penghianat!

21 4 1
                                    

Diam itu emas, tapi jika diammu mereka injak. Bicaralah dan buat mereka diam.

                              *****

" Xian, turunkan aku di depan gang itu..."
Tanganku sambil membereskan semua data data perusahaan. Yes, perusahaanku.

aku memang mempunyai perusahaan sendiri. Tanpa sepengetahuan ayahku ataupun orang lain.

" Tapi nona, ini masih sangat jauh dari rumah ibu nona..." Wajah xian menampilkan wajah agak sedikit cemas.

" Tak apa xian, aku tak mau ibu curiga, aku mau kamu bereskan semuanya. Seperti yang ku perintahkan. Dan satu lagi jaga saudaraku rain. Pastikan dia tetap aman. Malam nanti, aku akan ke markas...."
Ujarku serius

" Baik nona..."
Mobil yang di kendarai xian pun mulai menjauh.

Aku agak berlari di tempat, agar terlihat seperti kelelahan. Aku mulai berjalan pulang.

Krekkkk
" Assalamualaikum bu..."
Tanganku sambil membuka gagang pintu rumah kecil itu, rumah yang sederhana, rumah bercat biru. Namun tetap terkesan damai ...
Tapi aku bahagia di sini, bahagia bertemu ibu...

" Ehhh rain, kok kamu kaya kecapean gitu? Sepeda kamu mana sayang?"

Ku pandangi wanita di depanku itu umurnya memang sudah menginjak kepala 4 tapi tetap saja kecantikan nya seolah tak di telan oleh waktu. Walaupun wajahnya mungkin sudah agak sedikit muncul keriput.

" Itu bu, sepedaku bannya bocor jadi ku taruh di tukang tambal ban dulu. Besok baru aku ambil..." Ucapku berbohong..

" Ya sudah kamu istirahat ya, ibu mau ke sawah dulu. Mau ngasih makan siang untuk abah.."
Tangan ibu sambil membawa rantang berwarna putih.

" Iya bu..."

Abah.
Itu kakekku aku biasanya memanggil nya abah.
Dulu abah memang tak setuju dengan pernikahan ayah dan ibuku, hm begitulah ceritanya yang ku dengar dari rain. Tapi, ayahku meyakinkan abah. Akhirnya abahpun merestui.
Tuhan maha baik, pasangan itu di karuniai 2 bayi kembar. Semua perempuan.
Yaaa itu aku reinata zein dan saudara kembarku rainata zein.

Namun terkadang takdir itu menyebalkan, ia memberi dan mengambil apapun dengan cepat.
Entah bagaimana awalnya namun, ayahku ke pergok abah ketahuan selingkuh dan bermesraan dengan sekertarisnya. Abah pun tegas agar ayah dan ibuku bercerai.

Ibuku membawa rain, dan ayahku membawa aku. Pada saat umur kami masih 5 tahun.

Sejak saat itulah aku dan ibu tidak pernah bertemu lagi. Tapi pada suatu hari aku bertemu dengan gadis lusuh di tepi jalan depan rumahku. Wajahnya mirip sekali dengan wajahku. Setelah ku cari tahu. Ternyata dia memang benar saudaraku 'rain'
Pada saat itulah kami membuat perjanjian untuk bertukar posisi. Dia selalu memanggilku nona, padahal sudah ku tegaskan berulang kali bahwa panggil saja aku rein. Namun gadis itu enggan menurut...
Sejak hari itulah aku bertukar posisi dengannya, aku bilang aku rindu ibu. Dan ku tanya balik..
Apakah dia tidak rindu ayah?
Walau ku tau ayah memang salah, tapi ayah tetap ayah kita bukan?

Drttttttt
Benda pipih berdering di saku rok ku,
Oh tuhan ..
Sudah berapa lama aku melamun di ruang tamu ini...

Tanganku dengan lihai mengusap layar handphone. Di sana langsung tertera nama xian..

Xian
+62857*********
Nona semua sudah beres, ternyata nona ...pak anggara telah korupsi di perusahaan kita sebanyak 3 miliar...

Anda
+62866*********
Apa? Kurang ajar. Nanti malam aku akan datang ke markas. Bawa pria bodoh yang telah berkhianat itu dan anak iblisnya. Kan ku beri pelajaran mereka semua.

Xian
+62857*********
Baik nona

Tangaku mengepal kesal, geram melihat seorang penghianat. Aku benci penghianat! Benci!

                             *******

Thank you

RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang