rumah sakit

9 2 0
                                    

Masalah bukan penghalang untuk kita, untuk melangkah ke depan.

*****

Mataku menerawang dimana kiranya aku, tempat ini bernuansa putih, dan banyak alat alat medis. Setahuku aku berada di tempat balapan liar, kenapa aku ada di sini?

Sesorang laki laki tengah terlelap di sofa. Terlihat begitu lelah, sepertinya daniel menjagaku semalaman.

" Eh rein udah bangun." Ucapnya. tangannya reflek mengucek mata.

Aku hanya mengangguk, tanda mengiyakan.

" Gimana keadaan lo?"
Tangan daniel mengelus pucuk kepalaku.

" Seperti yang lo liat, gue  baik baik aja." Aku tersenyum tipis.

" Lo emang makhluk paling aneh yang pernah gue kenal tau ga, lo tu cucunya thor ya, kuat banget. Keren dehhh"

" Mulai dehh, becanda aja terus."
Ujar ku kesal.

" Gue keluar dulu ya, cari bubur buat lo makan" ujarnya meminta izin

" Ga usah kali, gue mah ga repot makan apa ajh yang ada." Aku membalas.

" Ga, ga ada penolakan." Nada daniel tegas. Kalo udah kaya gini susah nih bocah.

" Nanti sebentar lagi mawar ke sini kok, gue minta dia ke sini buat temenin lo." Aku hanya menganggukkan paham.

Dia pun melangkah menjauh pergi meninggalkan ruanganku.

Ntah kenapa kepalaku sering sakit akhir akhir ini. Aku memang tak pernah memeriksakannya, nanti ku tanyakan ke dokter. Batinku...

Aku mencari benda pipihku, dimana kiranya. Benda itu..
Nah itu dia, mata ku menangkap benda pipih itu ada di atas meja.
Aku langsung mengambilnya untuk menelfon xian.

" Halo xian, apakah semua aman?"
Tanyaku.

" ............."

" Thank you xian kau memang bisa ku andalkan. "

Krekkkk
Seorang gadis manis membuka gagang pintu.

" Kak reinn.....uluulu kangennn kakak ipar aku" dia mengahamburkan pelukannya, mawar memang selalu begitu, selalu memanggilku kakak ipar, padahal aku dan kakanya ~daniel ga ada hubungan apa apa.
Just a friend.

" Kamu kemana ajh mawar, sekarang ga pernah main lagi ke rumah kakak"
Omelku

" Gara gara ka daniel tuh kak, dia harus kerja di Singapura, tapi aku di suruh ikut, katanya dia khawatir. Padahal kan aku sukanya tinggal di indo"

Ucapnya sambil memgerucutkan bibir, gadis berumur 9 tahun itu begitu lucu. Dengan dress selutut berwarna putih dan biru muda. Dengan bando hitam dan merah bergambar mawar.

" Ishh, ga boleh ngomong gitu. Kak daniel kan sayang sama kamu. Dia ga tega kalo ninggalin kamu sendiri di indo."
Ucapku menjelaskan

Dia hanya menganggukkan kepala mengerti.

Terkadang aku kasihan pada gadis malang itu, gadis yang sejak kecil sudah menjadi yatim piatu. Pada saat itu terjadi tsunami di daerahnya. Ayah dan ibunya telah meninggal terbawa arus, kakaknya daniel yang berumur 11 tahun selamat karna berpegangan pada dahan pohon, sedangkan adiknya yang berumur 1 tahun pada saat itu sedang di bawa tantenya ke medan ke rumah neneknya.
Segala puji bagi tuhan semesta alam, daniel selamat dari peristiwa mengerikan tersebut. Daniel awalnya tinggal bersama tantenya, namun ia mendapatkan pekerjaan di jakarta.
Akhirnya ia menetap di sini, walaupun terkadang ia memang sering pindah kota dan negara, karna pekerjaan nya.

" Kak rein, pas aku di Singapura aku beliin ini buat kakak."
Tangan mungilnya menyodorkan plastik yang di dalamnya berisi dress berwarna merah maroon selutut.

" Makasih ya cantik" tanganku mengusap pipinya.

" Cepet sembuh ya kak rein, aku sayang kakak" tubuh kecilnya memelukku lembut, gadis ini memnag butuh pelukan untuk menenangkan hatinya.

"Hm hm"
Sumber suara itu dari arah pintu. Dasar daniel

" Lagi kangen kangenan nih, ikut dong." Sambil tertawa renyah.

" Ini khusus perempuan, lo laki laki hus hus sana."ujarku pada daniel

" Dasar nyebelin nih cucunya thor."
Aku hanya melotot ke arah daniel.

" Kak daniel kok lama banget si.." ucap mawar padanya

" Ngantri banget tau de, noh marahin aja mang tukang buburnya.."
Ujar daniel meyakinkan

" Ah abang mah tukang boong, pasti lama gara gara godain cewe dulu"
Daniel hanya cengengesan.

" Udah udah tuh kak rein nya udah laper.." ucap daniel
Tangannya membuka sebungkus bubur dan menaruhnya di atas mangkok.

" Sini biar aku yang nyuapin kak rein"
Tangan mungilnya mengambil bubur dari tangan daniel.
Bibirku tersungging ke atas.

"Aaaaaa ayo buka mulutnya  dong kak rein, makan yang banyak. Biar kakak cepet sembuh."

Aku merasa seolah utuh di sini, bersama keluarga baruku.

                           *******
Di lain tempat geraldy hanya bolak balik tak karuan, dia khawatir di mana kiranya putrinya itu.

Pagi pagi dia sontak di kagetkan bahwa putrinya sudah tidak ada di kamarnya. Dia sudah mencari kemana mana tapi tak ada.

" Kemana kamu rein, ayah khawatir. Kenapa kamu ga izin ke ayah kalo mau pergi."




RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang