1. Hari hari di Medan (REVISI)

967 107 81
                                    

Medan, 20 Mei 2016

Kringggg....

Bel masuk pun berbunyi, yang menandakan waktu ujian akan segera dimulai.

"Siap wa?" tanya salah seorang teman Nashwa yang bernama Ririn. "Insya Allah, Bismillah aja," jawab Nashwa.

Pengawas ujian pun datang, kemudian membagikan kertas ujian. Nashwa belum membuka kertas ujiannya, karna ia masih berdo'a.

"Ya Allah semoga ujiannya tidak terlalu sulit, semoga Nashwa bisa mengerjakannya dengan lancar. Amiinn," ucap Nashwa membatin. Ujian Nasional pun berlangsung.

Kringgg......

Bel pulang berbunyi, menandakan Ujian Nasional hari kedua sudah selesai.

"Alhamdulillah," ucap Nashwa mengucap Syukur. "Pulang yuk wa," ajak Ririn pada Nashwa.

"Bentar Rin aku beresin barang barang dulu." Nashwa pun membereskan barang barangnya, lalu berjalan keluar bersama Karin-Ririn untuk pulang bersama.

~~~~~~~~

"Assalamu'alaikum, Nashwa pulang." Nashwa mengucap salam saat memasuki rumah minimalis itu.

"Waalaikumsalam, gimana ujiannya?" sahut seorang wanita paruh baya yang baru saja datang dari arah dapur. "Ya begitulah ma," jawab Nashwa santai.

"Oh ya ma Nashwa boleh minta sesuatu gak?" Mama Nashwa menoleh pada anaknya itu. "Emangnya minta apa?" tanya mama Nashwa bingung.

Nashwa menundukan kepala dan menggigit bibir bawahnya, ia merasa gugup untuk mengatakan hal ini.

"Boleh gak kalo nanti Nashwa SMA nya di Bandung?" ucap Nashwa dengan mata berbinar. Mamanya mengangkat satu alisnya.

"Tumben bilang gitu, biasanya juga enjoy-enjoy aja," sahut mama Nashwa heran.

"Ya kangen aja gitu ma sama temen temen disana, boleh gak nih?" ujar Nashwa. "Emang kangen banget ya sampe pengen pindah kesana?" Jawab mamanya dengan sedikit sinis.

"Ya kalo gaboleh gapapa sih, Nashwa juga ngerti." Nashwa beranjak dari duduknya dan hendak memasuki kamar.

"Mama bolehin kalau kata papamu boleh." Nashwa menghentikan langkahnya lalu menoleh ke arah mamanya. "Oke ma," sahut Nashwa singkat lalu melenggang ke kamarnya.

*****

"Assalamu'alaikum," salam seorang pria paruh baya yang baru saja membuka pintu rumah Nashwa.

"Waalaikumsalam," sahut mama Nashwa dan Nashwa. "Sini pa makan bareng." Papa Nashwa membuka sepatu dan menyimpan barang barangnya terlebih dahulu kemudian menuju meja makan.

"Gini loh pa, si Nashwa ini katanya pengen SMA di Bandung." Papa Nashwa sedikit tersentak dengan perkataan istrinya. "Gimana?" tanya Papa Nashwa atau yang kerap di sapa Fadlhy.

"Jadi dia katanya kangen sama temen temen yang disana. Dan karna itu dia pengen SMA di Bandung," jelas Mama Nashwa.

"Hmm gimana ya, masalahnya sih kita tinggal dimana. Soalnya kan rumah yang dulu udah di jual." Wajah Nashwa terlihat ditekuk dan tak seperti biasanya.

Mama Nashwa atau yang kerap disapa Dhini itu menyadari perubahan raut wajah Nashwa. Ia pun mengusul, "Kan kita bisa beli atau nyewa apartemen." Fadhly terlihat berpikir dengan memegang dagunya.

"Nanti deh dipikir pikir dulu," jawab Fadhly. "Yaudah sekarang kamu belajar dulu, besok kan ada ujian terakhir." Nashwa pun beranjak dari duduknya

"Nas ke kamar." Nashwa melenggang menuju kamarnya. "Gausah dipikirin dulu Wa," ucap mamanya yang hanya diangguki oleh Nashwa.

Nashwa pun membuka bukunya untuk belajar, karna besok adalah hari terakhirnya melaksanakan Ujian Nasional di jenjang SMP. Saking lelahnya, ia sampai ketiduran di meja belajar dengan alas berupa buku yang masih terbuka.

Kisah di Bandung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang