Bab ini dikerjakan oleh STEVANYLA
Pemain perempuan oleh DeswitaAeraBab ini terdiri dari 2858 kata.
💧
Gelap.
Tidak ada cahaya.Sunyi.
Tidak ada suara.Di mana aku?
Mataku tidak bisa melihat apa pun.Aku meraba sekeliling, aku tertidur? Atau pingsan? Kenapa aku tiduran di atas tanah?
Apa yang ada di sampingku? Keras. Kasar. Aku meraba dan mengingat-ingat benda apa yang saat ini kupegang. Pohon? Apakah ini pohon?
Oh, sepertinya aku tidur di atas tanah dengan kepala yang berada di akar pohon? Semoga saja perkiraanku tidak salah. Semoga.
Aku berusaha duduk. Aku melihat ke sekeliling. Gelap. Apakah aku sedang berada di hutan? Atau di sebuah tempat yang menyeramkan?
Sejak kapan dan kenapa aku bisa berada di sini?
Aku beringsut berdiri. Badanku tidak ada yang sakit, berarti aku tidak terluka.
Aku kembali meraba benda di sampingku, yang kuyakini merupakan pohon. Semoga saja memang pohon, bukannya dinding rumah tua.
Aku harus pergi dari tempat ini. Aku harus mencari cahaya.
Tempat ini sunyi sekali. Tidak ada suara sama sekali. Sepanjang jalan, aku hanya mendengar ranting pohon yang kuinjak. Sebenarnya aku di mana?
"Levan, Levin!"
Tidak ada jawaban. Ke mana mereka berdua? Kami bertiga selalu bersama sejak kecil, tidak pernah terpisahkan. Aku panggil lagi saja.
"Levan, Levin!"
Nihil. Mereka berdua ke mana? Apakah aku sendirian di tempat gelap gulita ini? Apa jangan-jangan mereka berdua ada di sekitar sini, ya. Kami bertiga sudah berjanji tidak akan meninggalkan satu sama lain dalam keadaan apa pun. Mungkin mereka ada di sini juga. Tapi di mana? Aku tidak bisa melihat apa pun, bagaimana caranya aku dapat menemukan mereka?
"Altheo!"
Hah? Siapa?
Siapa yang memanggilku?
Dari mana arah suara itu? Kumohon panggil aku lagi.
"Ke sini."
Apa? Ke mana? Aku harus ke mana? Aku tidak bisa melihat apa pun?!
"Al, ke sini."
Hah? Ke mana? Aku sudah bilang, aku tidak bisa melihat apa pun?! Beri aku petunjuk sedikit saja. Aku harus lurus? Balik arah? Ke kanan? Atau ke kiri?
"Al, ikuti kata hatimu."
Kata hatiku? Aku tidak tahu, hatiku tidak mengatakan apa pun. Pikiranku buntu, tapi kakiku selalu mengarah ke depan.
"Al, kamu bisa."
Apa, sih? Bisa apa? Dibilangin kalau bicara padaku itu yang jelas. Jangan pakai kode-kode segala, otakku pasti loading parah!
Kakiku lelah. Sepertinya aku sudah berjalan cukup jauh, tapi kenapa aku tidak kunjung menemukan cahaya? Kenapa suara yang memanggilku tadi, tidak bersuara lagi? Aku harus ke mana? Hatiku bingung untuk menentukan langkah selanjutnya.
"Nara bohong! Katanya Al akan bangun sekitar satu jam lagi. Ini sudah lebih dari tiga jam. Benaran, akan kubunuh dia!"
Suaranya familier. Iya, benar, itu suara Levin. Di mana dia?
KAMU SEDANG MEMBACA
OENOMEL
FantasySekelompok makhluk berbeda kaum yang bersatu dengan satu tujuan yang sama yaitu, mencari keadilan. Sejak dilahirkan, kita selalu tidak sengaja bertemu dengan orang yang tidak dikenal. Ada yang berakhir dengan sekadar mengenal, adapula yang berujung...