar sehat walafiat dan tidak menunjukkan gejala yang cukup serius.

Di hari libur, dimana banyak orang bersantai di rumah untuk melepas penat. Rumah sakit ini masih sibuk mengurus pasien. Semua dokter, perawat, petugas kebersihan, dan banyak lagi. Mereka mondar-mandir melakukan tugasnya masing-masing.

Seorang dokter yang baru selesai bekerja hendak beristirahat di luar. Sembari melepas masker, ia menghirup pasokan oksigen sebanyak yang ia bisa. Merasakan nikmatnya alam yang masih bermurah hati.

Ia berjalan santai memandangi taman di halaman rumah sakit yang memanjakan mata. Tak heran banyak pasien yang sering mampir ke sini. Emosi mereka pasti stabil walau sekedar lewat di taman ini.

"Hari yang indah."

Dokter yang seragamnya terbordir nama 'Fikripik' itu sumringah. Terlihat jelas dari rautnya bahwa ia ingin larut dalam keindahan taman.

"Ecieee, lagi seneng."

Dokter Fikri kaget dan langsung menoleh ke belakang. Terdapat perawat manis yang memandangnya. Di tangannya terdapat dua bungkus roti dengan rasa berbeda.

"Oh, Fuyu."

"Nih!"

Perawat yang dipanggil Fuyu itu memberikan roti yang rasa coklat pada lelaki di depannya.

"Sangkyu, sayang!" Tangan Fikri terangkat menepuk pelan kepala Fuyu dan tangan satunya mengambil roti di tangan Fuyu.

"Tjih, aku bukan anak kecil!"

Fuyu berusaha mengalihkan tangan Fikri dari kepalanya, tetapi Fikri justru semakin digodanya.

"Kenapa? Kau kan memang adikku tersayang." Tangan Fikri terus mengelus kepala adiknya sampai gelungan cepolnya awut-awutan.

"Ish, rambutku jadi berantakan!"

Fikri malah cekikikan sendiri melihat penampilan Fuyu dengan rambut berantakan. Namun, tawanya langsung hilang saat mendengar sirine ambulans mulai terdengar. Semakin lama semakin keras sampai memekakkan telinga. Dari arah gerbang terlihat ambulans yang bermanuver bak pembalap profesional dan berhenti tepat di depan pintu rumah sakit.

"Siapa yang datang hari ini?"

Fuyu tampak mengingat sesuatu yang penting. Ia tergesa-gesa merogoh kantungnya dan mengeluarkan amplop putih panjang bercap pemerintah.

"Ini dari walikota."

"Kenapa ada surat dari walikota?"

Fikri nampak serius menerima amplop tersebut. Isinya adalah surat yang ditujukan untuk rumah sakit ini. Raut terkejut nampak terukir jelas di wajah Fikri.

"Bencana!"

Fuyu terkejut mendengar kakaknya melontarkan kata tersebut. Tangannya bergegas mengucir asal rambutnya dan ikut mendekat membaca isi surat dari walikota. Kedua insan kini mukanya nampak tegang.

Kumpulan Cerpen Fanfiction FLCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang