☾1O

90 20 9
                                    

Keesokannya pihak sekolah memberitahukan bahwa sekolah akan di liburkan hingga tiga puluh satu maret, merekapun melakukan kelas online bersama guru bidang study.

Namun itu tak berlaku pada kelas unggulan, khusus mipa satu dan ips satu, hanya diberi tugas yang menumpuk.

Grup kelas ramai dengan umpatan dan makian, sebab tugas dan catatan yang diberikan tak sebanding dengan jam jadwal mapel seperti biasanya.

Notifikasi yang beruntun, membuat Fana yang tengah menikmati rebahan di kasur, terpaksa bangkit dengan wajah masam, lalu menghack semua kunci jawaban. Setelah itu ia share pada grup kelas agar tak lagi mengirim pesan.

WhatsApp grup sebelas mipa satu kembali sepi, mungkin tengah menyalin jawaban.

Tak lama waktu berselang, handphonenya kembali berdering,

"Boleh ketemu sebentar? Saya sms alamatnya ya"

"Iya"

Fana kembali meletakkan handphonenya, lantas beranjak mandi dan siap-siap.

Sesampainya disana,

"Kamu yakin ingin membatalkan perjodohan kita?"

Fana memalingkan wajah dari pemuda dihadapannya. Lalu menghela nafas panjang, dan menghabiskan americanonya.

"Bukankah seperti itu perjanjiannya? Dia sudah saya bawa kerumah untuk mengunjungi kalian, itu artinya suka-suka saya mau di lanjutkan atau berhenti sampai disini"

"Lalu apa rencanamu? Dia masih memiliki keluarga. Sangat tidak mungkin kalian kawin lari, ya kan?"

"Pemikiran saya tidak sesempit itu. Anda mungkin tau kalau saya termasuk detektif termuda. Jadi, ada kemungkinan besar saya tau mengenai silsilah keluarga kalian"

"Kamu kasih saya ancaman? Ingat, jangan main-main dengan saya. Sebenarnya mau kamu apa?"

"Mau saya hanya satu kok. Langit harus tau kalau kalian bukan keluarga aslinya"

"Tidak semudah itu, Fana"

"Anda yang mempersulit, kak Angkasa. Ok, sepertinya tidak ada yang perlu di bahas lagi kan? Saya duluan.." Fanapun meninggalkan cafe tersebut.

Setelah kepergian Fana, Angkasa semakin marah dan frustasi. Ia lantas menghubungi bawahannya, untuk membawa paksa Langit pulang.

Namun sepertinya itu tak akan berhasil.



Namun sepertinya itu tak akan berhasil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Gila kalian!! Ngapain kesini?" Bara mengacak rambutnya frustasi.

Di situasi Indonesia yang sedang kritis. Teman-temannya malah berkumpul ke rumah, membawa pizza dan coklat panas.

"Kan lu ultah dua hari yang lalu. Karena takut di tangkep satpol, kita baru bisa ngumpul sekarang deh" sahut Nara sembari memakan makanan yang mereka bawa.

𝐒𝐞𝐫𝐢𝐛𝐮 𝐑𝐚𝐠𝐮『√』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang