Saat seseorang menamparmu dengan kata-kata, apa yang kau rasakan?
"Keikutsertaan kita terancam dibatalkan, untuk festival tahunan antar Yayasan dua bulan yang akan datang."
Baru beberapa menit yang lalu ketegangan mencair, kini satu hal penting lainnya membuat si lancang ini kembali.
Festival tahunan antar Yayasan sudah menjadi ajang besar tiap pemuda dan pemudi untuk unjuk kemampuan, baik dalam bidang akademik, seni, maupun olahraga.
Juga salah satu ajang yang menjadikan tolak ukur kualitas tiap klub dan kelas mereka.
Sudah sewajarnya kabar yang disampaikan Bentala layaknya momok bagi Sakamada, sebab tahun lalu menjadi awal kesalahan untuk mereka semua.
Tidak satu atau dua klub ataupun kelas yang tidak terlalu memikirkan akan festival yang rutin dilakukan tiap pertengahan Juni tersebut dan Umum lima menjadi salah satunya.
Tahun lalu, Sakamada teramat masa bodoh dengan festival Yayasan. Hingga hanya mereka yang terdaftar dalam klub Taekwondo saja yang ikut serta dalam turnamen.
Mungkin Bentala, Aryaseka, Sandyakala, Radjani, dan Sasadara jadi sebagian pemuda dan pemudi yang dielu-elukan. Sebab dapat menyabet gelar juara dalam class pertandingan masing-masing.
Namun, tidak menutupi rendahnya prestasi bila dibandingkan dengan kelas lainnya.
Hingga kesenjangan dan celotehan ringan sampai perbandingan yang memuakan menjadi bahan bakar alami tiap kali mengingatnya lagi.
Tidak akan terulang kembali, setidaknya begitu yang mereka pikirkan.
Hingga ucapan pilar utama Sakamada seolah bak pedang yang menyayat tiap tubuh mereka. Mencabik segala asa yang telah tertata dengan apiknya.
"Tapi kenapa, Ben?"
Rajuang membuka suara, memastikan satu atau dua hal yang semestinya menjadi alasan kuat hal tersebut menimpa mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
dua lima pena, 2000
Fanfiction❛ Mereka terlalu gemar bercanda, hingga kau beri canda penuh luka. Semesta, apa semua itu belum cukup untuk mereka? ❜ non-baku