11

542 75 0
                                    


Aku sudah mempersiapkan semua baju dan barang-barang yang harus aku bawa, selama 2 hari aku menjaga haruna dan menginap dirumah nya

Sebenarnya ini tidak sehat untuk jantung, karna pasti aku akan sering bahkan sangat sering melihat keindahan Haruto,

Sungguh aku dibuat kagum oleh anak umur 18 taun itu.

















Drrrttt drrrttt

"Hallo dera, Lo udah siap kan"

"Iya ini udah siap"

"Yaudah tunggu bentar ya ini gue lagi di jalan, sekitar 10 menit lagi nyampe"

"Iya hati-hati gausah ngebut"

"Iya dera iya"

Tutttt

Aku paling lemah kalo udah denger haruto berbicara dengan nada halus.

































Sekarang aku dan haruto sedang dalam perjalanan

"Emang lo bawa apa aja sih sampe sekoper ukuran sedeng gitu?"

"Ya keperluan gue kan banyak"

"Dasar cewe"

"Itu bukan keperluan pribadi aja"

"Terus?"

"Ya di dalemnya ada laptop sama kertas-kertas laporan, bukan cuma laporan sih ada yg lainya juga, ya pokoknya banyak berkas-berkas nya jadi biar ga kusut gue pake koper aja"

"Ohh iya ya, kalo pake tas kan kusut ya jadinya"
"O iya, lo bisa masak kan?"

"Bisa banget, tenang nanti lo sama Haruna setiap makan gue masakin"

"Asikkkk"


































Sudah dari sejam yang lalu aku sampai dirumah haruto

Dan sekarang aku lagi masak tumis buncis daging cincang, sup ayam, dan udang balado





"Gue tadinya malam ini mau keluar, tapi pas nyium wangi masakan lo gue batalin deh"

"Hahaha, yaudah panggilin Haruna nya gih kita makan bareng-bareng"
























"Haruna makannya dikunyah, kasian itu teh dera nya belum makan"

"Apasih kakak berisik!!"

"Udah haruto gapapa"

"Kan lo nya belum makan deraaa"

"Gapapa ih, udah itu lo juga makannya cepet abisin nanti bekasnya dicuci sendiri"














"Haruna aaaa sekali lagi nanti udah makannya"

"Gamau pake nasi teh"

"Ya harus pake nasi atuh"

"Gamau gamauuuu"

"Tapi ini nasinya masih banyak"

Haruna terus merengek, karna dia gamau makan pake nasi dia mau lauk nya aja.

Mendengar rengekan haruna,

Haruto yang sedang mencuci piring, langsung menghampiri Haruna

"Disuapinnya sama kakak aja ya"

"Gamauuuu"

"Heh! Teh deranya belum makan!!!"
Ucapnya dengan nada tinggi yang membuat Haruna takut dan langsung menangis lalu memelukku

"Hussstt udah yahh"

"Kakak nakal huaaaaaa"
Lalu aku pangku Haruna untuk menenangkan nya.

"Dera, tapi lo be-

"Udah haruto gamasalah"

Aku lihat haruto menghela nafas.

"Lo, gue suapin"

"Ih apaan gak ah"

"Haruna kalo nangis lama, nanti lo telat makan"

Aku menolak

Tapi haruto yang keras kepala, tetap menyuapi ku.

Haruto menyuapi ku, sedangkan aku sedari tadi masih memangku Haruna.



















"Udah haruto, gue udah kenyang"

"Dua lagi ini dua lagi"

"Hahahaha"

"Kenapa lo?"

"Lo kaya lagi suapin bayi aja"

"Lo kan emang bayi"

"Idih yang ada elo kali yang bayi"

"Tinggian siapa coba?"

"Kebiasaan bawa-bawa tinggi badan_-"
"Eh ngomong-ngomong ini Haruna tidur ya?"

"Loh iya"
Haruto menyimpan piring yang sedari tadi ia pegang,

Kemudian mengambil alih haruna, lalu menggendong nya ke kamar.


































Sekarang aku sedang mengerjakan tugas kuliah ku, sambil menemani haruto belajar.











"Ehmm der"

"Hmm?"

"Sorry ya"

"Kenapa?"

"Pasti tadi pundak sama punggung lo sakit gara-gara mangku Haruna terlalu lama"

"Ga terlalu sakit kok santai aja gapapa juga kali"

"Gue pijitin mau?"

Aku terkekeh melihat ekspresi khawatir nya yang menggemaskan.

Aku menggeleng kan kepala ku, tanda menolak tawarannya.























Dia bener-bener beda dari kesan pertama aku ketemu dia.

Yang tadinya ketus dan sarkas

Sekarang jadi lebih hangat dan peduli.







Aduhhhh gimana bisa aku suka sama anak SMA ini ya tuhan.





Soulmate | Haruto Watanabe ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang