6. Sampek Tuwek

438 73 10
                                    

(Bahasa Indonesia: Sampai Tua)

***

Hari Minggu yang cukup terik di daerah Surabaya Barat. Tapi hal itu tidak menyurutkan niat Jisung untuk menyeret Minho yang sedang bergelut dengan gawainya menyambi tiduran di kasur abu-abu mereka.

"Apa lagi, Sore?" Tanya Minho pada oknum yang menyeretnya itu.

Jisung menyengir lucu membuat Minho malah menyubit pipi gembil milik tupai eh Jisung. Ah Jisung benar-benar mengingatkan Minho pada adiknya.

"Ayo aku ajak jalan-jalan, Kak!" Jisung dengan sumringah meminta Minho. Lelaki kelahiran Oktober itu hanya bisa menggeleng heran. Benar-benar heran dengan teman ranjangnya ini. Suka sekali jalan-jalan, semakin mirip adiknya.

Apa jangan-jangan mereka kembar? Pemikiran Minho tiba-tiba karena dipikir-pikir wajah mereka sedikit mirip.

"Udah makan kan?" Minho abai dengan ajakan Jisung dan malah bertanya balik.

"Udah, enak banget sayur bikinan kak Jana. Masakan Kak Biru aja kalah!" Jempol Jisung ditujukkan tepat di wajah Minho.

"Sebenarnya itu tadi bareng Kak Biru buatnya."

"W O W!!! Sejak kapan kalian baikan?" Jisung bertanya dengan ekspresi kaget berlebih.

"Kami tidak pernah marahan, Sore."

Jisung merenggut, "Iya iya, Sore yang salah."

Minho cekikikan mendengar gerutuan Jisung, "Jadi jalan-jalan?"

Jisung tentu saja mengiyakan dengan senang hati.

***

"Biar Kakak aja yang nyetir," Minho menawari.

Pernyataan dari Minho itu menjadikan dirinya pihak penyetir dengan Jisung sebagai pengarah rute. Minho itu buta arah, daerah rumahnya sendiri saja Minho hanya tahu beberapa apalagi di tempat yang belum dia pijaki lebih dari seminggu ini.

Setelah setengah jam mengendara dengan berirama bersama kepulan asap polusi, kedua orang yang baru kenal seminggu itu telah sampai di tempat tujuan.

Kafe dan Karaoke Stralight.

"Jadi kita mau karaoke?" Pertanyaan Minho langsung ketika mereka turun dari motor milik temannya Jisung itu.

Jisung mengangguk jadi memang selama perjalanan tadi dirinya tidak tahu menahu akan diarahkan ke mana. Minho baik sekali kan? Memang terlalu baik Minho ini untuk dunia yang kejam padanya.

Jisung masuk lalu langsung memberikan sebuah kartu yang diambil dari dompet kulit warna cokelatnya. Minho di belakangnya menyelisik kartu apa itu.

"Kartu pelanggan, Kak, biar ada kortingan," seakan tahu isi pikiran Minho, Jisung langsung memberitahu kartu beserta fungsinya. Jisung juga berbicara kalimat itu di depan mbak yang jaga dan itu buat Minho malu.

"Biasanya sama Elang, Re?" Minho tidak jadi malu karena mbaknya ternyata kenal dengan Jisung.

"Bosan lah, makin gak bisa move on nanti Sore sama dia," Jisung menjawab.

Minho sebenarnya penasaran namun dia urung bertanya karena dia sadar belum lama dirinya mengenal sosok yang tingginya tidak beda jauh dengannya ini.

"Ruang nomor 20 ya, Re. Kami gak usah nganter, kan?"

"Ih Mbak Rena gak profesional, rek, mene gak kate rene maneh (Besok tidak akan ke sini lagi)," Jisung dengan logat Suraboyoannya keluar dan itu membuat Minho bingung sedangkan mbak yang dipanggil Rena itu menampilkan wajah datarnya karena tahu jika Jisung tetap akan ke tempat ini sewaktu suntuk.

Ambilkan Bulan | minsungchan✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang