"Ah dasar sial! Brengsek!! Sepertinya aku harus pergi ke kuil dan membeli jimat minggu besok, ah sial sial!"gerutu Irene sepanjang perjalan pulang dari ruangan rapat ke lobby, beberapa orang yang berpapasan dengannya mengerutkan dahi bingung dengan tingkahnya yang bersungut-sungut sepanjang jalan. Bae Irene perlahan mendongakan kepalanya dan dengan cepat kembali menunduk saat ia sadar orang-orang itu menatap heran kearahnya. "Tuh kan? Sudah sial, aku pasti disangka orang gila sekarang!" gerutunya semakin kesal.
Saat memutar melalui lorong belakang ia menghela nafas lega saat melihat ujung parkiran terhampar lepas dihadapannya, Irene menghempaskan nafasnya dengan lega saat sadar melewati ruangan lobby begitu mudahnya, dengan cepat ia merogoh sakunya dan mencari kunci mobil, sedetik kemudian dahinya berkerut-kerut saat kembali meraba ujung saku dengan tangannya, Irene menarik nafasnya dengan cepat dan tidak beraturan dihantui rasa panik dan menggaruk belakang kepalanya. Beberapa orang kemudian berlalu lalang dihadapannya dan sibuk dengan mobilnya masing-masing.
"Astaga..aku pasti terkutuk sekali, kunci dimana kau" gerutunya kesal, Irene menunduk dan berpura-pura sibuk dengan ponselnya, mencoba mencari nomor kontak Jung Jaehyun siapa tahu pria Jung itu yang memegang kunci nya dan kemudian mendecak sendiri begitu tersadar ia tidak memiliki kontak pria muda itu, Irene bahkan ingin berteriak saat ini. Secure parking sudah menatapnya dengan waspada dari ujung lapangan, perempuan itu membalikan tubuhnya dan mencebil cemas. Dari awal ia memang sudah sial bertemu laki-laki itu, dan sekarang semuanya yang berhubungan dengan laki-laki itu pasti membawa bencana buatnya.
"Kuncimu hilang?"
Irene yang kemudian menoleh melengos saat ia melihat siapa yang bertanya dengan suara penuh ejekan itu, Song Mino memutar tubuhnya dan melirik keadalam mobil kemudian menggelengkan kepalanya, ujung bibirnya yang selalu terhias senyum mengejek dan memuakkan bagi Irene, "Apa ini benar mobilmu? Jangan-jangan kau mau mencuri mobil orang, lihat secure parking sudah memelototimu dari tadi hahahaha"
Bae Irene mengerjapkan matanya sebal, "Ini semua gara-gara kau, aku menjadi sial seperti ini karena kau"
"Hah, jaga ucapanmu. Tidak ada yang sial setelah bertemu denganku, jangan menyalahkan aku gadis bodoh, kalau kau sial itu karena kau sendiri pembawa sial" balas Mino tidak terima.
"Dasar brengsek!"umpat Irene kesal.
Mino mendesis dan berlalu dari hadapan gadis itu ia dengan cepat memutar dan menekan ujung kunci, satu mobil berwarna hitam menyala, pria itu kemudiam menoleh kearah Irene dan tersenyum sinis dari ujung bibirnya. Ia mengedikkan bahunya penuh kemenangan dan dengan cepat masuk, tepat saat pria itu membuka pintu dan masuk Irene dengan cepat berjalan kearahnya dan masuk kedalam mobil itu.
"Apa yang kau lakukan?" hardiknya dengan kaget, Irene menutup pintu dengan perlahan dan memakai selfbelt dengan diam. Mino bahkan sudah mengernyitkan satu alis matanya marah, "Aku tidak tahu kunci mobilnya ada dimana, karena ini kantormu maka kau harus mengantarkan aku kembali kekantor Donghae-sajang, kalau kau tidak mau satu mobil bersamaku kau boleh keluar dari sini" balas Irene dengan suara sesantai mungkin
"Ini mobilku! Seenaknya menyuruhku!"
"Sudah diam! Mulutmu seperti perempuan" balas Irene kesal, Song Mino membulatkan matanya dan mencebil marah tapi Irene memalingkan wajahnya kejendela, mengabaikan Mino yang sudah mengepalkan buku jarinya serta menggemeletukkan giginya dengan marah.
Dengan kesabaran tersisa ia menekan kunci dan menghidupkan mobilnya dengan suara keras, Irene sontak memejamkan matanya menahan emosi yang menggelegar dari dalam tubuhnya. dengan satu kali sentak Mino bahkan membawa mobil itu keluar dari parkiran, ia sengaja menaikkan kecepatan sampai ke yang paling tinggi. Sesekali ia melirik kearah Irene yang masih memalingkan wajahnya dengan senyum sinis, tidak ada yang pernah menekannya seperti ini. Perempuan ini pasti sangat bodoh bila sampai berani membuatnya marah seperti ini. Seumur hidup Mino tidak pernah disuruh dan diperintah oleh seorang perempuan.
Keduanya terdiam selama perjalanan, Irene sama sekali tidak menolehkan wajahnya sedangkan Mino sama sekali tidak ingin membuka percakapan, ia terlalu kesal hingga tidak ada keharusan baginya untuk mengajak perempuan itu berbicara. Satu ide sinting kemudian terlintas dibenak pria tampan itu, dengan senyum sinis tertahan ia menoleh kearah Irene dan membelokan kendaraannya, Mino memutar kendaraannya dan kemudian masuk kedalam sebuah gedung besar, perlahan ia menghentikan kendaraannya dan memarkirkannya diujung lapangan. Pria Song itu kemudian menghentikan mesin kendaraannya dan melepaskan selfbelt yang menahan tubuhnya dan kemudian membuka kunci setiap pintu.
"Ini dimana?" tanya Irene begitu sadar mobil yang ia naiki berhenti ditempat yang asing baginya.
Mino yang mendengarnya mendesis kesal dan memutar kedua matanya dengan sinis, "Di apartemenku" jawabnya dengan datar, dan seperti yang diduganya perempuan Bae itu menoleh kearahnya dengan pandangan terkejut. "Apa kau tuli? Tadi aku memintamu mengantarku ke kantor!" pekiknya dengan marah, Song Mino yang mendengarnya tertawa dan kemudian mendekatkan wajahnya kearah Irene yang mematung ditempatnya, "Aku bukan supir, kalau kau ingin diantar sebaiknya cari TAXI!" ucapnya tajam.
Irene kemudian menggeser tubuhnya dan melepaskan selfbelt ditubuhnya, ia menggeser bahu Mino dan duduk dengan bibir cemberut, menyesal ia sudah mempercayai pria sinting ini. Perempuan itu menggerakan tubuhnya kesal, Mino sudah membuka pintu dan keluar sementara ia hanya membeku tempatnya dengan perasaan serba salah. Kalau ia turun maka laki-laki itu pasti akan mengejeknya habis-habisan, mungkin bisa saja ia kabur saat laki-laki itu membuka mobil, Irene bisa saja melakukan itu, tapi ia sangat yakin kalau pria itu akan melapor pada Lee Donghae, atasannya, kalau ia melakukan hal bodoh dan menyebalkan.
"Aku bisa gila sendiri disini, dasar brengsek" gumamnya, Mino kemudian mengetuk kaca mobilnya dengan suara keras, Irene yang tahu pria itu sengaja melakukannya hanya melempar pandangan marah dan membuka pintu dengan kasar,"Berisik!" umpatnya dan bergegas turun dari mobil, Song Mino melipat kedua tangannya didada dan mencebil.
"Aku akan mencari taksi sendiri! Kau memang tidak bisa dipercaya" umpatnya sebal dan berjalan dengan menghentakkan kakinya, Mino yang melihatnya hanya menjulurkan lidahnya sebal dan kemudian menyusul wanita itu.
"Ada apa lagi!!!" sentak Irene kesal saat Mino menahan lengannya, pria tampan itu mencibir dan memutar paksa tubuhnya dengan kencang,satu tarikan di bahu mau tidak mau memaksa Irene untuk berjalan masuk ke lobby utama. Saat mencapai meja resepsionis Mino mengeluarkan satu buah card berwarna merah dan perempuan yang duduk dibelakang layar komputer itu menerimanya dengan sangat manis, saat ia mengembalikan kartu itu matanya dengan sengaja menatap Irene yang ditarik satu lengannya oleh Mino. Perempuan Bae itu mencebil kesal pada perempuan resepsionis yang mungkin sudah menuduhnya yang tidak-tidak.
"Hurry" desis Mino sinis saat keduanya sudah melewati bagian resepsionis beberapa meter, Bae Irene menghela nafasnya didada dan berjalan tidak beraturan, saat Mino menekan beberapa tombol di lift Irene menggunakan kesempatan itu untuk melepaskan tangannya dengan kasar.
"Apa yang kau lakukan bodoh! Mau menculikku hah!"
TIIIIING
Sesaat pintu lift terbuka Mino memutar kepalanya dan mencebil pada Irene yang mematung, dengan langkah kasar ia kembali menarik bahu perempuan itu dan mendorongnya masuk kedalam lift dan membiarkan lift tertutup. Bae Irene memejamkan matanya dan menghempaskan nafasnya kesal, ia tidak bisa diperlakukan sekasar ini.
"Kau..!!!" serunya dengan emosi yang naik berlipat-lipat.
"Sudah diam! Cerewet!"
"Aku bukan cerewet! Aku mau pulang!"
Bantah Irene tidak terima, Mino hanya mendecih sebal dan mendesis kearah perempuan itu, "Sudah jangan banyak bicara, bukankah kau sudah menyetujuinya. Lagipula aku tidak sudi menculikmu, jangan bersikap seperti anak kecil, perempuan bodoh!""Kau yang bodoh, laki-laki brengsek, kasar, kurang ajar -"
Irene terdiam seketika, Mino dengan cepat memeluknya dan lebih menekan bibirnya memaksa perempuan itu membuka mulutnya sehingga ia bisa memasukkan lidahnya kedalam rongga mulutnya. Perempuan Bae itu hanya terdiam dengan lengan Mino yang melingkar erat dipinggangnya. Seumur hidupnya ia baru merasakan ciuman seperti itu, malam itu tidak seperti ini. Basah dan sedikit err menggelitik,dengan kekuatan tersisa ia menengadahkan wajahnya memaksa Mino menghentikan ciumannya. Pria tampan itu membuka matanya terganggu dan mencebil.
"Apa yang kau lakukan" hardiknya, Bae Irene memejamkan matanya dengan senyum simpul tersembunyi dan membatin. Tuhan memang tengah memasukkannya kedalam lubang neraka.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKEN [FIN]
FanfictionPercayalah, Song Mino itu sebetulnya baik. Dia hanya tidak mampu mengekspresikan bagaimana perasaannya saja. Mungkin itu memang kenyataan, tapi tetap saja bagi Irene ini sulit. TAKEN a Minrene Story ©ziewaldorf