9.

1.4K 185 26
                                    

一happy reading❤

Jeno sedari tadi diam, dan terus merangkul Jaemin untuk menghilangkan rasa gugupnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeno sedari tadi diam, dan terus merangkul Jaemin untuk menghilangkan rasa gugupnya. Sudah cukup ia melihat hal tidak wajar hari ini, mulai dari cewek-cewek yang lebih muda darinya yang mahir menggunakan pedang, wanita bersayap yang terbang, kenyataan bahwa ia adalah seorang demigod yang sedang diincar oleh raksasa, sampai siluman banteng besar dengan hidung yang di piercing yang hampir saja membunuhnya dan teman-temannya. Ia betulan pusing sekarang.

Mereka masih setia berdiri menunggu kakak-kakaknya yang lain. Sebenarnya, mereka sudah diajak masuk ke paviliun makan oleh Joy dan Yeri, tapi, mereka menolak dengan alasan menunggu kakak-kakaknya. Kasihan Haechan, air liurnya sudah berceceran melihat makanan.

"Chan anying, jorok bener lo!" Mark memukul pundak Haechan agar Haechan sadar. Haechan buru-buru menegakkan badannya dan mengelap air liurnya, "hah? Kenapa?" Tanyanya linglung.

Jeno tertawa sampai matanya hilang. Ia sampai memukul Jaemin saking lucunya, padahal, tidak ada yang tertawa selainnya. Jika kata Renjun: benar-benar Nojam. Bahkan Renjun saat ini, sedang menatap Jeno kesal dan berancang-ancang ingin memukul kepalanya sekarang juga. Untung saja Renjun sabar.

Tiba-tiba, Jungwoo datang merangkul Jeno dan Jaemin, membuat keduanya terkejut. Jungwoo tersenyum, "yok makan." Ujarnya yang diangguki oleh kedua sahabat tersebut. Mereka berjalan bersama menuju paviliun makan.

Jeno gugup setengah mati ketika hampir sembilan puluh persen pekemah yang ada di paviliun makan memperhatikan mereka bersembilan belas一minus Jaehyun dan Taeyong一yang sedang berjalan menuju paviliun makan. Sebagian menatap mereka penasaran, sebagian lagi menatap mereka dengan tatapan remeh, dan sebagian lagi一kebanyakan wanita一kagum, dan mulai berbisik-bisik, bahkan mulai berteriak dan meminta id Line mereka.

"Pasti mereka lagi mikir betapa gantengnya kita." Ujar Haechan tiba-tiba. Renjun menatapnya kesal.

"Iya, kecuali lo." Timpal Renjun setelahnya. Jeno tertawa kencang.

"Terus mereka juga ngomongin seberapa kecil bahu Renjun." Ujar Jeno setelahnya.

Yang lain ikut tertawa kecuali Renjun tentunya. Ia hanya memutarkan bola matanya kesal. Ia ingin sekali memukul Jeno sekarang, tapi sadar, semua orang memusatkan perhatiannya kepada mereka. Daripada mereka bertengkar, baku hantam dan Jeno kalah, nanti Renjun kerepotan meladeni gadis-gadis Aphrodite yang meminta nomor ponselnya, id Linenya, ukuran celananya, ukuran sepatunya, dan lainnya.

Jeno sendiri masih tertawa tanpa suara hingga perutnya sakit dan matanya berair. Jaemin menggelengkan kepala melihatnya.

"Udah kali Jen. Itu ciwi-ciwi mimisan ngeliat lo ketawa." Ujar Jaemin, kemudian menepuk pundak Jeno lumayan keras membuat Jeno diam meski masih menahan tawanya, hingga perutnya sakit setengah mati baru ia berhenti.

Pentungan dibunyikan, tanda waktu makan malam telah dimulai. Para makhluk aneh mulai membagikan makanan-makanan dari tangannya dengan cepat. Jeno sampai takjub. Bukan karena betapa cepatnya makhluk aneh itu membagikan makanan, tapi takjub melihat semacam peri cantik terbang dengan cepat.

[1] camp half-blood • nct [hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang