Chapter XXV : Confession

2.2K 223 51
                                    

__-oOo-__

Dia memandang vampire itu nanar

Mungkin telah memiliki firasat dirinya akan berada di posisi yang sama

__-oOo-__

.

Gumusservi

~After Obfuscate : Side A~

Chapter XXV : Confession

.

__-oOo-__

Seminggu sudah terlewat sejak topik pembicaraan mengenai interogasi pada Nikolai diangkat. Setelah memikirkan keuntungan dan kerugiannya, aku memutuskan untuk memberitahu bangsawan lain.

Atas penawaran Kaisar Akhsa itu, kami—para empat bangsawan—akhirnya setuju untuk menginterogasi Nikolai.

Theo dan Mikaela sebenarnya agak kaget. Mereka malah berpikir aku akan memberikan perintah membunuh Nikolai yang sekarang tak sadarkan diri.

Nyatanya aku malah memerintah yang berkebalikan dari itu.

Leo pun datang ke kediamanku sambil membawa satu botol seukuran telapak tangan. Ia menunjukkan ramuan yang dibuat oleh para peri itu padaku.

Ramuan untuk mengembalikan ingatan.

Seluruh persiapan telah siap, hanya tinggal datang ke Friedhof dan melakukan interogasi.

Setelah kami menjemput Kaisar Akhsa di gate Witcherian, kami menuju tempat Nikolai disegel.

Di bawah tanah itu masih sama, hanya ada satu ruangan terpendam dengan satu peti mati di kelilingi rantai biru.

"Bukan tempat yang nyaman untuk tertidur," gumam Kaisar Akhsa setelah meneliti ruangan.

"Saya setuju," balasku. Terlalu lama di dalam Friedhof bisa membuat siapapun tertekan—entah karena rasa takut atau imajinasi liar mengenai hal-hal mistis.

Kaisar Akhsa berhenti tepat di samping peti mati yang penutupnya sudah kami buka. Nikolai di dalam peti mati itu, tertidur nyaris kelihatan mati.

Jari sang kaisar hendak menyentuh vampire itu, sebelum akhirnya berbalik kepadaku. "Hm... kurasa lebih baik jika vampire ini di-restraint. Aku tak mau dia mengamuk."

Kami berempat mengangguk, lalu mengeluarkan rantai biru kami. Kedua tangan dan kaki Nikolai terbelenggu dan kami seret hingga dirinya berdiri dengan punggung menyentuh dinding.

Kaisar Akhsa mengangguk puas, kemudian mulai menyentuh dahi Nikolai. Ada satu lingkar sihir berwarna putih yang bersinar, bersamaan dengan makhluk nyaris seperti kupu-kupu terbang di ruangan.

Nikolai mengerang, lalu sepasang matanya terbuka.

Sepasang manik biru redup itu berkabut, tak ada kata kehidupan di sana. Warna yang membuat siapapun pasti iba melihatnya.

Leo langsung maju dan meminumkan ramuan yang ada di tangannya pada Nikolai, membuat vampire itu terbatuk. Nikolai menundukkan kepala terlihat disorientasi, menjauhi pandangan kami.

"Sepertinya cukup," kata Leo memandang botol ramuan yang kosong. "ramuannya akan bekerja paling cepat lima menit dari sekarang. Jadi kita harus menunggunya."

Kami semua terdiam, memandang Nikolai dengan perasaan ragu.

Apa benar ramuannya akan bekerja?

Gumusservi ~Stardust~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang