.
__-oOo-__
Agaknya terasa hambar
Dunia yang kubayangkan tanpa adanya dirimu
__-oOo-__
.
Gumusservi ~Stardust~
Chapter XLI : Warning
.
__-oOo-__
Sekitar tiga jam Adrian berada di kediaman Ashworth sebelum akhirnya ia pulang. Ada berbagai hal yang Adrian pahami dan ia yakin selama ini cuma dengan egois berada di jalan yang menurutnya aman.
Hannah dan Ruvelix yang tengah membereskan taman dan mencuci langsung bangun ketika melihat Adrian dari gerbang.
"Uwah... wajah Anda kusut sekali, Tuan," ujar Ruve nyaris ingin tertawa. Melihat betapa gelap aura sang tuan, sudah pasti ada kejadian besar yang menimpanya.
Hannah mencubit pinggang Ruve—menyuruhnya diam—kemudian menawarkan minum pada Adrian. Tapi Adrian menolak, ia bilang akan mengurung diri di ruang kerjanya untuk sementara waktu.
Jadi... kedua pelayannya hanya mengangguk—walau hati mereka jadi bertanya-tanya.
"Kok kelihatannya ada yang gawat, ya?" tanya Ruve, berharap Hannah membantah.
"Kau, sih!" Hannah kali ini malah menginjak kaki Ruve, membuat rekannya itu berlutut kesakitan.
"Akh! Kau gila, Hannah!" pekik Ruve, meringis kesakitan karena kakinya yang sudah dilindungi sepatu pun tidak bisa meminimalisir serangan Hannah. "—'kan aku cuma bicara jujur!"
"Jujur bukan berarti seenaknya!" balas Hannah emosi.
Ruve menatap Hannah dengan perasaan tidak enak, yah... memang benar dia keterlaluan.
"Aku yakin pasti soal sang terpilih lagi." Ruve bangun dan mengusap tengkuknya. "cuma persoalan mengenai terpilih yang bisa membuat tuan kita begitu."
Hannah mengaitkan jarinya yang dingin. "Kalau tuan kita sampai sedepresi itu, apa artinya rumor mengenai sang terpilih sudah menentukan pasangannya benar?"
Akhir-akhir ini rumor mengenai sang terpilih telah berkomitmen untuk menikahi salah satu vampire kandidat pasangannya sangatlah panas. Banyak yang bilang itu hanya rumor dan perjodohan ini masih berlangsung. Ada juga yang berkata rumor itu benar.
Karena baik Ruve dan Hannah tidak berani bertanya soal ini pada sang tuan, jadi mereka hanya mengikuti arus yang diciptakan orang-orang.
Sebut saja mereka seimbang antara percaya dan tidak percaya.
"Mungkin. Tapi bisa juga—"
Ruve menghentikan kalimatnya, ia ragu—atau bisa dibilang dia berharap perkataannya ini benar.
"Bisa juga?" tanya Hannah menuntut.
"Bisa juga tuan hendak memilih apa yang selama ini dia hindari." Ruve mengambil kembali sapu halaman dan mulai melanjutkan pekerjaannya lagi. "sudahlah, apapun itu bukan tugas kita untuk ikut campur. Serahkan saja semuanya pada tuan.
Hannah menggigit bagian dalam bibirnya. "Sebenarnya, aku agak takut."
"Mengenai apa?" Ruve menghentikan gerakannya untuk menyapu halaman yang sudah penuh dengan daun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gumusservi ~Stardust~
RomanceGadis kecil ini benar benar mirip. Seakan-akan 'dia' terlahir kembali. Dan seperti 'kutukan', hatiku yang telah lama mati mulai bergetar. Seakan menarik tirai panggung bernama 'takdir' Memulai opera yang disebut 'cinta' (-ooOoo-) Saat melihat gadis...