.
__-oOo-__
Andaikan memohon agar cinta ini berbunga adalah tindakan berdosa
Pastinya neraka abadi tercipta hanya untukku
__-oOo-__
.
Gumusservi ~Stardust~
Chapter XXXIII : Eloquent
.
__-oOo-__
Terkadang aku bertanya-tanya... apa sekiranya yang pria itu pikirkan. Apa dia melihatku sebagai beban mengganggu?
Atau eksistensi yang seharusnya tak lahir?
Setelah melambaikan tanganku pada Tuan Rexford yang kelihatannya lelah, aku semakin menyadari betapa... 'kecewa' pandangan pria itu padaku.
Ah. Apa kecewa adalah kata yang pantas?
"Itu pandangan cemburu, Nona Aysheela." Tuan Ashworth yang berada di sampingku mengatakan hal itu dengan santainya. Seakan mengatakan bahwa makan malam hari ini adalah telur gulung.
Cemburu, katanya?
"Anda penasaran dengan wajah Adrian, bukan?" tanya Tuan Ashworth memastikan, kedua alisnya terangkat. "itu jawabannya."
"Kalau itu memang jawabannya," kataku dengan nada tidak setuju. "saya sudah menyeret Tuan Rexford ke altar untuk menikah sekarang juga."
Tuan Ashworth terbatuk mendengar pernyataanku.
Pria itu menutupi mulut dengan punggung tangan, kemudian berdehem menyembunyikan suara batuknya.
"Anda tidak apa-apa, Tuan Ashworth?"
Aku menepuk dan sesekali mengusap punggung pria malang itu. Mungkin saja ada segumpal salju yang masuk ke tenggorokannya.
"—Uah, jangankan orang ketiga, semut saja tidak bisa masuk di antara kalian."
"Ya?" tanyaku untuk memintanya mengulang.
Aku tahu dia bergumam, tapi tidak bisa kumengerti seratus persen. Apa dia memintaku untuk mengambilkannya air putih?
"Ah, tidak apa-apa. Saya hanya agak kaget." Tuan Ashworth mengibaskan tangannya di depan wajah. "Nona Aysheela, apa Anda pernah mempraktekan keagresifan itu di depan Adrian? Maksud saya, dalam wujud apapun."
Aku mengangguk, membenarkan. "Tentu. Tapi, saya cukup menyesalinya. Harusnya saya menjadi gadis lemah yang pemalu saja. Dengan begitu saya tidak akan dijodohkan begini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Gumusservi ~Stardust~
RomanceGadis kecil ini benar benar mirip. Seakan-akan 'dia' terlahir kembali. Dan seperti 'kutukan', hatiku yang telah lama mati mulai bergetar. Seakan menarik tirai panggung bernama 'takdir' Memulai opera yang disebut 'cinta' (-ooOoo-) Saat melihat gadis...