4. Permainan Klasik

212 25 1
                                    

Irene bangun ketika mendengar suara ketukan dari meja. Kepalanya berat karena tidur terlalu lama. Pandangannya buram ketika ia membuka mata.

"Joohyun," seseorang memanggil namanya halus.

Irene menguap sebentar sebelum akhirnya nyawanya terkempul sempurna.

"Junmyeon?!" Dia berseru memundurkan badannya seketika. Perlahan realita kembali masuk ke dalam pikiran Irene membuatnya bisa melihat jelas pria yang duduk di depannya tersebut. Matanya menerima berbagai informasi baru di ruangannya.

"Hai, Noona," sahut seseorang lagi di depan Irene.

"Chanyeol?! Kamu ada disini?" Sinar mata Irene meminta keterangan.

Chanyeol mengangkat bahunya tersenyum polos.

"Kamu tertidur di ruangan. Wajahmu pucat. Seulgi bilang kamu melewatkan makan siang," Suho menaruh sekotak bento di atas meja Irene.

"Maaf," ucap Irene lemah. "Seulgi dimana?"

"Sedang di jalan menuju kemari," jawab Suho.

"Apa kabar Noona?" Chanyeol menyimpan tangannya santai ke dalam saku celana.

"Duduklah dulu," Irene mengesturkan tamu tidak diundangnya untuk duduk di sebelah Suho.

"Maafkan aku membawa Chanyeol. Kami baru pulang dari meeting kantor," Suho membuka kotak bento tadi dan menyiapkannya.

"Tidak masalah kan, Noona?" ucap Chanyeol hati-hati.

"Tentu tidak apa-apa. Kau ini seperti siapa saja," Irene tersenyum layaknya ibu kepada Chanyeol. "Aku jadi tidak merasa enak. Tidak ada apa-apa untuk disuguhkan disini..."

Chanyeol sontak menahan Irene. "Kami sudah makan kok, Noona. Tenang saja,"

Irene memiringkan kepalanya, "Benarkah? Kalau begitu baiklah, aku memercayaimu,"

"Ini. Makanlah," Suho menyuguhkan kontak bento yang sudah ia siapkan tadi untuk Irene. Ia menyerahkan sepasang sumpit untuk Irene gunakan. "Chanyeol yang memilihnya. Cepat makan dulu,"

Irene hanya diam dan menerima. Disantapnya sekotak bento itu dengan nikmat.

"Enak?" tanya Suho. Irene yang sibuk mengunyah dengan pipi kembung berisi makanan menganggukkan kepala. Sang suami tersenyum lega. "Makan yang banyak,"

Sementara itu, Chanyeol sibuk memperhatikan dua orang di depannya. Sebuah nostalgia berputar bagaikan film di kepalanya mengingat dia juga disana ketika Suho baru berkenalan dengan Irene.

Mereka belum menjadi suami istri waktu itu, lucu rasanya melihat mereka begitu dingin dan canggung kepada satu sama lain. Batin Chanyeol.

"Irene!" tiba-tiba Seulgi masuk ke dalam ruangan Irene terlihat terengah-engah mengejar nafasnya. Pipinya terbingkai merah dan digenggamnya erat sebuah ponsel di tangannya.

"Darimana saja kau, Kkangseul? Siang-siang seperti ini malah pergi bermalasan," Chanyeol bangkit berdiri menyambut Seulgi mendelik dengan cemoohan.

Seulgi yang baru datang, diejek oleh sang tamu tak diundang tentu tidak tinggal diam. "Aku dari makan siang. Seenaknya saja kau bicara. Dasar kuping gajah!" balas Seulgi.

Risak Rona [ON-HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang