5. Adik Nashwa? (REVISI)

191 54 21
                                    

"Jangan terlarut dalam kesedihan, karena hidup juga harus tetap berjalan"
-AzaleaPZ-

~~~
Nashwa yang sedari tadi hanya diam sambil merenung, kembali teringat lagu yang dinyanyikan Azalea tadi. Ia lalu mengambil gitar akustiknya dan memetik satu demi satu senar gitar tersebut. Berbeda dengan Azalea, dia menyanyikan lagu itu dengan nada yang lebih slow.

Dimana pun kalian berada
Ku kirimkan terima kasih
Untuk warna dalam hidupku dan
Banyak kenangan indahh

Nashwa berhenti sejenak lalu melanjutkan memetik senar gitarnya.

Kau melukis aku

Lalu ia melanjutkan petikannya dengan semangat namun nyanyiannya terdengar seperti kesedihan.

Kita tak pernah tau
Berapa lama kita
diberi waktu

Jika aku pergi lebih dulu jangan lupakan aku
Ini lagu untukmu

Tanpa sengaja Nashwa menitikan air mata.

Ungkapan terimakasih ku

Tak berhenti sampai situ dia melanjutkan petikan senarnya untuk menyanyikan lagu lain.

Di persimpangan ku duduk sendiri
Tak ada kamu yang selalu temani aku

Nashwa menyanyikan lagu dengan penuh penghayatan.

Saat tangis dan tawa kita rasa bersama
berjanji bersama menggapai bintang

Kini hilanglah sudah semua cerita itu
sahabat kecil dimanakah kau berada

Air matanya turun untuk kedua kalinya.

Masih ingatkah kamu
saat saat yang indah
kini aku tak tahu kau dimana

Nashwa masuk ke reff lagu dan menambah kan pengahayatan pada lagunya.

Sahabat kecil yang selalu ku rindukan
Lelapkan tidurmu jika memang kau telah tiada

Dhini yang mendengar itu pun menghampiri nashwa yang sedang bernyanyi diiringi gitar sambil terus menangis

Sahabat kecil yang selalu ku nantikan
Ku berharap nanti suatu saat nanti kamu akan datang

Dhini tau apa yang sedang dipikirkan anaknya sekarang ia mengerti bagaimana perasaan Nashwa sekarang dan kala itu.

Berharap kamu akan datang

Sahabat kecil -Bertrand Peto

Setelah menyanyikan lagu itu Nashwa langsung berhambur memeluk Mamanya, mengeluarkan semua yang ia rasakan lewat tangisannya.

"Sudah Nashwa, jangan terlalu dipikirkan. Kita ikhlaskan saja jika memang sudah takdir dari Allah," ucap Dhini menenangkan sang anak.

Nashwa mengangguk pelan namun masih tak bisa membendung air mata yang terus saja keluar dari matanya. Dhini mengusap punggung Nashwa, agar ia tetap tabah atas kepergian adiknya dulu.

"Nda ... Teteh kangen," lirih Nashwa sambil memanggil nama Adiknya itu.

Mamanya hanya bisa pasrah. Ia juga sebenarnya masih sangat sedih, namun Dhini tak mau memperlihatkannya di depan Nashwa. Kejadian itu benar-benar menyakitkan baginya.

"Iya nanti kalo libur, kita ziarah ke makam," ungkap Dhini. Nashwa bangkit dari pelukannya dengan mata yang berbinar, walaupun masih ada bekas air mata di sekitar pipinya.

Kisah di Bandung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang