11. Di Hari Valentine

29 3 1
                                    

Jumat, 7 Februari 2020
___________

Four Leaf Clover High School adalah sekolah ternama dan terkenal di kota ini, banyak anak didiknya meraih prestasi bahkan sampai tingkat nasional, akademik maupun non akademik. Para siswa yang pintar dan juga sableng menambah nilai plus pada sekolah ini, banyak anak yang bermimpi ingin sekolah di sini namun hanya sedikit yang dapat mewujudkannya.

Ananda yang merupakan salah satu siswa di sini sedikit merasa beruntung dapat bersekolah di sekolah yang memiliki label elit ini. Terkenal akan julukan sang penakluk hati perempuan, dia tipe pria yang mudah bergaul bahkan dengan adik kelasnya sekali pun. Mengingat dia adalah seorang playboy banyak anak cowok yang belajar darinya untuk menembak cewek.

Tapi satu hal yang pasti, belum sekalipun dia pernah pacaran, meski sekalipun dia dijuluki sang penakluk hati perempuan tapi belum tentu hatinya sudah tertaklukan bukan?

Ananda sedang terduduk di tangga sekolah dengan permen milkita tersumpal di mulutnya. Sendiri dengan hanya ditemani hembusan angin. Dari arah depan terlihat seorang pemuda berjalan mendekatinya, atensi Ananda teralih menatap kedatangan orang itu.

Pemuda itu duduk tepat di sampingnya.

Puk

Tepukan halus mendarat di bahu Ananda, "Nan, tau gak—"

"Gak."

"Ais, gue belum selesai ngomong," ucap pemuda itu geram, perkataannya dipotong.

"Oke, oke. Apa?"

"Jadi gini ada murid baru tuh di kelas sebelas," ucap pemuda itu sedikit antusias. Ananda menaikan sebelah alisnya heran. "Lalu?"

"Ya murid baru itu cewek lah, trus katanya dia itu dingin banget, coba deh taklukin." Pemuda itu mengompori. Ananda terlihat tidak tertarik, memilih memasang muka datar.

"Lalu apa untungnya buatku?"

"Iya juga ya." Pemuda itu terlihat berpikir sesaat kemudian jarinya menjentik.

"Gini aja kalau kau berhasil dapetin dia jadi pacar, gue traktir deh sebulan beliin nasi. Gimana?" tawar pemuda itu, ekspresinya penuh keantusiasan

"Ck, masak cuma nasi. Yang laen napah, enggak tertarik ah." Ananda berucap melenggang pergi dari hadapan sang pemuda salah satu murid kelas dua belas itu.

"Eitss, oke oke kalo gitu traktir apa aja deh yang penting gue sanggup, gimana?" pemuda itu masih mendesak entah apa alasannya.

Ananda berbalik sedikit tertarik. "Hmm oke," setelah sedikit berpikir Ananda akhirnya menyetujui.

"Tapi, kalo kau kalah, kau yang traktir gue gimana adil kan? Tapi waktunya cuma seminggu sampe hari Valentine tiba, gimana?" Senyuman licik diperlihatkan.

Ananda mengernyit sepertinya ada sesuatu. "Hmm, oke." Memilih tidak peduli, Ananda menyetujui tanpa pikir panjang lagi mereka berjabat tangan.

Kesepakatan telah terbentuk. Ananda mempersiapkan amunisinya, memulai misi. Sementara itu, Zakhval sang pemuda tadi, hanya memasang senyuman penuh arti di belakang Ananda.

Berbagai kata, bujuk rayu dan gombalan manis mulai berputar di otaknya. Kata-kata terbentuk.

Zakhval menanti dengan sabar, duduk di tangga tadi. Melihat ada permen di saku bajunya dia memilih membuka dan segera mengemutnya. Dari pada rokok mending permen.

Amunisi sudah terisi penuh Ananda berbalik, menatap Zakhval dengan pandangan tanya, seolah bertanya 'kelasnya?'

Mengerti akan tatapan tanya itu, Zakhval bangkit berjalan mendahului, senyum kecil masih diperlihatkannya. Ananda dibelakang mengikuti mengekor bagaikan anak ayam.

Kumpulan Cerpen Fanfiction FLCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang