Bab ini dikerjakan oleh DeswitaAera
Pemain Lelaki oleh STEVANYLATerdiri dari 3869 kata.
My friend soo_OhYee90 yang berperan menjadi mermaid
🕊
Matahari sudah mulai memancarkan sinar teriknya dan kami mulai bersiap-siap untuk pergi menyerang lembah tawon sialan itu.
Aku sudah siap dengan tas ransel daun pisangku. Di dalamnya hanya berisi beberapa benda-benda yang kuanggap penting saja. Seperti belati, ramuan pemberian Nara, dan jepitan couple yang Nara belikan untukku dan Nedhia hari lalu. Masih ingat saat kami bertiga ke pasar waktu itu? Ternyata tanpa kami sadari, Nara membelikanku dan Nedhia jepitan, saat ia beralasan untuk ke WC. Gambar dan warna jepitan ini sangat cantik, aku menyukainya.
Aku melirik Nara, wajahnya begitu murung. Saat di omeli oleh Levin kemarin, entah kenapa Nara jadi pendiam. Aku mencolek bahu kiri Nara, ia menatapku dengan wajah cemberut.
"Kenapa? Kok, tidak semangat begitu?" tanyaku. Nara mengerjapkan mata beberapa kali dan menggeleng.
"Aku ... tidak apa-apa. Siapa bilang aku tidak semangat? Aku semangat, kok. Semangat sekali, sampai-sampai aku ingin membakar Altheo hidup-hidup," ujar Nara sambil menatap Altheo dengan seringaian yang cukup mengerikan. Aku ngilu mendengarnya. Dibakar hidup-hidup? Ck, ck, ck, eh, tapi aku cukup setuju, sih, kalau yang di bakar itu ... Altheo.
Altheo mendelik, "Apa kau bilang? Membakarku hidup-hidup?" Altheo tertawa sinis. "Sebelum kau melakukannya, aku akan membunuhmu terlebih dahulu!"
"Ayo, sini. Siapa takut?!" Nara kembali tersenyum menantang.
"Ada apa ribut-ribut?" timpal Nedhia yang tiba-tiba muncul dari samping kananku, dengan senyuman yang merekah.
"K-e-p-o!" sahut Nara dan Altheo kompak dengan nada sarkastik.
Nedhia menatap mereka berdua dengan cemberut. Altheo dan Nara kembali sibuk dengan urusannya masing-masing.
"Heh, Aqqia. Pakai, dong jepitannya," rengek Nedhia tiba-tiba, sambil memicingkan matanya.
"Hah, iya tuh! Aqqia, kamu gak pakai jepitannya. Susah-susah, loh aku membelinya." Kali ini Nara yang bersuara, menatapku jengkel.
"A-ahh~ iya-iya aku pakai," jawabku dan memakai jepitan itu ke rambutku. Kalau aku tidak memakainya, bisa-bisa sampai abad ke-21 Nara sama Nedhia tetap merengek.
"Gimana? Cocok, gak?" tanyaku dengan senyuman merekah.
Nara dan Nedhia mengangguk patah-patah dan tersenyum, "Hm, iya cantik. Tapi masih cantik kan aku." Nara dan Nedhia berucap kompak, dan membuatku cemberut. Sialan.
"Shuuttt berisik!" Javan berteriak. Sirik aja, nih emang anak.
Levan, Levin, Altheo, dan Javan muncul dari balik tirai. Menatap kami bertiga dengan tatapan sangsi. Ngajak tawuran kayaknya.
"Sudah siap belum?" tanya Levan sambil menggelantungkan tasnya ke bahu.
Kami bertiga mengangguk kompak.
"Oke, ayo jalan!"
🗺⛰🗺
Kami sudah sampai di Desa Meriss. Aku menguap lebar. Ngantuk sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
OENOMEL
FantasySekelompok makhluk berbeda kaum yang bersatu dengan satu tujuan yang sama yaitu, mencari keadilan. Sejak dilahirkan, kita selalu tidak sengaja bertemu dengan orang yang tidak dikenal. Ada yang berakhir dengan sekadar mengenal, adapula yang berujung...