Terkuak

4.3K 270 27
                                    

Mahar Untuk Adinda

by Nelliya Azzahra

Wanita mengenakan kerudung lebar berwarna ungu tengah duduk di taman bunga buatannya, sendirian. Taman itu tidak terlalu besar mengingat halaman rumah yang dia tempati selama 5 tahun ini tidak begitu luas. Sore ini cuaca di kota Jakarta tidak terlalu panas seperti biasanya. Jadi nyaman saja duduk di luar rumah sambil memperhatikan mawar merah yang sedang mekar dengan indahnya.

Dia kembali mengingat serta memikirkan perkataan sahabatnya tempo hari. Kalau dipikir ada benarnya juga. Sampai kapan dia akan terus bersembunyi dari kenyataan. Meski hatinya sedikit sedih mengetahui suaminya telah menikah lagi, namun itulah kenyataan sekarang suka atau tidak suka. Vanya tak lain adalah istri pertama Arga menyeka airmatanya yang turun tanpa bisa dia cegah. Kalau saja dia boleh jujur, hatinya begitu merindukan suami tampannya tersebut. 5 tahun terpisah tidak mampu melunturkan cinta di hatinya. Arga cinta pertama begitu berkesan. Lelaki sholih dengan keberanian memintanya secara terhormat, memilih jalan yang tidak mengundang murka Allah. Mereka tidak tidak pernah pacaran atau yang sejenisnya. Arga  waktu itu baru lulus kuliah  mantap mengkhitbah langsung kepada om-nya. Karena Vanya sudah yatim piatu saat itu. Kebetulan Arga yang menimba ilmu di pesantren milik pamannya diam-diam jatuh cinta. Sulit memang menolak pesona Vanya, wajah seindah purnama itu begitu memikat dengan kecantikan alami baik fisik maupun akhlaknya. Tumbuh dilingkungan keluarga yang agamis menghantarkan Vanya pada pribadi matang bersyakshiyah Islam. Meski yatim-piatu sejak remaja, tidak membuat Vanya kehilangan figur orangtua. Karena om dan bibi yang mengadopsinya begitu menyayangi dan mendidiknya dengan ilmu agama.

Vanya awalnya tidak begitu mengenal Arga, hanya info yang dia tahu orangtua Arga sahabat om dan ayahnya. Sebenarnya juga Vanya akan dijodohkan dengan ustaz Yusuf ketika dewasa. Namun baru rencans saja. Pemuda berkulit putih memiliki kedua lesung pipi itu merupakan anak sulung pamannya Arga. Siapa yang tidak mengenal ustaz Yusuf di pesantren. Ustaz muda lulusan Al-Azhar. Kairo-Mesir itu begitu tersohor.

Bukan saja karena ketampanannya, namun juga karena kekayaan tsaqofah Islam, serta keluhuran pribadinya menjadi daya pikat tersendiri bagi santri putri di pesantren.

Vanya yang mendengar kabar angin tentang perjodohan itu tidak terlalu antusias. Baginya, ustaz Yusuf tidak lebih dari sekedar anak sahabat ayahnya.

Berbeda saat bibinya mengabarkan bahwa ada laki-laki yang ingin taaruf dengannya, lalu menyebutkan nama laki-laki itu. Vanya merasa tertarik dan diam-diam mencari tahu siapa sosok lelaki yang telah mengajukan diri dan berniat baik untuk mengikat hubungan dengan si yatim-piatu sepertinya.

Tidak membutuhkan waktu lama, Vanya berhasil mengumpulkan informasi dari sepupu perempuan Arga. Melihat latarbelakang keluarganya, Arga adalah anak orang kaya. Kedua orangtuanya bercerai dikarenakan perselingkuhan yang dilakukan papanya saat Arga remaja. Arga mempunyai seorang kakak laki-laki yang telah menikah. Vanya akhirnya sadar bahwa selama ini mereka menimba ilmu di tempat yang sama.

Ketika malam khitbah tiba, Vanya terlihat sangat bahagia begitupun dengan Arga.
Dua hati telah bersemi untuk menuju sebuah ikatan sakral menanti waktu dengan perasaan berdebar. Pasalnya, kedua insan ini baru pertama saling menjatuhkan pilihan hati.

Tidak menunggu waktu lama, Selang sebulan dari waktu khitbah, mereka akhirnya melangsungkan pernikahan secara sederhana di rumah orangtua Arga. Semua atas permintaan Vanya. Meski awalnya mama Arga menolak, karena dia pikir Arga putra bungsu hanya dia yang belum menikah, lalu mengapa tidak diadakan pesta besar-besaran saja. Vanya dengan sopan menjelaskan alasannya bahwa dia ingin acara sederhana saja, yang terpenting keberkahan acara itu yang penting. Akhirnya mertuanya maklum. Dan merasa bangga pada Vanya, wanita yang tidak memanfaatkan kekayaan Arga dan keluarganya. Tidak salah pilihan Arga kali ini. Karena selama ini perempuan yang mendekati Arga hanya tertarik dengan materinya saja. Mereka bahkan mengusulkan untuk mengambil alih usaha yang dirintis orangtua Arga demi memuaskan nafsu duniawinya.

Mahar Untuk AdindaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang