☾12

65 19 23
                                    

Saat sore menjelang malam tiba, intinya saat senja datang. Jingga dan kawan-kawan langsung ke tempat tinggal Nares. Jinggapun nembak hanya dengan bermodal hati yang setia dan tulus.

"Tok tok tok. Do you wanna build a snowman?"

Kelakuan Jingga lantas mendapat pukulan dari Bara,
"Bilang samlekum kek"

"Kita punya mata ada dua
Jangan sampai kesandung batu
Hei Nares si penyejuk mata
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu"

"Bodoh banget heran. Bukannya pencet bel dulu baru pantun" Langit pun maju untuk menekan bel.

Ting!

Tak lama pintupun terbuka,
"Ka—kalian ngapain?"

"Pulang kampung bawa mengkudu
Bawa banyak juga buat arisan
Kalau kau suka padaku
Boleh dong kasih kepastian" Jingga memainkan sebelah alisnya, kemana Jingga yang dingin >_<

"Ha? Masuk dulu deh, takut di liatin tetangga sebelah. Nanti ngeganggu"

Akhirnya mereka pun masuk dan Nares menutup pintu kembali. Sebelum berbalik ia pun mengambil nafas sebanyak-banyaknya, siap-siap ngefly.

"Abis ke pasar beli cuka
Di anterin pulang sama anya
Kalau emang kamu juga suka
Gimana nih jawabannya?"

Nares diam sebentar, lalu mangut-mangut.

Teman-temannya lantas menyoraki mereka, biasa anak muda. Sebenarnya Nares ingin sekali di tembak secara romantis, tapi apa daya imajinasinya tak sejalan dengan realita. Jadi ya sudahlah, yang penting kan hati, bukan kondisi.



 Jadi ya sudahlah, yang penting kan hati, bukan kondisi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Telfon Fana terus berdering, namun pemiliknya dan para gadis tengah tempur, eh masak mie rebus di dapur. Langit pun berinisiatif untuk mengangkatnya,

"Assalamualaikum, Fan" sapa suara wanita dari seberang sana.

"Waalaikumsalam, maaf Fana-nya lagi masak. Saya temannya. Ini siapa ya? Biar nanti saya sampaikan"

"Oh, bilang aja dari saudaranya"

"Oh ok—"

Tut tut


"Bara mana?" setelah itu Langit lanjut menonton crash landing on you bersama Jingga, dan Jay.

"Biasa, nyebat"
















"Yah.. Seo Dan sama Alberto malah karam" Jingga melempar-lempar popcorn ke layar televisi.


















"Hwih, gwantwengwan jwugwa gw dwari pwada kwapten Rwi" sahut Jay dengan mulut yang penuh dengan oreo.

















𝐒𝐞𝐫𝐢𝐛𝐮 𝐑𝐚𝐠𝐮『√』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang