12. Panggilan Malam

443 64 18
                                    

"Loh Kak Jana?"

Belum sepenuhnya Minho keluar dari mobil Hyunjin. Jisung sudah memberi pertanyaan.

"Oiya aku baru inget kakak kerjanya di perusahaan papanya Elang," Jisung tersadar.

"Lang, inget jangan bikin orang lain baper sama perlakuanmu itu. Kamu ini suka banget tebar pesona," Jisung sedikit menunduk untuk melihat Hyunjin yang masih di dalam mobil.

"Aku gak tebar pesona, aku memang seperti ini," Hyunjin berdalih.

"Dan itu juga jadi kekuranganmu. Kekuranganmu itu kelebihan kebaikan karena sering membuat orang lain salah paham. Untung pacarmu pengertian," Jisung kembali mengungkapkan isi hati beserta nasihat.

"Dirimu tahu kalau aku pacaran?" Kini Hyunjin sudah keluar dari mobilnya untuk berdiri di samping Jisung.

"Ya iyalah, kan sama Lia, Lang. Masih sama Lia kan?" Jisung bertanya.

Minho yang tidak tahu menahu mengenai pembicaraan itu ingin segera undur diri dari hadapan saudara sepupu ini.

"Aku udah putus lama dari Lia, Soreeee!! Aku sekarang pacaran sama Ayen, adik tingkat di jurusanmu, udah jalan mau setahun tau!"

"Huh???"

***

Jisung semakin pusing. Sejak kapan Hyunjin suka dengan sesama jenis.  Mengapa bisa? Apa diperbolehkan oleh paman dan bibi? Terus kok bisa? SEJAK KAPAN?!?

Seandainya dia jujur pada Hyunjin, mungkin Jisung sekarang bisa bergandengan dengan Hyunjin. Ah, Jisung hampir lupa jika mereka saudara sepupu. Tidak mungkin bersatu.

Berakhir memikirkan Hyunjin, Jisung menatap Minho yang sudah bersiap untuk tidur. Lagi-lagi setelah makan malam, Minho memutuskan untuk langsung tidur.

Tanpa sadar Jisung menghembuskan napas berat.

"Kak Jana-"

Minho menghentikan aktivitasnya dalam merapikan kasur dan menoleh ke arah Jisung yang memanggilnya.

"Sore ingin bicara," samar Jisung berucap. Tidak enak rasanya membiacarakan masalah simpel ini. Tapi Jisung tidak bisa tenang.

"Bicara apa, Re? Langsung ngomong kayak biasanya aja," Minho menjawab.

"Kenapa Kak Jana kayak menja-"

Suara dering telepon di atas nakas menghentikan ucapan Jisung.  Diliriknya ponsel milik Minho itu yang menampilkan nama Felix dengan tambahan emotikon love tanpa warna dan isi.

"Sebentar ya, Kakak angkat telepon dulu di luar."

Setelah kepergian Minho, Jisung langsung terduduk lemas di kasurnya.

Jadi Kak Jana udah punya pacar? Dalam hati Jisung bertanya.

Ternyata Jisung tidak mendengarkan ucapan Chan sebelum pernyataan Minho menyukai meyukai sesama gender waktu di mall.

***

"Ada apa adik kakak yang paling cantik ini?" Minho memulai obrolan tepat setelah menekan tombol telepon berwana hijau.

"Felix enggak cantik, Felix itu manis!!"

"Sama aja adekku. Ada apa telepon? Tumben?"

"Masa kangen aja nggak boleh?" Nada bicara seperti orang cemberut. Minho bertaruh jika adiknya itu saat ini sedang memajukan bibirnya imut.

"Jadi kangen nih?"

"Hmm, sayangnya iya, kangen banget dicubitin pipinya sama kak Jana."

Semengemaskan ini, mana bisa Minho tidak tertarik?

"Fel, jangan buat aku mau balik sekarang buat cubit pipimu itu ya," nada Minho menggoda.

"Ishh, Kak Jana. Jauh juga masih bisa menggodaku!"

Tawa Minho terdengar bebas, menggoda adiknya adalah passion.

"Pasti pipinya lagi merona nih, gemes banget adeknya kakak."

"Kak, gimana Surabaya?" abai dengan godaan Minho, Felix lebih memilih bertanya supaya pembicaraan malam ini sedikit berbobot.

"Enggak beda jauh sama Jogja. Kamu tenang aja, Fel. Kakak baik-baik aja."

"Kak Biru gimana?"

Dalam hati meruntuki adiknya ini yang menghubungkan Chan lagi.

"Kenapa jadi tanya kak Biru? ingat kamu udah punya Laron!"

"LERON KAK NAMANYAA!! KEBIASAAN!!" Teriakan tiga oktaf Felix terdengar seperti akan memecah gendang telinga Minho.

"Daripada kakak panggil boncel?"

"Kesel banget sumpah deh sama kak Jana!!"

"Baik-baik kamu sama Leron. Dia sempurna kalau kakak lihat. Bibit dan bobotnya seimbang," ucapan Minho benar-benar tulus dari hati. Memang perasaannya Minho mulai terkikis karena dia tahu dirinya dan Felix tidak akan bersatu.

"Iya, kata mama juga suruh nikah aja setelah kak Leron lulus dan dia lulus tahun ini. Maaaakkkk, masa Felix seunyu ini mau nikah??? Kan seharusnya kak Jana sama kak Biru dulu."

Minho terdiam lama.

"Ehehe, udah dulu yuk Fel, udah malem. Bocil dilarang bobok malem," Minho mencoba menghentikan perbincangan tadi.

Minho dapat bernapas lega ketika Felix dengan suara tidak curiga memilih untuk menyudahi panggilan malam itu.

***
















Sekian untuk hari ini, selamat berhari Minggu~

Nah SoreJanaElang ketemuan, itu udah hyunknow+hyunsung moment tuh~

Di cerita ini, aku tanpa sadar membuka masalah baru tanpa menutup masalah lama... kayaknya

Jadi kawan Felix itu udah ada yang punya, Hyunjin pun udah ada yang punya. Tapi masih belum ada yang memiliki ciaa jadi bisa nikung.

Ambilkan Bulan | minsungchan✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang