40

505 55 4
                                    

17+



Kini aku sedang berdiri menikmati pemandangan ditempat ini ditemani dinginnya malam juga haruto yang berdiri tepat di belakang ku.

"Kak..."

"Hmm?"

"Udah jam setengah 10 malem nih, bang Arjun ga nyariin?"

"Emang Arjun siapa gue sampe nyariin gitu?"

"Pacar, kali"

"Haruto....
Gue kan udah bilang, gue gapernah ada hubungan apa-apa sama arjun, gue sama dia itu berteman baik sejak awal ospek sampe sekarang"

"Urusan hati gak ada yang tau"

"What ever..., Gue sama Arjun memang gapernah ada hubungan apa-apa, mungkin dulu sempat deket lebih dari temen tapi since i met you, we're just friend, dan berlaku sampai sekarang"

"Kalo bang Arjun suka sama lo?"

"Ya biarin aja"

"Kok dibiarin? Kan bang Arjun baik tuh sama lo, bertanggung jawab juga, ga kaya gue... Bajinga-

Chup!

Aku membalikan tubuhku dan berjinjit untuk mencium haruto tepat dibibirnya.

Aku kesal, haruto selalu saja merendahkan dirinya.

Bibir ku masih menempel dibibir haruto,

Tidak ada pergerakan entah itu dari aku atau darinya.

Aku melepaskan ciumannya lalu beralih memeluk haruto dan menyembunyikan wajah ku di dada bidangnya.

Haruto menangkup kedua pipi ku
Agar menatap ke arahnya

Haruto menatapku dalam-dalam, dia mulai mendekat kan wajah indahnya..

Aku bisa merasakan deru nafasnya

"what's the purpose of that kiss , honey?"
Ucapnya dengan suara rendah, tepat didepan bibirku.

Jantung ku makin tidak karuan.
"G-gue cuma gak suka kalo lo.... Lo merendahkan diri kaya gitu"
Ujarku, lalu menunduk.

Haruto memegang daguku dan diarahkan untuk menatapnya kembali.

Lalu dengan secepat kilat, aku merasakan bibir manis haruto..

Tidak ada pergerakan.

Aku dan haruto hanya memejamkan mata, saling menyalurkan perasaan

Haruto mulai menggerakkan bibirnya, melumat bibirku pelan.

Aku mulai mengikuti alurnya, dan mengalungkan tangan ku pada lehernya

Tangan kiri haruto memeluk pinggang ku untuk mempersempit jarak, dan tangan kanannya mengelus pipiku.

Aku benar-benar terhanyut dalam ciumannya.

Semakin lama ciumannya semakin menuntut, tangan haruto pun tidak tinggal diam

Tangannya mengelus lembut dada ku, yang membuatku mengerang kecil.

Aku menghentikan pergerakan tangan haruto, saat tangannya mulai menelusup masuk ke dalam baju ku.

Ciuman kita terhenti, haruto menempatkan kedua tangannya di pinggangku dan kedua tangan ku masih setia di pundaknya.

"Jangan, ini tempat umum"
Cicit ku.

Haruto tersenyum manis,

Namun bagi ku itu terlihat menakutkan

Dan kemudian haruto memeluk ku, dan aku menenggelamkan wajahku pada dada bidang nya

"Beneran gaada hubungan apa-apa kan sama bang Arjun?"

Aku mengangguk di dada bidangnya

"So.... Will you be mine? Kita mulai dari awal, maaf aku sering nyakitin kamu, maaf aku ga bisa lupain kamu, untuk soal Yuna aku udah selesaiin semuanya"

Aku melepas pelukannya dan menatap haruto

"Gimana?"

"Aku udah selesaiin hubungan aku sama yuna pas kamu memutuskan untuk pergi"

"Kok waktu itu ke klinik?"

"Jadi itu... Itu modusnya aku aja hehe, aku pengen banget ketemu kamu tapi aku takut kamu nolak kalo aku ngajak kamu langsung jadi aku ajak Yuna kerja sama, awalnya dia nolak tapi pas aku kasih dia imbalan dibayarin perawatan nya, akhirnya dia mau"

"Mana ada cewek nolak dibayarin perawatan nya"

"Hehe.. so Will you?"

"Emm ciuman tadi gak cukup untuk sebuah jawaban?"

Haruto terdiam, lalu memelukku kembali

"Makasih ya sayang, aku janji kalo aku nyakitin kamu lagi, kamu boleh pergi dan aku gabakal muncul lagi di kehidupan kamu"

" mau ninggalin?"

"Ih ya engga yaampun baru aja jadian"

"Berarti kalo udah lama mau ninggalin?"

"Sayang ih"

"Hahahahah "

Soulmate | Haruto Watanabe ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang