9. Menebak

411 65 15
                                    

"Jadi papamu adalah pemilik perusahaan ini?"

Hyunjin mengangguk, "Persis seperti apa yang Kak Jana pikirkan."

Minho manggut-manggut, tidak menyangka jika orang dalam itu benar-benar ada.

Oh my Minho terlalu polos untuk menghadapi hidup yang kejam ini.

"Tapi kenapa kamu malah jadi teknisi IT bukannya jabatan yang lebih tinggi dan berkelas?"

Mereka berdua saat ini sedang berada di kafetaria kantor untuk menikmati makan siang.

Setelah dipanggil oleh ketua bagian tadi, Hyunjin memutuskan untuk mengajak Minho makan bersama karena menganggap jika Minho punya umur yang sebaya. Hyunjin bilang jika papanya selalu merekrut orang yang sudah berumur matang, baru kali ini dia melihat pegawai seusia Minho.

"Otakku hanya mampu dalam bidang ini, Kak, meski pakai orang dalam aku juga tidak mau perusahaan yang dibangun papa dari nol bangkrut karena bukan diambil alih oleh tenaga-tenaga ahli," Hyunjin menyampaikan opininya.

"Keren!!"

"Aku juga kuliah jurusan teknik informatika, jadi ya memang sudah passionku di sini," Kembali Hyunjin berucap.

"Kamu masih kuliah?" Tanya Minho.

"Iya, semester empat di kampus X," jawab Hyunjin sembari menyantap suapan terakhir di makan siang kali ini.

"Eh, sekampus sama Sore," ini Minho hanya bergumam.

Hyunjin mengernyit heran mendengar gumaman Minho.

"Sore Ananda Hasyim?" Tanya Hyunjin memastikan.

"Kamu kenal Sore?" Heboh Minho kaget.

"Dia sepupuku, Kak!!" Hyunjin tak kalah heboh.

"Ya ampun dunia sempit bangett!!!"

Selanjutnya mereka bergibah mengenai Jisung. Semoga saja Jisung tidak makan tersandung dan jalan tersedak.

***

Chan, sebagai seorang ketua bem yang sibuk dengan proker tiap saat itu sedang mengurut pelipisnya untuk meredakan sakit kepala dan rasa capai yang tiba-tiba hinggap.

"Ada apa, Kak?"

Pertanyaan dari orang yang Chan sukai. Chan menoleh ke pint masuk ruangan dan mendapati Jisung yang baru masuk di sana.

"Tak apa, Sore. Hanya sedang pusing memikirkan proker bulan depan. Bulan April sudah dekat, waktunya proker utama jalan," keluh Chan.

Memang Chan dan Jisung sama-sama berada di keanggotaan BEM fakultas Bahasa dan Seni. Omong-omong, mereka pun mengambil jurusan yang sama yaitu sendratasik jurusan seni musik. Pantas saja jika mereka akrab sampai Chan menaruh rasa.

"Tidak usah dipikirkan, Kak. Dijalani saja," saran Jisung, "-seperti yang biasa kak Biru lakukan."

Chan menatap Jisung, dalam hati membenarkan ucapan Jisung dan dia memang biasanya menerapkan ungkapan itu tapi entah mengapa Chan merasa jika akhir-akhir ini dia jadi banyak pikiran karena terlalu banyak berpikir.

"Omong-omong kenapa kamu ke ruang bem? Tumben, biasanya juga ke sini kalau ada rapat aja."

"Sebenarnya Sore ingin meminta bantuan kak Biru," cicit Jisung. Tidak percaya diri untuk meminta bantuan sebenarnya. Dia sungkan.

"Untuk mendekatkan dirimu pada Jana?"

Alis Jisung hampir bertautan tanda jika dia sedang heran kemudian dirinya menggeleng cepat.

"Tidak tidak tapi itu juga kalau kak Biru mau sih tak apa tapi tidak tidak," Jisung mendadak gugup karena terheran mengapa Chan bisa tahu mengenai perasaannya?

"Anu, bukan itu kak Biru, Sore mau tanya soal mata kuliah pengantar drama yang kakak dapet waktu semester empat. Sore bingung banget soalnya."

"Oh, masalah kuliah, kirain, maaf ya untuk sekarang kakak gak bisa bantu soalnya kerjaan numpuk," Chan menunjukkan setumpukan kertas yang sepertinya harus diserahkan ke ruang dekanat, "Tapi kalau nanti malam kakak bisa," lanjut Chan.

Jisung langsung sumringah, "Nanti malam di warkop apa di kos?"

"Di kos aja, kayak biasanya di kamarku," jawab Chan sembari bangkit dari duduknya.

"Siip, makasih ya kak," Jisung mengucap.

"Santai Re. Aku mau ke dekanat dulu ya, nyerahin ini," Chan mengangkat setumpukan kertas tadi.

Sebelum Chan keluar dari ruang BEM, Jisung menyuarakan tanya yang hampir seperti gumaman, "Bagaimana kak Biru bisa tahu?"

Chan yang masih bisa mendengarnya pun menjawab, "Mudah menebakmu, Re. Yang sulit itu menebak diri sendiri maunya apa."

***













Semoga kalian tidak bosan karena alurnya lambat banget...

Ambilkan Bulan | minsungchan✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang