Haruto terus menghubungi ku, dan tidak jarang dia mengirimkan aku makanan lewat gojek.Jujur saja, aku gak tega melihat haruto yang selama 1 bulan ini.
Tapi rasanya sulit,
dia sudah merusak kepercayaan ku
Dan niat nya hari ini aku akan membuat keputusan akhir dari hubungan ku dengan haruto, aku harus tegas dengan perasaan ku,
Walaupun aku masih sangat menyayanginya tapi itu tetap tidak akan sama seperti dulu.
Dan sore ini aku berniat berbicara kepada bunda jennie.
"Ra anter gue ke ibu jennie yuk"
"Lah kok minta anter gue? Biasanya juga celonong-celonong aja, apalagi sejak lo jadi pacarnya haruto"
"Ini beda ra"
"Mau ngapain sih emang?"
"Gue mau mengundurkan diri, mau berhenti ngajar Haruna"
"HEH?!! Ini gaada hubungan nya sama haruto kan?"
Aku menghela nafas berat
"Ra, percaya sama gue, gue melakukan ini karna gue udah menentukan ini yang terbaik buat gue"
"Ok kalo masalah itu gue paham kalo itu nanti bakal ngeganggu profesionalitas kerja lo, tapi ini nanti lo kerja dimana lagi woy, kuliah lo gimana?"
"Kalo soal itu, gue bisa kerja di cafe atau dimana lah nanti gue cari lagi"
"Dera.., kerja di cafe atau dirumah makan itu capenya 2 kali lipat, sedangkan kedepannya kuliah makin hectic"
Omongan sakura ada benarnya juga.
Tapi tekad ku untuk mengundurkan diri sudah kuat.
"Gue bisa kerja di salon atau di klinik gigi atau apapun lah, gue bisa kerja disana sakura"
"Yaudah apapun keputusan lo gue dukung"
"Makasih ya ra"
Aku sudah berada di rumah ibu jennie bersama sakura,
Aku dan sakura sedang menunggu ibu jenni karna pas sakura telpon tadi katanya sedang di supermarket.
Sejak tadi pikiran ku kalut, dan aku tidak banyak bicara
"Dera.."
"Hmm?"
"Rileks, kak jennie gabakal marah kok sama lo, dia pasti menghargai keputusan lo"
Tiba-tiba pintu rumah terbuka,
Aku kira itu ibu jenni
Tapi ternyata itu..
"Loh ada dera sama teh rara"
Ucapnya dengan sumringah.Aku meliriknya sekilas.
"Ada perlu apa teh? Kayanya serius gitu tuh muka"
"Bunda lo di jalan aja lama bener sih"
"Ohh mau ketemu bunda, ada apaan sih"
"Gausa banyak tanya bisa?"
Ucapku dengan ketus"Kan aku nanya"
"Hmm"
"Eh haru.."
Sakura memanggil haruto saat haruto ingin pergi ke kamarnya."Bentar ya, gue mau ngobrol bentar a haruto"
"Mau ngobrol apa lo?!"
"Rahasia keluarga, dah ah kepo bener"
"Awas ye lo ngomongin gue"
"Gausah geer mbaaa"
Hampir 1 jam sendirian aku menunggu ibu jenni di ruang tamu, mana sakura lama banget lagi ngobrol sama haruto-nya.
Cklek
Pintu terbuka menampilkan ibu jenni dengan banyak tas belanjaan ditangannya.
"Sini bu biar dera bantu"
Aku membantu ibu jenni membawakan belanjaannya,
Dan kini aku sedang berdua di dapur.Aku dan ibu jenni duduk di meja makan dengan posisi bersebrangan
"Kamu udah makan der?"
"Udah bu tadi di kampus"
"Kesini sama sakura? Sakuranya mana?"
"Dia lagi ngobrol sama haruto"
"Oh iya ngomong-ngomong soal haruto..
Kalian udah baik-baik aja kan?""Belum bu"
"Haduh anak itu ya!"
"Oh iya bu maksud kedatangan dera kesini dera mau ijin buat ga ngajarin Haruna lagi, soalnya kuliah makin padet jadi takut jadwal belajar Haruna terbengkalai karna sekarang aku udah masuk semester 5 dan sebentar lagi nyusun skripsi dan sebagainya"
"Ohh iya bunda ngerti, padahal bunda berharap kamu bakal ngajarin Haruna terus soalnya perkembangan Haruna saat belajar sama kamu benar-benar pesat"
"Mungkin ibu bisa cari bimbel atau guru les privat yang profesional, kalo mau nanti dera Carikan"
"Sebentar-sebentar, ini.... Gaada hubungan nya sama haruto kan?"
"Gaada Bu, ini murni karna dera takut jadwal belajar Haruna ga ke kontrol akibat jadwal dera yang semakin padat"
"Bunda kira ada hubungannya soalnya kamu udah gapernah kerumah lagi, dan sekarang baru kerumah lagi malah ijin berhenti ngajar Haruna, terus manggilnya juga udah ga bunda lagi"
Katanya dengan nada kecewa."Emmm bu, maaf juga ya kalo dera sama haruto gabisa lanjut"
KAMU SEDANG MEMBACA
Soulmate | Haruto Watanabe ✅
FanfictionKisah ku yang jatuh pada pesona si Anak SMA .. 17+