Second Meet

1.1K 93 9
                                    

"Often meeting doesn't mean you really know him."
-Stylly Rybell, The First Moon

Clyde menatap gadis yang terus menangis di hadapannya, air mata frustrasi itu menetes tanpa henti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Clyde menatap gadis yang terus menangis di hadapannya, air mata frustrasi itu menetes tanpa henti. Clyde tersenyum miring, rangkaian rencana sudah tersusun rapi di otak liciknya. Clyde menemukan mainan yang pasti akan sangat menyenangkan untuknya.

"Dan aku membunuh ayahku." Ucap Clyde yang langsung dihadiahi tanda tanya besar oleh Lexie. Gadis itu terlihat amat terkejut sekaligus tidak percaya, apa benar dunia ini penuh penjahat sepertinya? Entahlah. Clyde menatapnya dalam, membaca pikiran gadis itu.

"Apa kau juga dimasukkan ke rumah sakit jiwa sepertiku?" Tanya Lexie penasaran, ia ingin tahu adakah seseorang yang memiliki nasib sama sepertinya? Tapi saat itu pula Lexie tidak percaya, bisa saja pria itu hanya mencoba menghiburnya atau mengambil hatinya. "Aku tahu kau berbohong."

Clyde memutar kedua bola matanya dan kembali menunjukkan ekspresi seriusnya, ia tidak main-main. Hal itu membuat Lexie semakin percaya padanya. "Tidak, aku tidak dimasukkan ke dalam rumah sakit jiwa." Lexie menatapnya kesal seperti tidak terima. Clyde terkekeh pelan. "Aku tahu ini tidak adil, well, dunia ini memang tidak adil."

"Kau tahu, sulit untukku percaya denganmu terlebih lagi kita baru saja mengenal." Lexie memakan cake-nya, entah mengapa terasa aneh jika pria itu mengakui kejahatannya di depan orang asing tapi tunggu dulu, bukankah ia juga begitu? Ah, entahlah, Lexie pusing memikirkannya.

Clyde terkekeh pelan. "Apa kau mengenal Damon Alfie Osborn? Pria tua yang mati karena tersedak." Clyde menyandarkan punggungnya santai. "Itu bohong, aku meracuninya."

Lexie berusaha menelisik sesuatu dan mengingat-ingat. "Kau membunuh ayah angkatmu sendiri?" Lexie menatapnya tajam. "Biar kutebak pasti demi harta."

Clyde kembali tertawa kecil. "Ayah kandungku pernah bilang, "Dunia ini memang kejam jadi berbuat baiklah pada orang yang tepat tapi jika orang itu tidak tepat buat dia merasakan neraka."

Lexie mengerutkan keningnya heran. "Damon Osborn mengangkatmu sebagai anak dan memberikan seluruh hartanya padamu, apa kurangnya dia?"

Clyde hanya menatapnya, memberikan jeda yang cukup lama sehingga Lexie hampir mati penasaran. Clyde kembali tersenyum miring. "Di dunia ini terdapat beberapa hal yang tidak boleh kau ketahui, Nona Glover."

Lexie kembali memakan cake-nya lalu bertanya lagi. "Apa kau menyesalinya? Maksudku bukankah itu hal yang mengerikan, menghabisi nyawa seseorang terlebih orang yang sangat dekat denganmu." Lexie memain-mainkan garpunya, ia menjadi tidak nafsu memakan cake kesukaannya. Clyde tidak menjawab, ia ingin gadis itu yang bercerita tentang dirinya agar Clyde bisa tahu bagaimana cara bermain dengannya. Lexie kembali menatap Clyde. "Aku merasa seperti pendosa besar."

"Pembohong." Sambar Clyde disertai kekehan pelannya, gelagat gadis itu menunjukkan semuanya, ia tidak merasa bersalah tapi Lexie hanya tersiksa dengan ejekan orang-orang padanya. Clyde menatap lurus ke dalam mata Lexie. "Kau tidak merasa seperti itu, begitu pula aku. Seseorang yang pantas mati, harus mati." Tekan Clyde tanpa sadar ucapan Clyde membuat Lexie tersenyum miring. Clyde kembali menegakkan punggungnya. "Mereka yang mengejekmu juga pantas merasakan neraka, pilihannya ada dua, biarkan Tuhan yang membalasnya atau tanganmu sendiri? Jika melakukannya dengan tanganmu sendiri, kau bisa melakukan sesukamu pada mereka."

The First Moon [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang