Sebelumnya, untuk yang ingin membaca cerita ini. Aku mau kasih tahu, kalau cerita ini setiap babnya kemungkinan akan terdiri dari 2300 kata lebih, bahkan bisa mencapai 3000 kata.
Bab ini terdiri dari 2357 kata.
Oke, hanya itu. Silakan membaca, semoga kalian menikmati dan suka dengan ceritanya.
Bab ini dikerjakan oleh STEVANYLA
Pemain perempuan oleh DeswitaAera❄❄❄
Hari menjelang sore, awan kabut pekat berkerumun di atas langit. Seperti akan turun hujan atau sedang terjadi sebuah kebakaran?
Warga desa yang dari tadi sibuk meletakkan berbagai makanan yang dibungkus plastik atau pun di letakkan di atas dahan pohon pisang, berangsur mulai kembali ke rumah masing-masing.
Puluhan makanan yang terlihat enak dimakan, sangat menggugah selara. Cacing-cacing diperut meraung-raung melihat makanan-makan tersebut.
"Terima kasih banyak, kalian telah membuat kami terbebas dari nyamuk." Bapak kepala desa menyebalkan itu kembali berkata. Entah kenapa, perkataannya selalu terdengar sebuah sindiran bagiku. Menurut kata hatiku, bapak kepala desa itu tidak tulus mengucapkannya. Lihat saja, saat mengatakan kalimat itu, dia tidak melihat ke arah kami.
Cih, kalau bukan karena ayah. Aku gak sudi membantu Desa Histeria yang dihuni oleh siluman burung pipit dan burung kakatua ini. Biarkan saja kalian semua mati disedotin darahnya sama para nyamuk raksasa! Mana perlu, kalau tuh nyamuk pada doyan daging. Semoga daging kalian juga dimakan sama nyamuk raksasa!
Menghabiskan tenaga ke sini. Cuma dikasih makan, eh, lumayan sih dikasih makanan daripada engga sama sekali. Aku cukup bersyukur. Walau keinginanku, mereka memberi kami sekeping uang emas. Haha, mana mungkin!
Lagi pula aku ke sini, ingin membuktikan pada warga desaku yang selalu meremehkanku yang katanya cuma bisa nangkepin serangga.
Dih, mereka gak tahu apa? Nangkep serangga juga butuh keahlian? Coba memangnya ada yang bisa menangkap jangkrik sepuluh dalam waktu satu menit. Gak, kan? Cuma aku yang bisa.
Aku menoleh, memerhatikan kedua temanku yang sibuk memasukkan makanan pemberian warga Desa Histeria ke dalam tas kayu yang kami bawa.
Aku menggeser agak ke pojok, males banget duduk bersebelahan dengan Bapak Kepala Desa Histeria. Bawaannya pengin kuceburin dia ke dalam sumur atau menarik janggut panjangnya yang dikepang itu.
Kalian pengin tahu, kenapa aku dan kedua temanku bisa berada di desa seberang, Desa Histeria? Jadi ceritanya begini.
Aku dan kedua temanku sedang melatih kekuatan kami. Di belakang halaman rumahku. Rumah kami bersebelahan.
Kami lagi asyik saling melemparkan benang jaring ke langit. Kami berlomba, siapa yang bisa menangkap burung yang sedang terbang di langit dengan benang jaring, itulah pemenangnya dan hadiahnya akan mendapatkan sup ayam jatah makanan yang dimiliki yang kalah. (Kami mendapatkan sup ayam dari ayahku, seminggu sekali. Bagi kami, sup ayam adalah makanan paling mahal dan istimewa)
Selama dua jam, tidak ada yang berhasil menangkap burung. Padahal bulan ini, banyak burung yang sedang migrasi dari pantai ke lautan.
Lalu kami istirahat, kelelahan. Kami bercengkrama sambil memikirkan bagaimana caranya menangkap burung dengan benang jaring. Aku berdiri, salah satu temaku yang bernama Levan berteriak heboh saat tikus melewati kakiknya. Levin ikutan, dia menubrukku dan aku nyungsep, entah kenapa tanganku malah mengeluarkan benang jaring.
KAMU SEDANG MEMBACA
OENOMEL
FantastikSekelompok makhluk berbeda kaum yang bersatu dengan satu tujuan yang sama yaitu, mencari keadilan. Sejak dilahirkan, kita selalu tidak sengaja bertemu dengan orang yang tidak dikenal. Ada yang berakhir dengan sekadar mengenal, adapula yang berujung...