11. Empat sekawan

101 13 7
                                    

Jawabanmu akan selalu ku tunggu

~~~

"Copet!"

Andi dan Michael segera berlari mengejar si copet setelah mendengar jeritan dari Azalea.

"BANGSAT!" teriak Andi meneriaki si maling yang membuat orang-orang yang berada di sana langsung mengejar copet itu juga.
(MALING!)

Total lima orang yang ikut mengejar copet itu bersama Andi dan Michael. Mereka berusaha keras mendapatkan kembali dompet milik Azalea.

"Kok bisa kecopetan sih Zal? Itu orang yang tadi duduk di sebelah kamu kan?" tanya Nashwa panik.

"Teu ngarti Wa, soalnya aku gak ngerasa ada tangan yang ambil dompetku," jawab Azalea.

"Jigana si eta anak buah si Saep yeuh," timpal Nashwa bercanda dengan tangan di pinggang dan ekspresi julid andalannya.
(Kayaknya dia anak buah si Saep nih)

"Heeh mereun nya. Terus engke teh dompet Abi dibawa ka markas, eusina dicokot terus dompetnya dipiceun. Terus engke si Andi jeung si Michael lieureun," balas Azalea. Nashwa seketika menurunkan tangannya dan menatap Azalea dengan kening berkerut.
(Iya mungkin ya. Terus nanti dompet aku dibawa ke markas, isinya diambil terus dompetnya dibuang. Terus nanti Andi sama Michael pusing harus gimana)

"Naon sih Zal," ucap Nashwa menggedikan dagu tak mengerti dengan penuturan Azalea yang ngawur.

Sementara itu ada Andi dan Michael yang kewalahan mengejar seorang copet. Namun tiba-tiba ada seorang laki-laki yang berlari mendahului Andi dan Michael.

Buk!

Laki-laki itu tiba-tiba memukul kepala sang copet dan tentunya copet itu langsung terjatuh.

"Edan." Andi terpukau dengan aksi laki-laki misterius yang tiba-tiba itu.

Nashwa dan Azalea pun datang dengan napas yang terengah karena berlari menyusul Andi dan Michael.

"Ini dompetnya, punya lo kan?" ucap laki-laki itu pada Andi sambil mengembalikan dompet dari si copet.

"Oh iya nuhun kang, ini teh dompet teman saya," jelas Andi. Ia tak mau disangka memiliki dompet dengan model untuk perempuan.

Lelaki itupun hanya tersenyum, lalu sedikit membersihkan bajunya karena mengejar maling tadi.

"Andika! Gimana? Dompet aku udah balik?" panggil Azalea memanggil nama Andi dengan nama yang sebenarnya.

Andi pun memberikan dompet lipat berwarna creame itu pada Azalea. "Makasih ya Di, Cel," ungkap Azalea.

"Jangan bilang makasih sama kita Zal, makasihnya sama cowok itu tuh." Andi menunjuk laki-laki yang tadi membantunya, ia terlihat sedang membenarkan tali sepatunya.

Tanpa ragu, Azalea pun menghampiri laki-laki aneh tersebut. "Makasih ya kang udah bantuin teman saya," ucap Azalea saat pria itu masih menunduk dan belum memperlihatkan wajahnya.

"Iya sama-sama"

Deg!

"Ra ... Rafi?"

Mata Azalea terbelalak saat mengetahui siapa orang itu. Rafi yang melihat wajah Azalea pun sama-sama terkejut. "Lea ...," lirih Rafi.

"Kamu ngapain di sini Le? Terus kenapa bisa kecopetan?" tanya Rafi tiba-tiba, Azalea yang masih merasa canggung pun bingung bagaimana menanggapinya.

"A ... aku lagi main sama temen-temen Kak. Ma ... maaf Kak, Lea permisi dulu." Azalea berbalik badan dan langsung mengajak Nashwa buru-buru pergi dari tempat tersebut.

Kisah di Bandung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang