Fact

674 68 6
                                    

"Percuma menyembunyikan sesuatu sebab fakta akan selalu terungkap tergantung cepat lambatnya."
-Stylly Rybell, The First Moon-

Lexie terduduk lemas di hadapannya terdapat wanita yang terkoyak hancur oleh dirinya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lexie terduduk lemas di hadapannya terdapat wanita yang terkoyak hancur oleh dirinya sendiri. Sementara Clyde masih duduk di kursinya sambil menyilang kaki. Lexie mematung, ia tidak percaya telah melenyapkan seseorang yang tidak bersalah. Lexie memang membunuh ibu tirinya tapi ia merasa berbeda bahwa ibu tirinya-Elsa memang pantas mendapatkannya. Elsa sering memperbudak Lexie ketika tidak ada ayahnya di rumah bahkan Elsa tidak segan memukuli Lexie jika terjadi kesalahan sedikit saja.

Lexie tersadar dari lamunannya ketika Clyde berdiri tepat di hadapannya, ia mendongak untuk menatap pria itu. Apa lagi yang diinginkan Clyde kali ini? Apa ia ingin membuat mental Lexie benar-benar hancur? Air mata Lexie turun menyusuri pipinya, ia takut.

Clyde tersenyum lalu membantu perempuan yang terduduk di depannya untuk bangkit. Clyde menyentuh lembut wajah Lexie, perempuan itu benar-benar cantik, terlebih ketika ekspresinya seperti sekarang ini. "Sst... It's ok." Clyde pun memanfaatkan keterpurukan Lexie untuk mencium lembut bibirnya tanpa perlawanan, perempuan itu hanya pasrah.

Clyde kembali melepaskan ciumannya lalu menatap lurus mata Lexie yang terlihat seperti boneka. Ah, sangat menggiurkan untuk Clyde. Clyde mengusap lembut wajah Lexie bertujuan menenangkan. "It's ok, baby. Kau hanya butuh pelampiasan saat ini, hm?"

Lexie mengangguk pasrah, ia tidak peduli tentang apa yang terjadi pada dirinya, ia ingin melupakan kegilaan itu untuk sementara, menghilangkan ketakutannya sebentar. Tiba-tiba saja Clyde menggendongnya bridal dan membawanya ke sebuah kamar di lantai dua.

Clyde tersenyum miring, apa pun yang ia inginkan, ia dapatkan. Lexie menjadi penurut padanya. "Tenanglah, aku tidak akan kasar, kita pelan-pelan saja, hm?" Lagi-lagi Lexie mengangguk pasrah dengan tatapan kosongnya. Clyde tersenyum puas. Clyde pun menutup matanya dan mendekatkan bibirnya ke arah Lexie, begitu pula Lexie, ia menurut. Clyde kembali tersenyum di sela ciumannya, Lexie benar-benar cantik di saat penurut seperti ini. Clyde semakin menggila dengan ciuman perempuan cantik yang amat lembut itu, lidahnya menjamah mulut Lexie dengan amat rakus, ciuman mereka semakin panas. Clyde mencium leher Lexie dan membuka pakaian perempuan itu tidak sabaran.

"Clyde, kumohon pelan-pelan." Pinta Lexie lemah di tatapan kosongnya, ia masih begitu trauma.

Clyde amat bergairah dibuatnya, Lexie benar-benar cantik di saat seperti ini, lemah, penurut, dan tidak berdaya. Clyde terkekeh pelan, ia terlalu bersemangat padahal ia sudah bilang akan melakukannya dengan perlahan. "Ah, maaf, aku terlalu bersemangat." Clyde pun  membaringkan tubuh Lexie ke kasur lalu menindihnya sambil tersenyum miring seolah menertawai kepayahan dirinya dalam mengontrol nafsu. "Baiklah, pelan-pelan."

***

Lexie membuka matanya perlahan, ia terbangun tepat di samping Clyde. Pria itu terlihat masih tertidur dengan wajah Dewa-nya, betapa tampannya. Tiba-tiba air mata Lexie kembali turun, bagaimana caranya ia bisa lepas dari iblis di sampingnya ini? Lexie frustrasi, ia ingin kembali seperti biasa, kembalikan kehidupan normal Lexie! Di saat itu pula Lexie merasakan pipinya dielus lembut oleh Clyde, sejak kapan pria itu bangun?

The First Moon [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang