2. Sore

608 82 12
                                    

"Sore Ananda Hasyim?"

Jisung menoleh ketika mendapati dirinya dipanggil oleh seseorang. Dia menghembuskan napas berat setelah mengetahui siapa yang menyapanya.

"Kenapa sih, Lang?"

"Tante nyuruh aku bujuk kamu buat balik ke rumah," lelaki tampan yang sudah berada di sebelah Jisung itu mengutarakan niat kenapa memanggil Jisung tadi.

"Aku gak akan balik ke rumah kalau mereka masih lebih sayang pekerjaan, Lang. Aku kesepian, enak di kos banyak temen," Jisung berujar.

Ya, lelaki manis itu menyewa indekos karena kesepian. Dia anak tunggal yang orang tuanya jarang di rumah dengan alasan klise, mencari uang untuk hidup.

"Elang Putra Hasyim, bilang ke tantemu itu, putranya lebih nyaman di kos apalagi sekarang putranya ini sudah punya roommate. Dah ya Lang, aku balik kos dulu. Entar kalau you kangen ai, calling calling me aja, kamar kosku terbuka lebar untuk anak tunggal yang kesepian seperti dirimu," Jisung melambaikan tangan ke arah sepupu yang menjadi most wanted di fakultasnya itu sembari menjauh.

Pulang ke indekosnya adalah pilihan Jisung saat ini.

***

Jisung di rumah, Jisung di kampus, dan Jisung di indekos itu berbeda. Yang jelas semuanya menunjukkan dia introvert. Tapi dia tidak tega melihat lelaki tampan yang mengaku tunangan kakak tingkatnya itu terlantar. Apalagi orang itu baru kali ini berkunjung ke Surabaya. Jisung heran kenapa Chan yang dia anggap baik dan ramah bersikap begitu pada Minho?

Ini sudah dua hari semenjak hari di mana Minho datang dan Jisung merasa sungguh bersyukur karena telah menawarkan Minho ke kamarnya.

Jisung jadi punya seseorang untuk bersandar, Minho terlalu nyaman untuk dijadikan teman kamar. Baru dua hari dan Jisung yang notabenenya sulit bergaul itu telah nyaman dengan Minho. Layaknya Minho adalah sosok kakak, teman, sahabat yang selama ini dia cari.

"Kak Jana," Minho menoleh ketika Jisung menyapanya.

Malam sudah datang, Minho baru saja selesai mandi. Lelaki itu sudah mendapat pekerjaan yang dia inginkan kemarin. Lulus cumlaude dengan ipk tertinggi di kampusnya yang bergengsi itu membuat Minho langsung diterima kerja hanya dengan wawancara singkat.

Ada banyak rasa bangga di hati Jisung bisa mengenal sosok Minho ini.

"Itu dapat makan malam dari Kak Biru, katanya satu untuk Kak Jana," Jisung berucap sembari menunjuk nasi bungkus berjumlah dua di atas meja belajar.

Minho berdecak kagum serta bahagia.

Dia berpikir, apa ini tandanya dia sudah diterima dengan baik oleh Chan?

Minho mengetikkan pesan untuk dikirim kepada Chan.

Biru Will Mine

| Terima kasih untuk nasi bungkusnya.

Sehabis makan, Jisung dan Minho berbaring untuk bersiap tidur setelah sepuluh menit hanya diam karena menunggu makanan mereka sampai ke lambung, kata Minho sih dan Jisung menurutinya.

Sebelum tidur, Minho mengecek kembali ponselnya. Tidak ada jawaban.

Seharusnya Minho tau jika pesannya tidak akan pernah dibaca oleh sang penerima sampai mata Minho tidak lagi mampu terbuka dan dirinya pergi ke alam mimpi.

***

"Mama, Sore ... tidak... tidak berbeda. Sore sama dengan yang lain. Sore, takut. Mama mama mama jangan benci Sore!!"

Ambilkan Bulan | minsungchan✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang