Hachi

867 117 5
                                    

"Tendernya bagaimana?"

"Hmm"

Bae Irene yang mendengar jawaban tidak pasti itu melebarkan kedua matanya lalu mendesis, ia bahkan akhirnya bersiap melempar bantal kursi yang tengah ia peluk tepat kearah kepala Mino yang kemudian menaruh majalah yang ia baca dengan sikap santai dan menangkap lemparan bantal kursi itu sebelum mengenai kepalanya dan menyimpannya di sisi kanan. Song Mino kemudian mendongakkan kepalanya kearah Irene yang sedang merebahkan kepalanya diatas sofa panjang miliknya. Mino sengaja meminta cuti dan meminta agar perempuan Bae itu izin tidak bekerja untuk hari ini. Perlahan pria Song itu melirikkan kepalanya kearah layar plasma yang tengah menampilkan tayangan kartun, bibir nya mendecih seketika.

"Apa hanya ini yang kau lakukan saat libur? Menonton acara anak-anak dan hanya tidur sepanjang hari?"

Irene yang mendengar cibiran itu kembali diucapkan perlahan mendongakkan kepalanya. "Itu masalah bagimu?" Tanya nya dengan satu alis terangkat dan bibir yang mendecih.

"Tidak" Balas Mino pendek.

"Yasudah" Sahut Irene lagi, perempuan itu kini bahkan mendekatkan kepalanya kebantal dan mulai mengerjap-ngerjap ketika rasa kantuk kemudian menerpa. Ketika kedua matanya hampir saja terpejam sempurna Mino kemudian mendekat kearah perempuan itu dan berteriak tepat didepan telinga Irene.

"TADAAA!!!"

"Brengsek!! Aku mau tidur!" Umpat Irene begitu suara berat dan kencang itu mengusik kantuk yang pada akhirnya menguap begitu saja. Perempuan itu kemudian beranjak duduk dengan bibir menggerutu sementara Song Mino kemudian menyeringai puas ditempatnya. Ia kemudian mengangsurkan satu buah paper bag dan menaruhnya diatas pangkuan Irene ketika gadis itu hanya menatapnya dengan kedua mata membeliak. Bae Irene yang masih emosi menaikkan satu alisnya dan kemudian mencebil.

"Apa ini?"

"Buka saja"

"Aku sedang tidak mood bertengkar, jadi kalau kau hanya berniat mengerjaiku, aku akan menghajarmu Song-sajang!" Ancamnya dengan marah. Mino yang mendengarnya terbahak seketika, ia lalu mendudukan dirinya diatas sofa dan melipat kedua kakinya begitu Irene membuka paper bag yang baru saja dia berikan. Kedua matanya tidak lepas dari tangan Irene yang kemudian menarik sesuatu dari dalamnya, perempuan itu bahkan melongo sejenak begitu sebuah gaun berlace tipis tersentuh oleh jemarinya. Ia menimangnya beberapa saat begitu tangannya berhasil menariknya keluar dari dalam paper bag.

"Apa ini?"

Mino yang mendengarnya menurunkan satu kakinya dan mendecak. "Masih bertanya, itu gaun... Bodoh!"

Bae Irene yang mendengar jawaban sinis itu mendelik sebal kearah Mino  " Aku tahu ini gaun, tapi ini untuk apa? Tsk ..." Balasnya dengan decihan yang kemudian terdengar. Song Mino yang mendengar umpatan balasan itu hanya mendengus, ia menyentuh ujung dagunya dan menyeringai kearah gadis itu. Satu alisnya terangkat membentuk seringai melecehkan.

"Tadi kau bertanya kan bagaimana nasib tendermu? Nanti malam ada pertemuan antar Group Perusahaan, Lee Donghae sudah memastikan untuk hadir di pertemuan ini. Dia benar-benar berharap tender ini terlaksana" Gumam Mino yang kini mengusap ujung dagu nya lagi. Menikmati wajah polos Bae Irene yang kebingungan.

"Tsk jangan berputar-putar, bicara saja yang jelas?!"

"Bodoh?!"

"Itu karena kau tidak menjelaskan apapun!"

Mino yang mendengarnya menepukkan kedua tangannya diatas paha. "Dasar bodoh, begitu saja kau tidak paham. Datang saja nanti malam, kau akan tahu bagaimana nasib tendermu"

Bae Irene membulatkan matanya dan menyimpan gaun itu diatas meja, ia kembali merebahkan tubuhnya dan mulai memejamkan matanya dengan cepat. Song Mino perlahan  menarik nafasnya dan tersenyum kecil melihat perempuan itu, dengan seringai nakal diujung bibirnya pria tampan itu beranjak bangun dan melangkah mendekati Irene. Satu tangannya terulur kearah rambut perempuan itu dan menyibaknya perlahan, Irene hang kemudian membuka matanya mendelik  saat Mino mulai menyentuh pelipisnya dengan lembut.

“Kau mau apa?”

“Ini..” ujarnya pelan dan menarik daun telinga Irene dengan sedikit kuat, setelah perempuan itu bangun Mino melepasnya dan berlari kekamarnya. “Bodoh! Apa yang kau lakukan! Ini sakit!!!” umpatnya sebal, Bae Irene  menghentakkan kakinya dan beranjak bangun, ia masuk kekamar pria itu dan membanting pintunya dengan keras. Mino hanya terbahak dengan tubuh merebah diatas tempat tidur.

“Kau ini kenapa sih, itu sakit tahu!”

“Hahahaha, kau yang salah. Tidak ada hal lain yang bisa kau lakukan selain tidur memangnya?”

“Oh please, aku mengantuk! Siapa suruh kau menjejali perutku dengan makanan sebanyak itu heh!”

“Itu tidak harus kau makan semuanya by the way"

“Masa bodoh, awas geser aku mau tidur!” sentak Irene sebal.

Mino melebarkan kakinya dan merentangkan kedua tangannya menghalangi Irene  yang hendak naik keatas tempat tidur, perempuan itu mendesis dan menyentakkan kakinya kemudian merebahkan tubuhnya dengan sedikit memaksa. Terdengar pekik kesenangan saat gadis itu berhasil merebahkan kepalanya, Song Mino kemudian mendekati perempuan itu dan membiarkan kepala mereka beradu, “Kau ikut kan?” tanyanya dengan suara melunak,  Irene yang mendengar suara lembut itu terdengar hanya menarik nafas dan mendongak menatap langit-langit kamar bervinyl cokelat itu.

“Menurutmu?”

“Aku sudah bilang pada Donghae-hyung kalau kau hadir nanti malam” ucap pria itu pelan, tepat didepan telinga Irene, satu seringai muncul diujung bibirnya, Mino kemudian menjauhkan kepalanya dan tertidur sedangkan Irene yang tersadar membeliak dan menoleh dengan tergesa kearah pria itu, Mino yang melihatnya hanya mendengus dan tetap tersenyum, “Dasar brengsek, kenapa tidak meminta pendapatku dulu!”

“Apa itu penting?”

Irene sekali lagi hanya bisa menarik nafasnya dan merebahkan kepalanya dengan lesu. Laki-laki ini memang akan selalu menjadi pria paling menyebalkan yang ada didalam hidupnya.

"Setidaknya kau tanyakan dulu pendapatku, kau tidak bisa mengambil keputusan sebelah pihak seperti ini!" Cicit Irene sebal, ia mendelik ketika pria Song itu hanya memejamkan kedua matanya dengan smirk yang masih saja terpasang dengan sangat menyebalkan. Mino bahkan hanya tersenyum seperti orang gila ketika Irene terus menerus mengoceh.

-tidak waras- umpat Irene dalam hati.

"Laksanakan saja tugasmu. Berisik sekali" Jawab Mino dengan seringai yang begitu menyebalkan. "Bersikaplah seperti gadis baik dan menurut padaku, tendermu mungkin akan berjalan dengan sempurna--"

"Brengsek!"

"Tsk ... Kalau tidak mau yasudah!"

"Aku kan tidak bilang tidak mau"

"Lalu masalahnya dimana?!!!" Sentak Mino akhirnya. Emosi nya meledak lagi, pria Song itu sudah membuka kembali kedua matanya dan mendecak begitu Irene yang kemudian mendecih. "Kau senang kan? Bilang saja... Aku bisa melihatnya dari wajahmu itu ko" Sindirnya yang kemudian membuat Irene melemparkan bantal kearah Mino.

"Yaakk!!!"

"Diam, aku mau tidur" Sentak Mino yang membuat emosi Irene kembali naik.

Pria Song ini memang tidak bisa dipegang omongannya.

Menyebalkan.

Tapi Irene suka.

'Aku pasti sudah gila' sahut Irene dalam hati.










Bersambung

Taken is up
Ada yang nungguin kah? Maaf ya lama wkwkkw musim ujian online jadi aga ribet sama hp...

Doakan punya hp banyak wkwkkwkwk
#ga gitu

Happy reading, stay safe everyone

TAKEN [FIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang