Apa kau pernah dalam situasi menyebalkan, namun juga sekaligus menyenangkan?
08:23
"Oi! Jangan goyang-goyang, anjir."
"Lo berat, Sa-"
"JANGAN DONGAK!"
"Szttt. Pelan-pelan, Oi."
"Susah, Kampret. Lo pikir gampang pakai rok begini."
"Salah lo pakai-argh! Gak usah nginjek kepala."
"Bodo amat."
Bugh.
Bugh.
Bugh.
Tiga pasang penumpu berhasil memijak di perkarangan belakang sekolah, usai beberapa menit bersusah payah memanjat dinding beton hingga lelah.
Dua pemuda dengan kemeja putih dan celana abu-abu bermotif kotak merapikan seragamnya, sementara satu-satunya entitas pemudi tengah mengikat tinggi helaian jelaga miliknya.
"Kalau bukan gara-gara lo, enggak mungkin kita manjat pager pagi-pagi gini."
"Lo, 'lah."
"Lo yang telat jemput gue, Panatirta."
"Salah lo sendiri dandan kelamaan."
"Gue enggak dandan, Setan."
"Gii gik dindin, Sitin."
"Bangkek."
Satu pukulan hampir saja mendarat di kepala si pemuda, jika saja satu lagi entitas pemuda lainnya menangkap dengan seketika.
"Udah, woi. Mending buruan ke kelas. Sebelum kedisiplinan patroli."
Selanya sembari melepaskan genggaman pada pergelangan tangan si nona, lantas mendaratkannya pada tali tas hitamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
dua lima pena, 2000
Fanfiction❛ Mereka terlalu gemar bercanda, hingga kau beri canda penuh luka. Semesta, apa semua itu belum cukup untuk mereka? ❜ non-baku