BAB#12: Kejar atau Kembali.

1K 299 48
                                    

"Nin! Sini!"

Anja menoleh ketika Jusuf melambaikan tangan ke belakangnya. Gadis disana tersenyum kemudian berjalan menuju meja mereka.

Kalau Anja boleh menilai, gadis ini cantik sekali. Matanya indah seperti boneka, rambutnya halus dan terawat. Tak lupa outfit yang sederhana namun tetap menawan dimata yang melihatnya.

Namanya juga indah, tak kalah.

"Nisrina Kak. Panggilan pendeknya Nina." kata gadis itu tersenyum sambil menjulurkan tangannya. Anja meraih dan menggenggam tangan Nina sekejap.

"Anja."

"Pesen makan gih,"

"Okay."

Anja masih menatap gadis boneka itu. Jusuf menggerakan tangannya di hadapan wajah Anja. Anja mengerjap kemudian menatap Jusuf yang sudah terkekeh melihatnya.

"Gak apa-apa kan aku ngundang dia kesini? Niatnya sih cuma sharing aja. Secara kalian kan cewek. Mungkin aku bisa lebih ngerti."

Anja menipiskan bibirnya kemudian mengangguk. Bersama dengan itu, Nina kembali.

"Kalo boleh tau, Kak Anja yang katanya deket sama Kak Esa?" tanya Nina.

"Katanya doang."

Nina menatap Jusuf dengan heran.

"Tapi Kak, masalahnya apa? Aku gak paham."

Jusuf menceritakan semua kondisi, dimulai pertemuan Anja serta Esa sampai rumor yang katanya sering jalan bersama. "Nin, kalo lo diposisi yang sama. Lo ngapain?" akhirnya.

"Kalau gue sih salahin sendernya dulu kenapa ngirim mf begitu di base. Terus salahin Kak Esa. Ya lo bayangin aja Kak, hati lo.. dipermainin? Gini loh, kalo sama Hanin ya udah sama Hanin aja dulu, kelarin masalahnya. Baru ke Kak Anja."

"Paham kok."

"Nah Kak Anja aja paham. Terus apa yang Kak Anja rencanain setelah ini? Emang kalian deket banget? Maksudnya, kalian udah ada rasa?"

Anja mengangguk. "Cuma saya. Dia belum merasa, kayanya."

"Gak gak. Kalian udah deket sebulanan ini, gak mungkin kalau cuma Kak Anja yang merasa." alih Nina.

"Kak. Sekarang gini. Kalau seandainya kalian udah kelamaan deket, terus Kak Esa nya belum sepenuhnya nyelesain masalahnya sama Hanin, bakal sakit di kakak juga."

"Ini soal hati, Kak. Gak bisa dimainin. Udah dewasa, bukan saatnya main-main. Aduh, gemes masa kalah sama anak SMA."

Anja terkekeh mendengar celotehan Nina.

"Mending sekarang Kak Anja minta kejelasan dulu ke Kak Esa. Soal menfess itu, sama soal siapa yang mau dia perjuangin lebih dulu. Kalo jawaban dia mau perjuangin Hanin, mending kakak mundur darisitu juga. Kakak gak pantes nunggu hal yang gak pasti."

"Dan soal menfess itu, gak usah dipikirin. Shipper halu! Kebanyakan tuh cewek temenan cowok cuma bikin friendzone. Percaya deh."

"Tapi kalau dipikirin, emang mereka cocok kok." gumam Anja sambil menatap ke bawah. Tak menutup kemungkinan dua orang didepannya ikut menatap ke arah yang sama.

"Itu Kak Esa sama Kak Hanin?"

"Iya," saut Jusuf.

"Kalau aku jadi Kak Anja, aku bakal bilang 'Pulang Yuk' gitu." lanjut Nina dengan menyuruput minumannya.

Anja tersenyum kecil. Kemudian berdiri membuat kedua sejoli itu menatapnya heran.

"Kalo gitu ayo pulang."

kita dan rasa ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang