"Heh?!"
Jari telunjuk Bae Irene terhenti diudara dan mengarah tepat pada wajah pria yang wajahnya tidak asing lagi baginya. Perlahan jarinya diturunkan kembali seiring dengan kedua matanya yang melotot sejadinya. Baru saja ia hendak membuka suaranya langkah kaki terdengar begitu pintu didorong perlahan, Irene yang mengira itu Jaehyun hanya melengos begitu seorang pelayan muda membawa satu baki berisi air minum dan menaruhnya diatas meja, setelahnya pelayan itu membungkuk kearah Mino dan Irene kemudian kembali berlalu dari ruangan itu dengan tangan menutup pintu.
Bae Irene menghela nafasnya dengan kelu, perlahan ia melirik kearah gulungan kertas yang berisi sketsa milik Jaehyun yang tergeletak begitu saja diatas meja. Kedua matanya kembali mendongak begitu mendengar suara deheman dari pria yang kini duduk disebrangnya.
"Kita bertemu lagi" Sapa nya dengan manis.
"Tidak kusangka host sepertimu memiliki pekerjaan sampingan" Desis Irene sebal, Song Mino yang mendengarnya sontak memutar kedua matanya dan menunjukkan jari telunjuk kearah hidungnya, kedua mata nya melebar tidak yakin atas apa yang baru saja ia dengar. Bae Irene kemudian menyeringai dengan kepala mengangguk mengiyakan keraguan pria itu.
"Host?? Aku bos disini?!"
"Bukannya malam kemarin kau bilang kalau dirimu itu seorang host"
Song Mino mendecak ditempatnya. "Tidak ada seorang host yang bisa menjadi bos sekaligus ---ahh, bukannya kau juga sama? Jadi .. Ini pekerjaan sampingan atau utama?"
Irene membeliak tidak sabar lalu siap menyemburkan emosinya yang sudah naik ke ubun-ubun.
"Are you kidding me? Seharusnya aku yang menanyakan hal itu? Katanya kau ini host dengan tarif paling mahal, mana? Permainan mu payah ... Amatir"
"WHATT!! Apa kau bilang hah! Sebaiknya kau ingat lagi, siapa yang memasang tarif 15 Juta Won, tapi tenang saja aku pasti membayarnya, bagi orang kaya sepertiku 15 Juta Won bukan masalah besar. Dan terima kasih untuk semalam,kau sama sekali belum pernah melakukannya dengan siapapun ya?” tanya Mino dengan setiap nada cibiran didalam perkataannya, Irene mengerang ditempatnya ia melempar gulungan sketsa itu ketengah meja dan berdiri.
“Dasar laki-laki bajingan! Sudah jelas kau itu host!”
“Aku bos” balas Mino tidak terima.
“Dan satu lagi, beraninya kau mencuri malam pertamaku! Dasar brengsek, seharusnya aku bisa merasakan malam pertamaku dengan bahagia, tapi ini .....huh!”
Mino mendesis dan tertawa terbahak-bahak, ia melonggarkan eratan dasinya dileher dan beranjak bangun, pria tampan itu berjalan perlahan mendekati Irene. “Perawan huh! Seharusnya kau tidak melakukannya denganku,tapi maaf aku sudah mendapatkannya” ejeknya.
Bae Irene perlahan mendekat kearah Mino dan menarik dasinya hingga pria itu membungkuk dengan wajah berhadapan dengannya.
Perempuan itu menyeringai perlahan dan membuka mulutnya "Dasar penjahat kelamin! Seharusnya kau bangunkan aku,seenaknya bermain sendirian! Aku juga ingin merasakannya, dasar brengsek!!!” teriaknya tepat didepan wajah Mino, setelah puas Irene melepaskan tangannya dari dasi Mino dan menepukan kedua tangannya dengan seringai bahagia.
Song Mino terdiam dengan mata memutar kaget, perlahan ia menguasai dirinya dan melirik kearah gulungan kertas yang dilempar Irene diatas meja, ia berdehem sesekali dan mendekat kearah Irene yang masih menatapnya dengan benci.
“Sayang sekali, sepertinya Donghae-hyung tidak mendapat tender ini, ahh itu karena dia mengirimmu untuk meeting, coba kalau dia mengirim yang lain. Aku mungkin akan langsung menyetujuinya” ancamnya dengan suara mendesis, Mino mendekatkan wajahnya hingga ia bisa dengan jelas menatap wajah Irene yang terdiam kaku, saat memperhatikan leher perempuan itu Mino mendekatkan satu jarinya dan menyentuhnya pelan sementara Irene menjauhkan dirinya kesal.
“Memerah, bekas tadi malam kan? Hampir saja aku tidak melihatnya”Perempuan itudengan cepat menutup lehernya dengan tangan dan mencebil, “Awas saja kau! Dan satu lagi, sebagai bos seharusnya kau mengambil keputusan setelah berembuk dan mendengarkan ucapan kolegamu”
Mino tertawa lepas mendengarnya dan kemudian duduk ditepian meja, “Kalau kau mau melakukannya sekali lagi denganku, aku akan berfikir kembali” jawabnya dengan nada suara penuh ejekan, Irene meremas tangannya dan menarik gulungan itu kemudian menghempaskannya dilantai. Gadis itu menginjaknya beberapa kali dan menoleh kearah Mino yang hanya tersenyum mengejek kearahnya.
“Dasar brengsek! Bos macam apa kau, orang sepertimu tidak pantas menjadi bos! Dan jangan pernah bermimpi bisa menyentuh tubuhku lagi, aku akan mencari klien baru jadi simpan cibiran jelek mu itu!”
Seru Irene kesal dan memutar tubuhnya tapi Mino dengan cepat menahannya. Pria itu menariknya begitu kencang hingga ia terjerembab jatuh kepelukan pria tampan itu. Irene yang panik mencoba melepaskan diri tapi laki-laki itu malah mendekatkan kepalanya,mencoba mencium bibirnya dengan buas, sekali lagi. Seperti yang ia lakukan persis tadi malam, sebelum akhirnya pria ini terjatuh dan kalah oleh kantuknya. Irene yang awalnya hanya diam menggeram dalam hati begitu bibir pria itu mulai nakal, menekan permukaan bibirnya dan membuat perempuan itu pun akhirnya mengalah dan membiarkan pria itu melumat habis bibirnya. Ia hanya membiarkan tangannya menggantung begitu saja. Song Mino bahkan dengan buas menciumi bibirnya, sesekali bahkan pria itu menghisap bibir bawahnya dengan kuat.Nafas yang semakin sesak pada akhirnya membuat Irene mencoba mendorong dirinya menjauh dan mengusap bibirnya yang basah oleh saliva.
“Kau juga menginginkannya kan?”
“Tidak”
“Oh ya, mengaku saja. Aku yakin kau menginginkannya, bukankah kau ingin merasakan bagaimana rasanya malam pertama? Kau bisa melakukannya denganku” sahut Mino dengan smirk yang menghiasi wajah menyebalkannnya.
“Hanya dalam mimpimu bodoh! Itu tidak akan terjadi”
“Ah begitu....aku akan menghubungi Donghae-hyung dan bilang kalau kerja sama kita sayang sekali harus batal dan itu karena marketingnya tidak mampu membujuk klien” ujarnya dengan wajah serius dan ucapan penuh nada ejekan.
Irene menghela nafasnya saat Mino meraih ponselnya, bibirnya mendecak begitu pria itu mulai menggeser-geser layar dengan wajah menyeringai, tidak sabar perempuan itu merebut ponsel pria itu langsung dari tangannya dan menyimpannya diatas meja. Sejenak Irene memejamkan matanya dengan bingung. Pikirannya bercabang menjadi dua bagian. Disatu sisi ia memang penasaran dengan hal itu, oh ayolah siapapun pasti ingin merasakan bagaimana rupanya malam pertama, tapi disisi lain Irene dilema karena kalau menerimanya ia justru merasa seperti dijebak oleh pria ini. Kenyataan kalau dia bukan host memang mengejutkan tapi, melihatnya saja Irene sudah naik darah.
“Bagaimana?” usik Mino begitu kedua matanya menangkap wajah bingung dihadapannya.
“Baiklah”
“Benarkah?” tanya Mino yang sepenuhnya terkejut, Bae Irene mengangguk pelan dan berlalu dari ruangan itu tapi Mino kembali menahan tangannya yang membuat kepala Irene kembali menoleh kearahnya, perempuan itu mendesis begitu mereka kembali beradu pandang "Apa lagi bodoh!”
"Aku yang menentukan tempatnya jadi sebaiknya kau tidak pergi kemana-mana” perintahnya dengan senyuman seringai bahagia yang tidak bisa ia sembunyikan.
“Aku bukan pelayanmu! Mimpi saja sana, dasar brengsek” maki Irene emosi dan langsung menyentakkan tangan Mino begitu saja.
Mino dengan cepat melepas tangan perempuan itu dan mengusap ujung bibirnya yang juga basah.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKEN [FIN]
FanfictionPercayalah, Song Mino itu sebetulnya baik. Dia hanya tidak mampu mengekspresikan bagaimana perasaannya saja. Mungkin itu memang kenyataan, tapi tetap saja bagi Irene ini sulit. TAKEN a Minrene Story ©ziewaldorf