Prolog

913 90 12
                                    

"Sehun‚" ia bergumam pelan. Melihat lelaki yang tengah memeluknya dalam pejaman mata itu melihatnya‚ ia menunduk. Rasanya tak sanggup untuk menatap matanya yang selalu menenggelamkan itu.

"Ada apa?" tanya Sehun setelah lama menunggu perempuan ini bersuara kembali.

"Ada yang ingin aku katakan padamu."

"Apa?"

Perempuan itu‚ Luhan‚ terdiam sebentar. Ia menggeser tubuhnya sedikit menjauh dari Sehun supaya pelukan lelaki itu terlepas darinya. Luhan pun sedikit mengangkat tubuh‚ dengan siku sebagai tumpuan tubuhnya. Ia tatap Sehun yang memperhatikannya sedari tadi‚ lalu berkata‚ "Tadi siang Ibumu bilang ka―"

"Jangan bahas hal itu lagi‚ Luhan." sela Sehun. Ia terlihat tak suka‚ dan Luhan yang menyadarinya berusaha untuk tak tahu tentang hal itu.

"Sehun‚" Luhan kelihatan jengah saat memanggil nama lelaki yang menyandang status sebagai kekasihnya itu. "Berhentilah lari dari masalah. Dan berhentilah mengelak. Ahyoung suda―"

"Dan berhentilah mengingatkanku tentang hal itu."

Luhan mengatupkan bibir. Sehun benar-benar tak suka ia membahas tentang hal ini tapi Luhan berusaha untuk tak peduli. Egoiskah ia? Atau Sehun yang egois? Lelaki itu lari dari masalah dan jatuh pada Luhan yang mau-mau saja menjadi tempat kesakitan bagi Sehun. Luhan pikir Sehun juga berlaku demikian. Hanya saja ia tak tahu dibagian mana Sehun melakukan hal-hal yang egois.

"Aku menyayangimu dan aku tak akan melepaskanmu. Apapun tang terjadi. Jika memang dia memintaku untuk menjauh‚ jika memang dia menjauhkanmu dariku‚ maka aku akan benar-benar marah. Bisa saja dunia ini kuhancurkan hanya karena masalah ini." ujar Sehun. Ia menangkup sebelah pipi Luhan‚ mengusapnya lembut‚ dan mencium bibir Luhan. Selama bibirnya bergerak diatas bibir Luhan yang lembut‚ tangan Sehun yang lain mengusap kulit telanjang Luhan dengan halus. Ia buat Luhan haus akan dirinya. Luhan menatapnya dengan binar mata redup saat tautan itu terlepas.

"Kenapa kau melakukan ini padaku?" tanya Luhan pelan. Perempuan itu menahan napas saat Sehun mengecupi kulit lehernya.

"Karena kau duniaku." pelukan Sehun pada pinggang Luhan semakin erat. Ujung hidung mereka sampai saling bersentuhan saat ini. "Kalau mereka menghancurkan duniaku‚ maka aku juga akan menghancurkan dunia mereka lebih kejam dari cara mereka menghancurkan duniaku."

Luhan tersenyum. Ia gigit ujung hidung Sehunkarena ia gemas pada lelaki ini. Terkadang Sehun membuatnya takut dan kalutsecara bersamaan. Juga bisa membuat Luhan merasa sangat disayangi. 
.
.
.
Cerita ini merupakan draft lama yang udah nganggur selama 4 tahun. Karena kurasa cerita ini masih bisa kubenahi, jadi kuputuskan untuk publish cerita ini di sini. Semoga kalian menikmatinya, dan i'll be back soon!

Our WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang