7. Tidak laku (?)

120 36 7
                                    

"Sekarang aku tanya sama kamu." Azalea pun menoleh pada Nashwa.

"Kamu suka gak sama kak Rafi?" tanya Nashwa yang membuat Azalea bungkam.

"Ya per ... pernah sih ta ... tapikan," lirih Azalea namun masih bisa didengar Nashwa.

"Tapi apa?" tanya Nashwa dengan tegas dan membuat Azalea semakin bungkam.

"Ya ta ... tapikan rasa suka itu manusiawi, semua orang pasti pernah menyukai seseorang. Dan juga kalo kita suka belum tentu kita cinta kan sama orang itu," ucap Azalea meyakinkan Nashwa yang membuat Nashwa manggut manggut paham.

"Terus? Kenapa kamu harus bingung? Kalo kamu memang tidak ada rasa padanya untuk apa diterima?" ucap Nashwa yang lagi lagi membuat Azalea terdiam.

"Bu ... bukan gi ... gitu loh wa ma-maksud aku tuh, aku bingung kalo aku nolak alesannya apa? Sedangkan setiap ada yang nembak aku, aku selalu pake alasan 'belum cukup umur', tapikan sekarang aku udah SMA, Wa," ungkap Azalea yang membuat Nashwa terkejut.

"What!? Zal jadi kamu sering ditembakin cowok!?" pekik Nashwa terkejut atas penuturan Azalea.

"Iya ... Kamu sih kelamaan di Medan jadi gak tau aku di SMP gimana," balas Azalea, sedangkan Nashwa masih terkejut. Bagaimana bisa teman masa kecilnya ini begitu laku?

Nashwa akui Azalea memiliki paras yang cantik dan juga memiliki akal yang cerdas. Tapi ... Dalam kisah asmara? Jangankan ditembak Nashwa saja belum pernah mendapat surat ataupun bunga dari si misterius manapun. Ia memang tidak ada niat berpacaran karna dalam agamanya pacaran termasuk kedalam perbuatan tidak baik.

"Kenapa sih Nas diem aja?" Panggil Fina yang membuat Nashwa tersadar.

"Bundamu ngelarang kamu pacaran nggak?" cetus Nashwa tiba tiba dan mendapat anggukan dari Azalea. "Aku gaboleh pacaran sampe lulus SMA," tutur Azalea dengan wajah sedikit lesu.

"Nah yaudah kalo gitu, alesannya 'bunda aku gak bolehin aku pacaran," usul Nashwa yang langsung disetujui Azalea.

"Nah boleh tuh Le, gak bisa lawan dia kalo urusannya udah sama orang tua," ucap Fina. "Yaudah nanti aku bilang ke dia," pungkas Azalea.

Tanpa mereka sadari ada sepasang telinga yang menyimak pembicaraan mereka.

"Bertepuk sebelah tangan, sudah biasa," batin seseorang yang sedari tadi mendengarkan pembicaraan mereka bertiga

Jika kalian menanyakan dimana Andi, dia sekarang sedang bersama teman-teman barunya. Akhir-akhir ini ia jarang berkumpul dengan kaum wanita seperti Nashwa dan Azalea. Karna kali ini ia sudah beranjak remaja jika dia berada diantara dua wanita, sudah dipastikan dia dicap sebagai banci.

Nashwa, Azalea dan Fina pun kembali ke kelas mereka masing masing. Mengapa Nashwa dan Fina juga? Bukankah mereka diberi waktu tambahan? Fina sengaja mengajak Nashwa kembali ke kelas karna jika mereka tetap di kantin mereka bisa dikira siswa yang bolos, karna keadaan kantin sudah sepi.

Saat mereka sudah dikelas, Nashwa menanyakan sesuatu yang terbilang aneh pada Fina. "Fin kamu pernah ditembak cowok gak kaya Azalea tadi?" tanya Nashwa sedangkan Fina mengernyitkan dahinya.

"Kok aneh banget sih pertanyaan kamu," balas Fina yang sedang mengemut permen lollipop. "Udah deh jawab aja." Nashwa penasaran, seberapa tidak laku dirinya.

"Pernah sih, ada juga yang pake cara ekstrim gitu," jawab Fina. "Cara ekstrim gimana, Fin?" tanya Nashwa polos.

"Cara ekstrim, jadi dia bilangnya ditengah lapangan gitu abis itu anak-anak lain dikumpulin," jawab Fina dan Nashwa pun mengangguk angguk. "Kamu, Nas?" tanya Fina balik.

"Nggak hehe," ucap Nashwa sambil memperlihatkan cengiran khasnya dan Fina hanya mengangguk paham. "Berarti aku gak laku ya Fin?" sambung Nashwa polos yang membuat Fina tersedak saat sedang minum.

"Uhukk ... Hey jangan bilang gitu, gak ada yang nembak bukan berarti gak laku, Wa," timpal Fina.

"Bisa aja ada pengagum rahasia kamu yang suka liatin kamu dari jauh tapi gak bisa ngungkapin perasaannya," tambah Fina yang membuat Nashwa mengerti. Ia juga pernah menjadi pengagum rahasia hanya karna dengan alasan 'belum mau pacaran'.

"Eh aku mau bilang dong, tapi jangan kasih tau siapa siapa ya?" Fina mengaitkan kelingkingnya dengan kelingking Nashwa. "Tenang aja kali wa," tukas Fina.

"Waktu aku TK, temen cowok ku mau meluk aku dari belakang coba Fin," jelas Nashwa to the point.

"Hah? Serius HAHAHAHA." Tawa Fina pecah begitu mendengar penuturan Nashwa. "Ihh serius Finaa"

"Terus-terus gimana?" Tanya Fina yang masih terkekeh kecil.

"Nah di sebelahnya kan ada temennya, si eta teh ku Abi dititah ngabejakeun ka guru," lanjut Nashwa, jujur saja ia merasa malu saat ini karna aib masa kecilnya terbongkar oleh dirinya sendiri.
(Nah di sebelahnya kan ada temennya, si dia teh sama aku disuruh ngelaporin ke guru)

"Tapi apa coba Fin." Nashwa menggantungkan kalimatnya.
"Apa?" Fina penasaran. "Ternyata mereka kongkalikong dong," lanjut Nashwa, yang membuat Fina terbahak-bahak walau sebenarnya tidak lucu.

******

Nashwa sedang menunggu angkot, Azalea sudah tidak terlihat sejak Nashwa keluar kelas. "Nashwa." Mendengae seruan itu, Nashwa pun menoleh ke sumber suara.

"Eh Andi, tumben belum pulang, Di," sahut Nashwa melihat Andi baru keluar dari gerbang sekolah. "Baru beres DRI wa, kamu lagi nunggu angkot?" ucap Andi.

"Ohh ... iya nih di, kamu pulang naik apa?" jawab Nashwa yang dilanjutkan dengan pertanyaan.

Fyi: DRI= Dinamika Remaja Islam

"Aku bareng temen-temen Wa, lumayan hemat uang jajan haha," jawab Andi yang diakhiri dengan tawa kecil.

"Wahh parah Andi sombong mentang mentang ada temen baru, temen lamanya dilupain," sindir Nashwa

"Oh tentu saja tidak, saya tidak begitu orangnya ya mohon maaf," timpal Andi memperagakan gerakan layaknya seorang banci.

"Yaelah dari dulu gapernah berubah, eh aku duluan ya dah ada tuh angkotnya," ucap Nashwa lalu melambaikan tangan pada Andi.

"Iya hati-hati, Nashwa!" balas Andi

To be continued💕

Hi readers!!!

Maaf pendek

JANGAN LUPA VOTE!!

JANGAN LUPA COMMENT

JANGAN LUPA FOLLOW AKUN INI JUGA!!!

Kasih kritik dan saran juga kalau ada kesalahan

Makasih!!

Kisah di Bandung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang