Apa kau pernah bertemu dengan orang baru, yang mampu merubah hidupmu?
—
Seperti biasa, sepanjang koridor telah lengang, ruang klub dan sarana lain pun tidak diisi entitas muda-mudi berkenaan seragam, termasuk anggota kedisiplinan yang biasanya berpatroli pun tak nampak batang hidungnya.
Hanya guru yang tidak memiliki jadwal mengajar yang nampak berlalu lalang dan staff yang tengah berjaga.
Marcapada High School selalu lengang usai bel pertanda Kegiatan Belajar Mengajar dimulai.
Akreditas yang tinggi dan status sebagai sekolah Internasional di bawah Yayasan yang mumpuni, menerapkan sistem pembelajaran yang tidak dapat dibandingkan dengan kelas teri.
Namun biar setinggi apapun kedudukan yang dimiliki, selalu ada lubang hitam yang tiada dapat dipungkiri.
Di sudut kantin belakang yang berbatasan langsung dengan lingkungan Universitas, sudah layaknya markas terselubung bagi persona-persona yang kerap disematkan kata 'pemalas'.
Tidak begitu kebenaran yang sesungguhnya. Ya, lima puluh persen seperti itu.
Hari kedua di awal semester sudah menjadi tradisi untuk bersua kembali dengan wali kelas dan membicarakan perihal peningkatan ataupun penurunan selama satu semester.
Namun, tak sama seperti tiga semester sebelumnya, dan kelas lain yang tengah berkumpul di dalam kelas mereka, Sakamada justru mengumbar tawa di kantin belakang gedung sekolah mereka.
Genap dua minggu atau lebih tepatnya semenjak ujian semester satu dilaksanakan, wali kelas Umum-lima menitipkan surat di meja kepala sekolah yang berisi perihal pengunduran.
Bahkan tanpa seucap kata perpisahan, Sakamada dihadapkan parade perpisahan yang dipenuhi kebimbangan.
Katanya, ia pergi dengan alasan melanjutkan pendidikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
dua lima pena, 2000
Fanfiction❛ Mereka terlalu gemar bercanda, hingga kau beri canda penuh luka. Semesta, apa semua itu belum cukup untuk mereka? ❜ non-baku