firasat

19 2 0
                                    

Karna separuh dari diriku, adalah dirimu.

*****

Di kediaman rumah geraldy sudah tampak seorang gadis manis yang sedang tertidur di bawah lindungan selimut, tapi entah kenapa jam 02.00 ia terlonjak kaget, dan terbangun begitu saja. Ia merasakan kepala dan dadanya begitu sakit, seperti ada sesuatu yang membahayakan separuh jiwanya, Rein.

" Oh tuhan, kenapa firasatku ga enak gini sih, apa rein dalam bahaya?"

Entahlah, sejak kecil aku memang bisa merasakan apa yang kembaranku itu rasakan, seperti dulu ketika kami masih paud, ada teman laki laki kami yang mendorong  rein, hingga mengakibatkan kepalanya terbentur dan darah mengalir dimana mana. Sontak, hal itu pun membuat kepala ku juga ikut merasakannya. Aku sadar bahwa separuh jiwaku berada di jiwa rein.

Tok tok tok
Suara itu berasal dari jendela kamarku, ketukan itu tak henti hentinya menggedor.

" Ya tuhann, semoga bukan orang jahat." Aku memberanikan diri memerikasa siapa yang menggedor jendela kamarku malam malam buta seperti ini.

Ku lihat, pria bertubuh kekar itu sudah tepat dihadapanku.

" Si..si..siapa kau?"
Mengapa mulutku ini jadi gagap gini sih.

" Maaf nona, namaku xian. Aku di perintahkan nona rein untuk membawamu kembali ke rumah ibumu. Karna nona rein tak bisa pulang. Ia mengalami kecelakan."

" Apaaa??" Ujarku kaget.
Firasatku memang selalu benar jika berurusan dengan rein.

" Aku mohon, aku ingin bertemu dengannya.." nadaku memelas, entah kenapa linang ini lagi lagi jatuh.

" Maaf nona, mungkin tidak dengan sekarang, kalau aku sudah tau kabar nona rein  akau akan memberitahu mu. Aku mohon cepatlah pulang ke rumah ibu nona, aku akan antarkan. Dan membantu nona untuk menyelinap."

Aku hanya menganggukkan kepalaku, mengiyakan ucapan xian.

Aku keluar dari kamar rein, melihat ke arah bawah dari lantai 2.

"Tangga ini benar benar tinggi pak xian" aku berucap padanya, sambil kembali mendongok ke bawah.

" Nona panggil saja aku xian, dan soal tangga itu. Nona tenang saja, aku jamin aman.."
Ujar xian meyakinkan

Aku menuruni beberapa anak tangga , hingga sampai ke bagian bawah. Tangga ini memang kuat, batinku dalam hati. Tidak seperti apa yang aku bayangkan.

Kali ini xian dengan sigap menuruninya satu persatu, melipat tangga itu kembali. Dan menaruhnya di bagasi mobil.

Aku menaiki mobil hitam bersama xian, xian melaju dengan kecepatan sedang. 20 menit kemudian kami sudah sampai di depan rumah ibu.

Xian mengikuti ku dari belakang

" Xian bagaimana aku bisa masuk ke dalam rumah?" Aku bingung harus masuk dari mana. Tentu saja pintu bukan jalan yang aman.

" Tentu saja dari jendela nona, mari ku bantu."
Tangan xian yang terampil mencongkel sedikit ruang di jendela, hingga membuat jendela itu terbuka.

" Wow keren xian, terimakasih" ucapku di sambut anggukan tanda mengerti.

" Xian, aku mohon jika kau tau kabar tentang rein lagi. Beritahu aku, aku khawatir sekali dengannya.."

" Tentu nona..."
Aku mengangguk, dan masuk ke dalam rumah. Kaki xian mulai melangkah menjauh dari rumahku. Aku duduk di tepi kasur. Aku sangatlah khawatir dengan rein.

" Ya tuhan, semoga rein baik baik saja, aamiin" aku menangkupkan tanganku dan mengusap wajahku sebagai tanda aku selesai berdoa.

Aku mulai terbaring, dan mengambil selimutku. Namun mataku mulai enggan menutup, rasanya fikiranku begitu berkecamuk. Namun tak berapa lama kemudian, aku hanyut dalam rasa kantuk ini. Aku tertidur..

Mungkin tidur memang obat dari segala masalah.

Tbc

RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang